“sampai kapan Raa”
“Sampai saya menyatakan saya menyerah dan mundur”
“Kapan kamu akan menyatakan menyerah dan mundur”
“Aku tidak tahu….”
“Kamu bodoh Raa. Sia-sia. Apa yang kamu dapatkan? Cuma sakit
hati karena sebuah kalimat yang memang
wajar kamu katakan dia”
“Iya aku memang bodoh. Tapi Paling tidak dia mengajarkan aku
lebih sabar dan tidak egois”
Aku menutup telpon. Dan menghabiskan secangkir kopi siang
hari ini. Angin bertiup kencang dari bukit tempat saya singgah siang ini. Entah
kenapa aku selalu berhenti di sini untuk sekedar menepi, setiap mengalami
kelelahan luar biasa. Aku menghapus air mata dengan ujung jaket hitamku. Apa
lagi yang saya harus lakukan untuk membahagiakan kamu?
“Bisa nggk sih diem. Aku sudah bilang nanti..nanti…nanti”.
Aku langsung terdiam, saat aku menanyakan apakah kamu makan sekarang atau nanti.
Menahan air mata agar tidak jatuh di depan kamu. Tubuhku bergetar hebat. Ada
sebuah ketakutan. Aku mundur dan tetap terdiam. Sederhana. Aku tidak ingin kamu
sakit dengan setumpuk pekerjaan kamu.
“Yah…bisa peluk Nda”
Aku ingin mengucapkan kalimat itu. Tapi kamu tetap asyik
dengan duniamu. Kalimat itu hanya berhenti. Dan saat aku berani mengatakannya,
hanya sebuah kekecewaan. Padahal sederhana kan? Aku hanya ingin dipeluk kamu
satu atau dua detik. Seperti dulu…..kamu selalu menyambutku dengan pelukan yang
hangat dan memulai dengan mengecup keningku.
Ya….dulu! bukan sekarang.
Aku tidak tahu bagaimana lagi menjadikan kamu lelaki ku yang
dulu. Yang selalu ada untuk aku. Memberikan sedikit waktu untuk aku. Selalu
banyak waktu untuk berdua. Kita sekarang bagai dua orang asing. Sedangkan
sekarang. Menggenggam jemari ku saja kamu tak mau.
Aku lelah…lelah luar biasa……….kapan kamu bisa seperti dulu
lagi?
Cinta itu….ketika kamu salah..dia selalu memaafkanmu...ketika kamu marah…dia selaLu tersenyum untukmu..ketika kamu sakiti,dia selalu berikan yg terbaik untukmu.....
Kalimat sederhana itu diam-diam aku tulis dalam dompetku.
Aku satukan bersama dengan tasbih yang kamu berikan ke aku. Aku akan membacanya
perlahan-lahan. Menyelami satu persatu kalimat. Aku belajar dalam satu buat
titik, mencintai tanpa tuntutan. Mencintai karena sebuah keikhlasan.
Menyakinkanku bahwa mencintai kamu bukan sebuah kebodohan.
“Selalu berpikir positive Nda”
Yaa…saat ini pun aku selalu berpikir positive. Sikap kamu
membuat aku belajar untuk lebih sabar. Menekan keegoisanku. Tidak hanya
memikirkan kebahagian dan kebutuhan ku saja tapi juga kebahagiaan dan kebutuhan
kamu. Walaupun aku selalu berpikir,
bahwa aku selalu ada untuk kamu. Aku selalu ada waktu jika kamu memutuhkan ku.
Dan aku berbicara dalam hatiku, “Belajar untuk mencapai
sebuah titik mencintai dengan keikhlasan tanpa tuntutan Raa. Jangan pernah
mengungkit-ungkit hal-hal yang hanya membuat kamu sakit. Ikhlas….bukankah kamu
sudah melewati semua jalan seorang diri”
Mendekati tengah hari. Bayang-bayang pohon ini sudah tidak
bisa menghalangi matahari yang tepat di atas kepalaku. Saya melirik
handphoneku. Diam….saya mengehala nafas berat. Perjalanan maish panjang Raa………masih
banyak yang bisa kamu lakukan untuk menjadikan kamu perempuan yang lebih baik.
Bagaimana dengan ibu mu yang seorang diri membesarkanmu.
Pandangan saya melihat seorang perempuan hamil yang
bergandengan tangan suaminya. Air mata saya menetes. “Aulia……bunda kangen Nak.
Seharusnya kamu terlahir 2 bulan lagi. Bulan di antara kelahiran bunda dan
ayahmu. Seharusnya 3 bulan berturut-turut kita akan merayakan ulang tahun
bunda, kamu dan ayahmu”. Aku menundukkan
kepala dan cepat-cepat menghapus air mata. Bukit ini semakin panas. Aku segera
ke studio. Ada tamu yang menunggu ku disana. Secangkir kopi……hampir 2 jam.
Andai kamu menemaniku………
Sekilas aku melihat di spion motorku. Wajahku terbakar
matahari. Tanpa bedak. Mata memerah. “Betapa berantakannya dirimu Raa……” aku
menghela nafas. Aku ingin mengakhiri….tapi
aku tidak pernah bisa! Mencintaimu hingga pada suatu titik, keikhlasan dan
bukan sebuah tunutan
ketika kamu salah..dia selalu memaafkanmu...ketika kamu marah…dia selaLu tersenyum untukmu..ketika kamu sakiti,dia selalu berikan yg terbaik untukmu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar