27 Jun 2012

9 JUNI 2012 ; TERISOLIR DI PORONG

Dimana Raa ? saat saya menulis catatan ini saya berada di Dusun Kedung Kampil Porong Sidoarjo. Pesawat saya dari Batam jam 4 sore dan landing di bandara Juanda pas magrib di wilayah Jawa Timur.  Jangan tanya jam berapa karena saya tidak tahu.

“Sholat Nda”, pesan mu saat saya pergi. Dan saya mengenal kembali Gusti Allah di bandara Juanda.  Saya mengirim pesan padamu. Pending.

Sambil duduk menunggu Mamo, adik sahabat saya menjemput saya duduk manis di depan antrian pengambil bagasi.  Di sebelah saya pasangan kakek nenek. Mereka sibuk berbicara tentang anak mereka yang belum menjemput, sedangkan mereka sudah menunggu lebih dari 2  jam. Saya menghela nafas.  Seandainya mereka adalah ibu dan ayah saya maka saya tidak akan membiarkan mereka menunggu lama.

Saya menekukkan punggung saya di atas ransel dalam pangkuan saya. Tiba-tiba saya ingat dengan perbincangan dua lelaki di sebelah saya dalam pesawat tadi. Mereka dengan bangga nya menceritakan jika mereka sama-sama telah menikah dua kali. Dan dengan konyolnya mereka bercerita bagaimana hubungan seksual mereka dengan mantan istri dan istri mereka yang sekarang. Saya tersenyum sinis. Saya pikir laki-laki tidak suka rempong. Ternyata sama saja. Mereka bercerita tanpa ada batas. Alahaaaii…. Apa dipikir aku perempuan tuli.


“Ternyata perempuan itu  semua sama saja. Seperti roti…. Saat dilihat pingin banget ….. eh setelah di makan ternyata sama saja”

Saya langsung menimpali, “Tapi roti yang di jual di pinggir jalan dengan roti yang di jual di etalase pasti beda kan bang? Mana ada roti yang harga seribu dengan harga 50 ribu sama rasanya. Bulshit. Yang terpenting adalah bagaimana kalian menghargai perempuan-perempuan kalian”

Mereka berdua diam. Saya melanjutkan pembicaraan saya. “Laki-laki itu seperti kopi ini. Lihat… “ Saya menyesap  secangkir kopi pemberian pramugari perlahan…. “Pahit”. Kemudian saya membuangnya ke tempat sampah.  “Itulah laki- laki………. Buang lah laki-laki  seperti kalian di tempat sampah”. Mereka terdiam dan saya kembali melanjutkan bacaan saya. Lumayan cukup membuat mulut dua laki-laki itu diam.

Oh ya… saat saya menuliskan catatan saya ini saya berada di Dusun Kedung Kampil Porong Sidoarjo. Sahabat saya Yans dan Muhim menikah esok hari 10 juni 2012 Dan saya berkesempatan datang dan menginap di sini. Tapi mungkin Tuhan tahu bahwa saya ingin menenangkan diri. Aneh bin ajaib. Semua hp saya kehilangan sinyal. Smartphone saya malah SOS sedangkan hp baru saya sinyalnya super irit. Dan modem internet saya juga kehilangan kekuatannya. Saya benar-benar terisolir. Tidak bisa berkomunikasi dengan dunia di luar sana. Tidak apalah…….Kehilangan internet 2 X 24 jam bukan kiamat kan?

Hei bagaimana kabar kamu? Sudah makan? Apakah kamu sudah minum teh  panas di campur antangin? Saya mendoakan kamu dari tempat saya berdiri saat ini. Iya…. Saat ini saya sedang mempertanyakan pada diri saya sendiri. Apakah jarak ratusan kilometer ini membuat kita saling merindu? Saling membutuhkan? Apakah kamu membutuhkan saya? dan apakah saya membutuhkan kamu.

Terisolir. Dan saya berharap saya besok mendapatkan sinyal untuk internet saya. Saya berharap…….. Dan esok setelah mengikuti  akad nikah sahabat saya, tiba-tiba saya ingin ke Malang. Saya ingin bertemu kakek saya disana. Mbah Suwono……. Apakah dia ingat ya jika punya cucuk ponakan yang bernama ira? Entahlah….

Dan baru saja saja beberapa kerabat saya marah-marah karena ke jawa tanpa memberikan kabar ke mereka.

“Kon iki edan ta Raa…. Batam Jawa digawe engklek”

Saya tertawa ngakak, “Dari pada di Koran ada headline yang berjudul perempuan jawa terjun dari jembatan Barelang? Mending aku  pulang dengan nyawa kan?”

Saya memang gila. Seperti katamu, “Kalau itu memang keputusan mu, aku bisa apa? Hanya bisa mendoakan yang terbaik buat kamu”

Dan saya juga berdoa agar esok saya mendapatkan sinyal  internet. Minimal sinyal untuk smartphone saya.
Ilalang ku……. Saya juga mendoakan kamu malam ini

Porong,  9 Juni 2012


Tidak ada komentar: