Wanita yang kuat tidak menceritakan masalahnya kepada dunia. Ia menghadapinya dengan senyumam dan berbagi hanya dengan mereka yg peduli dan dianggap pantas untuk berbagi. Ia tidak banyak mengeluh dan mengumbar-ngumbar apa yg terjadi pada dirinya pada banyak orang
Saya
membaca sebuah status pagi ini dari seorang kawan. Saya tersenyum.
Apakah saya ke GR-an? Saya hanya merasa status itu di tujukan kepada
saya. Semoga aja tidak. Mengingat beberapa hari saya menulis sesuatu
yang personal bagi seorang perempuan.
Saya tidak pernah
menyatakan bahwa semua tokoh dalam catatan saya adalah cerita pribadi
saya. Mulai dari jaman saya masih menggunakan rok abu-abu sampai detik
ini saya selalu menggunakan tokoh perempuan yang bernama Raa. Kata
sahabat saya Deni dunia saya abu-abu. Dan saya hanya tertawa
terbahak-bahak. Saya hanya menulis dan menulis apapun yang ada dalam
otak saya. Walaupun mungkin saya sedikit introvert di balik tawa saya
yang selalu lebar.
Oh ya….saya sedang membaca sebuah buku
judulnya, “Not Alone”. Buku itu menceritakan kisah-kisah perempuan yang
mengalami tindakan kekerasan baik secara fiski, batin dan juga seksual.
Seluruh tokoh adalah nyata. Mereka menyimpan kekerasan yang mereka
alami selama bertahun-tahun dan hal itu membuat sebagian besar mereka
depresi . Seorang dari mereka ada yang berani jujur. Ia menceritakan
secara gamblang pelecehan seksual yang dilakukan ayahnya sendiri selama
bertahun-tahun dan selalu ia rahasiakan. Kenekatan dia bercerita tentang
kisah yang justru membuka aib keluarganya dilakukan agar ia bisa
berbagi. Ia hanya ingin agar perempuan-perempuan yang mengalami kisah
seperti dia harus bisa bangkit dan bagaimana harus bersikap. Dia juga
mempunyai harapan agar para perempuan tidak mengalami pelecehan yang
sebagian besar dilakukan oleh orang-orang yang terdekatnya. Dan saya
selalu angkat topi untuk mereka yang berani jujur apa adanya mengenai
kehidupan pribadi mereka yang bisa dijadikan sebuah pembelajaran bagi
yang lainnya. Apa salah?
Saya sepakat dengan kalimat “Ia menghadapinya dengan senyuman dan berbagi hanya dengan mereka yg peduli dan dianggap pantas untuk berbagi.”
Saya setuju…..dan sangat setuju. Tapi pertanyaannya tidak mudah
menemukan mereka yang peduli dan dianggap pantas untuk berbagi. Mungkin
mereka akan mendengarkan … lalu apa? Menjadi bahan pergunjingan kan?
Apalagi jika mereka saling mengenal. Menjadikan obyek dalam setiap
pemicaraan. Bukanah kita suka membicarakan orang lain dari pada
membicarakan dan instropeksi kepada diri sendiri? Menceritakan sesuatu
yang dianggap aib dan tabu itu tidak mudah mbak……..
Saya
juga tidak suka perempuan yang cengeng. Tapi saya suka perempuan yang
jatuh kemudian dia bisa memotivasi dirinya untuk bangkit kembali.
Apalagi jika ia juga berhasil memotivasi perempuan-perempuan yanga lain.
Wanita
yang kuat. “Ia tidak banyak mengeluh dan mengumbar-ngumbar apa yg
terjadi pada dirinya pada banyak orang”. Saya berpikir bahwa manusiawi
jika kita mengeluh. Terkadang kita lebih banyak mengeluh pada “Facebook”
dari pada ke Tuhan kita masing-masing. “Mengumbar” saya pikir berbeda
dengan berbagi. Lalu bagaimana dengan kasus korban perkosaan dan
kekerasan dalam rumah tangga yang diekspose habis-habisan oleh media
massa saat di melaporkan ke pihak yang berwenang dan di hadapan para
wartawan? Disisi lain memang akan memalukan diri sendiri, tapi bukankah
disisi lain sang pelaku juga akan di tahan. Sedangkan di balik sisi
lainnya sebuah pembelajaran agar kita tidak terjebak dalam sebuah kasus
yang sama.
Aaaahh…….saya pikir tulisan saya semakin kacau.
Tulisan ini bukan pembelaan atas banyaknya catatan-catatan saya tentang
“kegalauan” tentang perempuan. Tapi memang ini kenyataan…..
Saya
hanya ingin berbagi tentang semua apa yang saya rekam dalam otak saya.
Dalam pandangan saya. dalam telinga saya. Dan tidak usah mempertanyakan
apakah itu kisah nyata atau kah hanya khayalan saya. Seperti kata
sahabat saya, “duniamu abu-abu Raa”. Tidak ada definisi yang jelas
tentang kategori wanita kuat. Bagi saya, anda, mereka akan berbeda-beda.
Hanya saja bagi saya semua perempuan itu dasarnya kuat, dan terserah
bagaimana mereka mengekspresikan kehidupan mereka masing-masing. Dengan
tulisan, menangis, mengurung diri, mabuk…… hidup itu bukan pilihan tapi
keyakinan. Dan saya telah yakin dengan kebiasaan saya untuk terus
menulis.
Upsss….satu lagi. Tidak usah mengkotak-kotakkan
ini perempuan kuat, ini perempuan cengeng, ini perempuan lemah. Tapi
lebih pedulilah dengan mereka yang ada di samping kita. Bukankah anda
tidak pernah tahu jika perempuan yang ada di hadapan anda saat ini, yang
sedang berbicara dengan anda, sedang tertawa terbahak-bahak bersama
anda pernah mengalami sebuah tindakan yang membuat dia terpuruk?
Belajalah kepada dia bagaimana dia bisa tertawa saat dia berada dalam
sebuah titik terburuk dalam kehidupannya.
Lalu apa tujuan
saya menulis catatan ini. #saya menggaruk-garuk kepala saya# entahlah
saya tidak tahu….. saya hanya ingin menulis saja….sederhanakan?
Terserah siapapun yang membacanya!
“Jangan menulis terlalu vulgar Raa”
“Saya tidak vulgar. Saya tidak menggambarkan percintaan fisik atau hubungan ranjang”
“Jangan menulis kontrpversi Raa”
“Tentang poligami dan poliandri? Tahun kapan saya menulisnya? Setiap orang kan mengalami proses. Saya tidak akan menghapusnya. Biar menjadi sejarah bagaimana saya di tahun itu”
“Jangan menulis masalah pribadi kamu Raa”
“Masalah pribadi yang mana? Apakah saya menyertakan ini adalah kisah nyata. Seperti di buku-buku best seller”
“Aku tidak suka tulisan mu Raa”
“Ya sudah jangan di baca…beres too? Kalau tampil di beranda kamu atau wall kamu tinggal sembunyikan delete atau sekalian blokir. Sederhana kan…….?”
Sebentar
….bukankah catatan ini saya buat awalnya saat saya membaca status
seorang kawan? Kenapa jadi melebar seperti ini? Padahal belum tentu dia
menulis status itu untuk saya…… Maaf ya mbak….saya memang kreatif. Dari
sebuah status saja saya bisa menulis sepanjang ini. Hei….tapi tulisan
ini bukan buat anda ya….tapi buat siapa saja yang mau baca. Mata uang
mempunyai dua sisi. Jika anda melihat dari sisi kanan mungkin saya
melihatnya dari sisi lain.
Finish….selesaikan kerjaan mu yang lain Raa!
(ini adalah kisah nyata). Dunia ku tidak hanya dunia abu-abu Den……
Oh dear,….kamu pasti akan menggeleng-geleng kepala membaca tulisan ku ini.
Sabas ………!
9 komentar:
peluk mbak ira :)
pancenne kreatip ki emang susah. kere tur aktip..
iya mbak,, saya jadi menggeleng-geleng kepala :)
asyik, aku ikut berkunjung ah .... ijin nyimak aja
ceritanya mantap bnget tuh, keren.
akhir-akhir ini banyak sekali kekerasan terhadap kaum perempuan, ironi & menyedihkan.
ayo kaum wanita khususnya wanita indonesia, jadilah sosok wanita yang kuat.
saya sangat setuju sekali tentang tulisan " kita sering mengeluh lewat FB dari pada ke Tuhan kita.
semoga saja kasus kekerasan terhadap wanita bisa lebih di kurangi.
Posting Komentar