25 Jan 2010

MENULIS TANPA DEADLINE

Deadline.....seperti momok yang membuat para wartawan kelabakan. Kaki bisa jadi kepala, kepala bisa jadi kaki. Apalagi sebagi reporter radio.

Hanya sebagai penggambaran kecil di tempat kerjaku dulu.
Berita tayang jam 4 sore. Sedangkan mulai jam 11 siang, setiap jam akan disisipi berita "teranyar" lintas berita. Hhhmmmmmmm otomatis sebelum jam 11 siang aku harus sudah mendapatkan minimal 1 berita. Dan peraturan menetapkan deadline untuk para reporter datang jam 2 siang untuk menyelesaikan berita dan ditayangkan tepat jam 4 sore. Menulis berita terutama berita radio tidak semudah menulis puisi, cerpen atau mungkin buku harian. Dan yang terpenting dari berita radio adalah Anti detail. Dari menulis skript berita, merekam, mencocokkan dengan "insert" nara sumber. Dan menepatkan waktu. Apalagi jika ada berita yang bersifat "kasusistik" dan menunggu nara sumbre sampa sore. Fuich...deadline manjadi sebuah pertemuan yang menakutkan dan seklaigus aku rindukan saat ini.
Selama bekerja aku jarang menulis tentang pikiranku, tentang duniaku, tentang pandanganku. Semua tercurah untuk sebuah "berita". Jangankan menulis tentang "hal-hal berat" menulis puisi saja sangat jarang aku lakukan, kecuali jika aku jatuh cinta. Tapi ada kebahagiaan dan mungkin merasa sedikit "aneh" saat mendengar beritaku dan suaraku muncul dari radio tetangga sebelah.

 Di penyebrangan Ketapang Gilimanuk

Dan semua berubah saat aku meninggalkan dunia Jurnalis dankembali ke dunia "nyata" sebagai seorang perempuan biasa. Waktuku terlalu banyak untuk hanya membaca buku dan searching di dunia maya, hingga aku memutuskan memperbaiki "blog" yang satu tahun lebih ku buat tapi tak pernah ku sentuh.
"Kembali menulis.......". Aku semakin menjadi "soulmate" bagi laptopku yang dulu selalu aku paksa untuk mengedit suara-suara dari nara sumberku. Menelusuri tiap-tips huruf di keyboars seakan membunuh waktu pelan-pelan. Menuangkan pikiran-pikiran tentag apa saja yang terjadi dan aku temui dalam perjalanan hidupku. Menulis tanpa di kejar deadline. Itu yang terpenting. Menulis pagi hari, siang hari atau bahkan tengah malam saat insomnia menyerang.
Hal yang paling menyenangkan menulis di pinggir lautan. Pantai Watu Dodol jalur utara Banyuwnagi

Tapi jujur.....aku paling tidak suka "meng-onani sebuah tulisan". Hhhmmmmmm maaf jika aku menggunakan kata-kata yang agak tidak sopan. Maksudnya adalah memaksakan untuk menulis sesuatu yang tidak di pahami. Sehingga terkesan "dipaksakan". Tidak ada kepuasan.

Untuk menulis satu tulisan terutama yang terkesan "berat" tidak aku lakukan satu hari atau dua hari. Tapi bisa berminggu-minggu. Mengumpukan semua materi tulisan, terkadang ngobrol deng beberapa orang untuk melihat sisi lain mereka dalam melihat sebuah masalah. Searcing sebagai pembandingan, bahkan nongkrong berjam-jam di toko buku untuk mencari referensi. Gratis, ekonomis, jika menarik dan cukup uang aku akan beli. Dan tentu saja aku belajar melihat dari sudut pandanga lain yang berbeda sudut pandangan seorang Ira, yang hanya perempuan biasa.
Katakanlah saat aku menulis tentang sosok seorang Gie, Aku berusaha melihatnya dari sisi lain dari sisi seorang aktivis yang sangat romantis. Atau mungkin saat aku mempertanyakan tentang keabsahan poligami dan poliandri. Atau sesuatu yang sedikit memalukan tentang keperawanan, kondom atau mungkin sebuah pertanyaan tentang kondom yang tak diperjualbelikan.
Atau mungkin catatan-catatan kecilku tentang perjalanan, buku ataupun film. Hhhmmmmm setiap melakukan sesuatu, pikiranku selalu melihatnya dari sisi lain. Walaupun terkadang banyak orang yang berseberangan dengan gayaku. But its ok....aku sangat menghargai sebuah perbedaan.
Termasuk saat aku selalu menuliskan "ke-jatuh cinta-an ku pada sosok Y, sang Pangeran Lilin, Lelaki Senja dan Lelaki Samudra.. Hingga detik ini banyak yang menyanyakan siapakah mereka. Bukan hanya dari dunia maya, tapi juga dunia nyata. Dan aku hanya bisa tersenyum sambil mengucapkn terimaksih. "Karena dia adalah sebuah rahasia".

Dan saat aku menulis catatan kecilku ini, perasaanku sangat bahagia. Kenapa? karena sebuah penghargaan terbesar aku dapatkan dari SOSOK STROWBERY. (Aku lebih suka menyebutkan strowbery dari pada nama aslinya. Dan jangan pernah tanyakan alasannya). Sebuah review tentang dunia mayaku. Dunia yang awalnya haya ada aku dan pikiranku. Dunia yang seakan-akan membuatku autis. Dan aku tak bisa mengatakan apa-apa. Aku merasa lahir kembali setelah hampir 2 tahun terkungkung dengan pikiran sempitku. Review dari Mbak Strowbery seperti surat cinta pertama yang membuat aku lebih berarti.

"Opininya yang jujur dan blak-blakan membuat saya kagum. Wanita berusia 26 tahun ini tidak segan-segan mengutarakan buah pikirannya yang jernih, lantang dan hmm…berbau feminisme".

Hahahahaha.....aku tertawa sendiri membaca barisan kalimat itu. Aku pikir itulah kalimat yang tepat menggambarkan seorang Ira. Feminisme?......bisa dikatakan ya ataupun bisa dikatakan tidak. Karena setelah mengalami proses yang panjang ternyata teori "ke-feminis-mean" ku terbentur pada sebuah kenyataan, karena aku lebih memilih kebahagian dalam ikatan perkawinan. (hhhmmmmmm jadi muncul ide tulisan baru tentang feminisme dalam sebuah perkawinan).
Terakhir aku ucapkan terimaksih kepada Mbak Strowbery dan sobat-sobatku di dunia bloger yang membuat aku menjadi "sesuatu"




19 komentar:

BrenciA KerenS mengatakan...

berkunjuung dari blognya mbak fanny..

salam kenal ya..

NaiCaNa mengatakan...

aku dapet blognya dari k'fanny....
Ayo tetep menulis tanpa deadline :)
Aku link y blognya K'ira...

richo mengatakan...

wah emang sesuatu yang di paksakan ga enak, tapi kalo ga di paksakan juga ga bisa2 (lah ngomong apa ini) hehhe

De mengatakan...

suka banget sama judulnya
menulis tanpa deadline
jadi menyadarkan aku, akan beberapa hal

thanks ya
:p

Unknown mengatakan...

senang sekali kalau blog yg saya review jadi dikunjungi teman2 lainnya.

ayo, terus menulis. jangan hiraukan deadline. tapi, tulisanmu memang feminis kok, Ra.

Anonim mengatakan...

bagi aku yang lagi pengen belajar nulis,suka nemuin hal-hal aneh, seperti ngerasa banyak ide ketika lagi males nulis, juga sebaliknya pas lagi pengen nulis, tiba-tiba idenya serasa sudah basi. Ah....ternyata masih perlu banyak belajar, dan salah satunya di sini sepertinya menjanjikan banyak pelajaran untuk itu..

lare osing mengatakan...

wao.....kupikir belum pernah berkunjung kesini..ternyata sudah sering dan komentar juga, tapi benar kata fanny tulisannya memang enak dibaca!
Saling review ya ...contoh sebuah persahabatan yang manis dari kalian berdua!
Sukses buat anda dan strowbery!

Unknown mengatakan...

lam kenal semuanya...
terutama ama mbak iraa...

Laksamana Embun mengatakan...

Luar biasa pekerjaan Anda.. Saya rasa kalau saya gak mampu buat itu..

Salam Knal Mbak Ira...

Yunna mengatakan...

deadline emang selalu bikin pusing...

buwel mengatakan...

heheheheh, gara2 kata mbak fanny itu sayah kesini... :-)
Siip tuh kata meng'onani'nya... :-)

a-chen mengatakan...

Tulisannya Aduhai, bener kata mbak fanny...salute deh..
salam kenal...

catatan kecilku mengatakan...

Mbak, apa yg ditulis mbak Fanny diblognya itu bener sekali.
Tulisan mbak Ira benar-2 enak dibaca.

the others.... mengatakan...

Cihui... mantap tuh dah direview secara khusus oleh Mbak Fanny.

ceritatugu mengatakan...

wah mempersiapkan tulisan ternyata waktunya tidak sedikit

Syifa Ahira mengatakan...

untaian kisahmu membuatku selalu betah disini mba.. :)

Fanda mengatakan...

Teruslah menulis ya, Ira! Kadang deadline itu membuat tegang, tp ada tantangan juga disitu. Kayaknya memang dalam hidup, kita mesti tarik ulur dgn tantangan dan kebebasan. Keduanya membuat hidup jd lebih hidup (niru iklan rokok..)

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

di tempatku ada award buat mbak ira.. mohon sekiranya bersedia 'tuk menerima.. :)

Hendriawanz mengatakan...

Dan aku tau siapa Strowbery itu. Tapi hanya sebatas itu,"Karena dia adalah sebuah rahasia".
Tapi ternyata di comment di atas sudah dibuka identitasnya :D