Badanku nggak enak Nda"
Aku memiringkan kepalaku agar bisa melihat wajahmu. Sedikit pucat. Aku memegang keningmu. Sedikit menghangat.
"Kamu kecapen. Terlalu di forsir"
Seperti biasa kamu memonyongkan bibirmu.
Mungkin
aku bukan seperti perempuan lain yang selalu ada buat kamu. Yang selalu
menyediakan teh panas di meja dekat tempat tidur. Yang membukakan pintu
saat kamu datang tengah malam atau pun selepas magrib. Aku hanya sibuk
dengan pekerjaanku, dengan buku ku, dengan mimpiku dengan
catatan-catatanku.
Aku terkadang tidak sadar bahwa wajahmu
menghitam karena terlalu sering terkena matahari. Aku juga tidak
menyadari kalau rahanmu sudah di tumbuhi oleh rambut - rambut kasar. Aku
juga tidak pernah memelukmu saat kamu sedang sendirian di samping aku.
Kau tau kan alasanya....tidak perlu aku tulis di sini sayang.
Dan aku sekarang hanya ingin memastikan bahwa kamu sudah makan malam. Sedang aku masih sibuk dengan duniaku sendiri.
: Dear,
maafkan aku ya. Jika aku belum utuh menjadi perempuan satu-satunya yang selalu ada di samping kamu.
Kau tahu? aku hanya berharap selalu ada di samping kamu. Tanpa perlu embal-embal yang mengatakan,"Karena keadaan Nda"
Dan di sini aku memastikan kamu telah menghabiskan makan malam mu.
"Kamu
juga harus makan Nda. Pinter kalo ngomong orang suruh makan". Kamu
menggenggam pergelangan tanganku dan memaksa menyuapiku dengan sepotong
ikan. Aku tertawa tergelak.....
Kau tau? betapa aku mencintaimu ilalang ku
1 komentar:
Tulisan ini menyihir aku untuk sejenak tertegun, betapa banyaknya waktu aku buang untuk mengurisi laptopku, sedang di waktu yg sama may be my hubby need the same thing like I do. kasih sayang, perhatian, tapi lagi2 aku merasa punya alsan yg sama juga why I be this way. just me and my hubby knows. pecutan lembut buat aku...tuk intropeksi diri...hihihi. suwun
Posting Komentar