12 Jan 2018

Rumit




Sejak awal jika membaca catatan ini, saya ingin menjelaskan bahwa ada unsur curhatan. Penjelasan ini penting karena selama ini jamaah #duniairaselalu menyimpulkan bahwa semua yang tecatat di wall ini adalah curhatan. Padahal 90 persen adalah iya. Baik abaikan paragraf pertama.

Selain lebaran, hal yang paling nelangsa bagi saya adalah Natal dan tahun baru yang berarti adalah saat liburan yang sangat panjang. Dan berarti saya harus berhadapan dengan banyak hal semacam aura liburan, keluarga dan bersenang-senang.

Bagi seorang yang memutuskan hidup sendiri semacam saya ini bukan hal yang mudah untuk menghadapi musim libur. Manusiawi ketika saya ingin bermanja-manja, ingin diperhatikan atau sekalian liburan bersama-sama. Mungkin kau tak percaya jika saya dirumah 24 jam tanpa keluar rumah, berarti selama itu juga saya tidak akan berbicara. La berbicara sama siapa? paling jika bersenandung atau bernyanyi sayapun terkejut dengan suara saya sendiri.

Mungkin sebagian orang bilang ah temanmu kan banyak, kamu tinggal bilang kemana tinggal berangkat nggak ada yang jadi bebanmu toh? Saya pun menghargai bahwa teman-teman dan keluarga terdekat saya sendiri yang ingin berlibur tanpa melibatkan saya yang sok sibuk dan sok mandiri.

Saya lupa kapan bermanja-manja. Semacam kaki dipijitin, dipeluk, atau ada seseorang yang menyediakan segelas teh panas saat saya bangun tidur. Mendengarkan keluh kesah dan cerita saya sambil mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Ah perasaan macam ini yang kadang buat saya merasa lemah.

Ini akhir Desember 2017. Tinggal beberapa hari saya menyelesaikan tahun ini. Tahun yang berlalu begitu saja, yang berarti saya akan semakin tua. Tidak ada yang berubah di tahun ini selain buku-buku saya yang semakin membuat sesak meja di ruang depan. Bahkan lisptik saya pun tidak habis selama setahun ini.

Yang saya tahu adalah jangan pernah berharap banyak pada siapapun bahkan pada pasanganmu sendiri. Kecuali Tuhan pastinya. Saya tahu, perjalanan setahun ini semakin membuat saya kuat. Sungguh. Kuat dalam makna sesungguhnya.

Bersyukur adalah hal yang kadang sering saya lupakan. Saya yang terlalu sering membanding-bandingkan hidup saya dengan orang lain. Iri dengan kehidupan yang orang lain jalani. Saya yang lupa bahwa tak selayaknya saya membenci hidup saya sendiri. Wajar lelah, manusiawi ingin diperhatikan tapi bukan berarti saya melupakan bahwa ada setiap detik yang diberikan Tuhan kepada saya. Hal yang lupa untuk saya syukuri. Duh Gusti Allah. 

Banyak hal yang hilang dalam kehidupan saya, namun yang saya yakini bahwa semua indah pada waktunya. Semuanya akan kembali. saya mempercayai itu semacam mempercayai bahwa matahari akan terbit setiap pagi. Tak pernah terlambat sedetik pun.

2019. Saya tahu ada hal yang lebih besar yang harus saya persiapkan. Mengikhlaskan banyak hal. Mungkin itu alasan Gusti Allah memberikan banyak waktu untuk saya menghabiskan hari-hari saya di rumah Sukowidi. Karena saya tahu waktu akan berjalan dengan cepat. Sangat cepat bahkan.

Charlie Caplin seorang komposer, pembuat film, dan aktor komedi Inggris yang terkenal pada era film bisu mampu membuat para penonton terbahak-bahak. Namun tidak banyak yang tahu, jika nenek dan ibunya dinyatakan gangguan jiwa dan selalu menjadi bahan ejekan dan candaan orang-orang disekitarnya

Ya. Terkadang kita cukup tertawa menghadapi perasaan yang semakin rumit.

Tidak ada komentar: