30 Des 2011

AKU (HANYA) WANITA BIASA

Aku ini wanita biasa / Bisa sakit luka karena cinta
Dingin sepi kerap menyapa / Air mata jatuh lukisan raga
Kadang ku kuat setegar karang / Kadang ku rapuh lemah liar merana

Maafkan aku bila hasratku keliru / Sulut gairah jiwamu
Ku yang dosakan cinta kekasih

Maafkan aku bila hasratku keliru / Sulut gairah jiwamu
Ku yang dosakan cinta kekasih hatiku
Kekasih hatiku maafkan aku / Aku wanita biasa
Saya suka sekali lagu di atas. Lagu dengan lirik sederhana yang di nyanyikan Krisdayanti. Saya tidak peduli siapa Krisdayanti. Bagaimana masyarakat menyibir Krisdayanti sebagai pengganggu suami orang kah? Bukan istri dan ibu yang baik? Atau bahkan di samakan dengan pelacur. Saya hanya tertawa pelan jika ada sekumpulan perempuan-perempuan nyinyir yang sepertinya paling tahu tentang Krisdayanti. Saling berloma-lomba menyalahkan seakan-akan sekumpulan perempuan itu sempurna. Yang pasti masuk surga.



Bukan hanya liriknya. Saya suka video klipnya. Setiap saya merasa lemah. Terpuruk. Diam-diam saya selalu memperhatikan tiap detail video klipnya di tengah-tengah kesibukan. Ya…..saya  hanya wanita biasa.
Hari ini saya menulis sebuah status di facebook.

“ibu saya selalu mengajarkan bagaimana caranya menjadi perempuan yang bisa bertahan dalam keadaan apapun, tapi ibu saya lupa mengajarkan pada saya bagaimana menjadi seorang istri yang pantas di banggakan suami!!! Saya tahu saya telah berusaha belajar dengan keras tapi saya selalu gagal......ya! saya gagal!”

Mungkin saya adalah salah satu manusia yang tidak bisa menyembunyikan perasaan saya. Saya hanya bisa jujur lewat tulisan-tulisan saya. Lewat status-status facebook yang saya anggap sebagai tempat sampah buat saya. Walaupun saya tau akan ada ratusan orang yang akan membacanya. Bukan hanya satu dua tiga sahabat saya yang mengirimkan sama pesan kepada saya, “kenapa kamu Raa” Dan saya hanya membalasnya dengan “Hahahahahahaha….kayak nggk kenal ira saja”

Ya….saya hanya wanita biasa.

“Mbak ira yg sy knl adl mb ira yg ceria,penuh semangat,energik,cerdas dll. Jgn sedih dan putus asa mb. Lht layang-layang,dia bs terbang krn ada angin,dan smkn angin itu kencang mk smkn tinggi terbangnya,so smkn tinggi derajat mnsia mk smkn tinggi tingkat cobaannya...”

.
Iya…..ya…ya…..saya tahu. Sebagian besar mereka mengenal saya sebagai perempuan yang “sempurna”. Yang selalu tertawa, jauh dari kesan cengeng. Berbanding terbalik dengan tulisan-tulisan saya yang sentimental dan terkesan lebay. Tapi……saya mungkin dalam sebuah titik lelah. Saya akhirnya membayangkan Krisdayanti. Seorang Diva Indonesia. Kesana kemari di sorot kamera. Harus terlihat sempurna. harus terus menebar senyum. Mempunyai segudang prestasi. Tapi pernahkah public melihat ke dalam kehidupan pribadinya? Ah sudahlah…saya tidak akan membahas Krisdayanti. Dan membandingkan Krisdayanti dengan saya yang memang sangat jauuhhhh sekali. Seperti langit dan bumi.

Saya (hanya) wanita biasa yang sering menangis di balik kaca mata saya. Saya sering berjam-jam di dalam kamar mandi membiarkan shower menyala di tubuh telanjang dengan harapan saya menjadi lebih segar dan tampak sempurna serta menghilangkan mata saya yang bengkak karena tidak tidur semalaman. Ya…saya selalu ingin terlihat sempurna di depan banyak orang. Perempuan energik. Perempuan pemberani. Perempuan mandiri. Tapi kenyataanya…….

Saya mungkin adalah salah satu wanita yang bisa di katakan berhasil, tapi saya mengatakan bahwa saya bukan seorang perempuan yang pantas di sebut istri. Ya….saya adalah istri yang gagal. Saya tidak pernah menyediakan segelas teh. Tidak pernah menyediakan sarapan. Selalu berangkat paling pagi dan pulang tengah malam. Tidak bisa memberikan seorang anak. Ya….saya adalah istri yang gagal!!! 4 tahun saya berusaha mati-matian bagaimana menjadi istri yang baik. Istri yang di banggakan oleh suami saya. Istri yang selalu berada di samping suami. Mengesampingkan semua mimpi saya. Tapi hari ini saya merasa sangat gagal……….karena tidak pernah ada yang bisa saya banggakan sebagai seoang istri.

Saya sudah berusaha menjadi seorang perempuan yang pantas di sebut istri. Berdamai dengan sepatu ber hak tinggi. Belajar menggunakan pakaian yang lebih feminim. Bersahabat dengan make up. Belajar bagaimana kehidupan dapur. Tapi apa yang saya sampaikan? Semuanya sia-sia.

Saya tetap lebih asyik dengan catatan-catatan saya. Dengan buku-buku saya. Dengan laptop saya. Dengan cangkir-cangkir kopi saya. Dengan kesepian-kesepian saya. Dengan kesendirian saya. Saya selalu berusaha berdamai dengan kenyataan. Tapi kamu tidak pernah bisa mengerti saya. Ah….saya egois…saya selalu ingin dimengerti tapi tidak bisa untuk mengerti posisi dan jabatan kamu.

Dan saya akhiri catatan ini dengan sebuah senyuman yang saya paksakan. Ketika saya harus berdiri untuk melanjutkan perjalanan saya. Sudah berkali-kali saya terjatuh dan kenyataannya saya bisa bangkit kembali.
“yang terpenting bukan perpisahannya, tapi bagaimana menyiapkan masa depanmu setelah itu”
Sms dari sahabat saya yang membuat saya merasa tidak sendiri. Dalam hati saya menjawabnya, “Saya bisa ka….saya bisa menyiapkan masa depan saya setelah ini. Ibu saya mengajarkan saya bagaimana menjadi perempuan yang bisa bertahan dalam keadaan apapun”

Ah….31 Januari 2011. Dan saya benar-benar mengakhiri semuanya. Saya membalas sms sahabat saya, “Saya hanya berharap ada sebuah keajaiban untuk merubah keputusan saya Ka”. 
Saya selesaikan catatan ini dengan irama dari Krisdayanti.....


Aku ini wanita biasa / Bisa sakit luka karena cinta 

Dingin sepi kerap menyapa / Air mata jatuh lukisan raga
Kadang ku kuat setegar karang / Kadang ku rapuh lemah liar merana
Maafkan aku bila hasratku keliru / Sulut gairah jiwamu
Ku yang dosakan cinta kekasih

SAYA (HANYA) WANITA BIASA...........



 

Tidak ada komentar: