15 Jan 2018

Terlahir menjadi perempuan




Terkadang saya berpikir, betapa panjang perjalanan yang sudah saya lewati. Bertemu dengan orang orang baru, menghadapi peristiwa yang mempengaruhi keputusan keputusan yang saya ambil

Menjadi perempuan, sudah belasan mungkin puluhan kali mendapatkan perilaku tidak menyenangkan. Mulai dari disepelekan sampaikan dilecehkan. Saya pernah memilih diam saja karena terlahir di keluarga yang masih menjunjung adat ketimuran. Perempuan yang harus ngalah. Perempuan kudu nerimo. Perempuan harus melayani laki laki, walaupun sering menyakiti. Ibu tidak pernah berbicara langsung, tapi dia bicara lewat matanya yang berkaca-kaca. Lewat doanya yang saya dengar setiap malam. Sampai ibu bilang bahwa saya harus memilih jalan sendiri

Bakso Kebo Keboan


Daging baksonya dicampur dengan cabe giling, dalamnya diisi pasta cabe plus cacahan daging. Warna hitam baksonya dari arang bambu Jepang jadi aman dikonsumsi. Disebut bakso kebo keboan karena terinspirasi dari tradisi kebo keboan, yaitu manusia yang dilumuri lumpur hitam dan bertingkah seperti kerbau
Yang bakso besar di mangkok berbeda isinya ada adalah iga yang masih ada sedikit tulangnya. Salah satu bakso terenak yang pernah saya cicipi. Daging bakso nya terasa, tetelan daging yang menempel di tulang iga juga bikin nikmat dan jauh dari rasa eneg. Gurih dagingnya dapet banget
Kuahnya ada dua pilihan yang original atau yang kuah merah pedas Lombok Lithik
Yang nggak suka pedas ada 9 varian plus gorengan nya yang bisa pilih sendiri. Untuk mie dan sayur sayurannya free dan bisa nambah
Harganya variatif antara 2 ribu sampai 30 ribu rupiah. Tempatnya di Jajag Banyuwangi Selatan. Bisa jadi referensi buat kamu yang doyan jajan bakso
Saya hanya mengenal rasa enak dan enak banget. Dan bakso ini enak banget dan rekomendasi buat dicoba. Buka jam 11 siang dan jangan kaget tepat jam 11 sudah banyak orang yang ngantri di depannya

Di Jawa, matahari akan tetap terbit pertama kali di Banyuwangi




Selama menjadi jurnalis, sudah ada tiga bupati yang masanya saya ikuti. Sejak jaman Samsul hadi, ketika saya masih jadi jurnalis lugu yang cuma liputan kalau diperintahkan. Lalu Ratna Ani Lestari yang sempat saya ikuti sepak terjangannya walaupun tidak sampai selesai karena saya hijrah ke Jakarta untuk beberapa lama

Walaupun tinggal diluar kota, saya masih sangat sering pulang. Dan kepulangan saat itu berarti adalah kumpul dengan teman-teman lama. Berdiskusi ataupun sesekali membuat acara sehingga tidak ada sedikit pun isue di Banyuwangi lepas dari telinga saya

Pergantian tampuk pimpinan, demo berminggu-minggu, penahanan beberapa pejabat karena kasus korupsi di Banyuwangi sedikit sekali yang saya lewatkan. Permasalahan yang tidak akan pernah dipahami oleh mereka kids jaman now. Pemetaan potilik di Banyuwangi, ini orang siapa, kubu siapa. Gerakannya seperti apa sangat terbaca jelas. Ya.Kadang saya berpikir lebih baik saya tidak tahu apa-apa atau menjadi jurnalis yang biasa biasa saja.

Karena tahu dan memahami, membuat saya mundur perlahan dari gerakan peta politik di Banyuwangi

Dilecehkan itu nggak enak......


Dilecehkan itu nggak enak......
Sebelum membaca catatan saya lebih baik njenengan baca berita link dibawah ini.
Berikut kutipannya. Tapi tolong baca beritanya secara utuh
-------------
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan dalam kasus pemerkosaan, terkadang polisi harus bertanya kepada korban, apakah merasa baik-baik saja setelah diperkosa dan apakah selama pemerkosaan merasa nyaman.
"Pertanyaaan seperti itu yang biasanya ditanyakan oleh penyidik sewaktu dalam pemeriksaan, untuk memastikan, apakah benar korban diperkosa atau hanya mengaku diperkosa, untuk alasan tertentu," jelas Tito.
-------------
Beberapa bulan yang lalu saya harus mengungsi. Iya mengungsi dengan makna sebenar-benarnya. Selepas saya menulis salah satu berita, ada sms yang masuk ke handphone saya. Bukan satu kali. Tapi dua kali dan bahkan tiga kali dan masih ada sms sms melecehkan lainnya. Ancaman pemerkosaan dan pembunuhan.Pelecehan seksual secara verbal. Saya masih merinding jika membacanya. Saat itu tengah malam. Saya memilih mematikan lampu semua rumah dan bersembunyi di dalam kamar. Mematikan semua perangkat elektronik. Hanya satu alat komunikasi yang saya aktifkan. Nomer pribadi, tentunya saya mematikan GPS.
Tepat saat matahari terbit saya beranjak dari kamar dan memilih segera keluar dari rumah. Bersembunyi di stasiun lalu berpindah dengan cepat menemui teman teman terbaik. Menghubungi beberapa orang dan saya memilih menolak untuk ditemui. Saya menangis sepanjang perjalanan di atas motor. Sempat berpikir ingin melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, tapi tidak memungkinkan. Hingga akhirnya saya ditampung di rumah salah satu sahabat selama berhari-hari. Saya memaksa diri sendiri untuk mengembalikan kepercayaan diri saya sendiri. Saya yang sudah kebal di ancam dibunuh tapi ternyata harus kalah dengan perasaan dilecehkan dari kiriman sms.
Sepagi ini saya berpikir keras, jika di sms saja membuat saya shock nggak karua-karuan apakabar jika dilecehkan secara fisik. Apalagi sampai diperkosa. Dan apakah masih ada perasaan nyaman saat itu? Jika ada yang bilang ah dia kan menikmati. Saya hanya akan ngelus dada saja buat menahan marah.
Suatu hari sahabat saya sendiri bercerita kepada saya jika dalam proses perceraian, dia dipaksa berhubungan badan oleh lelaki yang saat itu berstatus suaminya dan ternyata hamil.Akhirnya anak bungsunya lahir setelah surat cerai keluar.
"Jika ada pengadilan tertinggi, kakak akan banding.Pemerkosaan dilakukan oleh lelaki yang berstatus suami Kakak akan memprotes semuanya. Bahkan sampai ke langit. Tapi kakak tidak bisa melakukan apa-apa Raa," suaranya bergetar dan saya ingat air matanya menetes. Iya menetes satu dan dua saja. Menandakan ada amarah besar dalam dirinya.
Masih sahabat saya lainnya, ketika suaminya mengidap Sadomasokisme. Ia memilih diam saja dan menjalaninya selama bertahun-tahun hingga memiliki satu anak. Dia memilih bertahan dengan alasan sederhana. Cinta dan pengabdian pada keluarga. Jika ada yang bertanya apa itu Sadomasokisme. Penyimpangan seksual. Kepuasan seksual diperoleh dengan menyakiti terlebih dahulu pasangannya. Menyiksa. Dengan berbagai macam cara. Bagaimana sekarang dia? dia berhasil lepas dan memilih hidup sendiri. walaupun saya tau trauma itu akan tetap melekat bahkan ketika saya bertemu terakhir kali. Saya bilang bahwa Tuhan akan memilihkan lelaki yang akan menjaganya. Benar-benar menjaganya dengan dasar kasih saya dan kasih Tuhan.

Saya capai.....




Saat ditanya berapa usianya, Mbah Suriyat menggelengkan kepala dan berkata sudah tidak ingat lagi kapan lahir. Tapi dia menceritakan secara detail masa masa penjajahan Jepang dan juga Belanda. Mbah Suriyat hidup di dua masa itu hingga sekarang

Di usia masih sangat muda dia harus menikah tapi pernikahannya hanya berusia 15 hari, ia kemudian diceraikan oleh suaminya. Pernikahan kembali terjadi sampai empat kali dengan laki laki yang berbeda namun tidak ada yang langgeng. Semuanya berujung perpisahan. Suaminya yang terakhir bahkan menghabiskan harta warisan yang diberikan ayah mbak Suriyat.

"Semua dijual. Habis. Sejak saat itu saya memutuskan tidak menikah lagi. Saya trauma." Tentu dia berbicara dalam bahasa Using. 

Semua pernikahannya tidak menghasilkan anak. Sampai saat ini dia tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangun diatas tanah milik PT KAI mengandalkan pekerjaan berjualan kembang kirim yang didapatkan dari bunga bunga yang ditanam disekitar rumahnya dan di lahan kosong seberang rumahnya yang berbatasan langsung dengan rel kereta api. Pekerjaan yang dilakoni sejak dia masih muda dan melewati banyak era, mulai penjajahan Belanda, Jepang, Orde lama, Orde Baru, Reformasi sama era milenia. Berkali kali dia mempertanyakan kepada saya mengapa tidak seperti perempuan lain yang bisa memiliki anak. Saya sedih mendengarnya, tapi saya memilih diam dan menjadi pendengar yang baik.

Bukan sekedar bunga bunga melati atau mawar atau kembang kertas atau kembang pacar cina, Mbah Suriyat juga menanam Jambe dan juga Kelapa untuk diambil Manggar nya. Dia mengunduh sendiri bunga bunga yang dia tanam dengan tangga. Semalam suntuk jika menjelang malam Jumat Legi dia masih mengiris halus daun pandan untuk kembang kirim, kembang tabur untuk ziarah ke makam.