UNTUK PEREMPUAN YANG ADA DI DALAM KACA

: Senja itu ibarat belati yang membunuh rasa rindu

Perempuan ……kenapa diam. Aku terkadang merasa kasihan melihatmu. Berjam-jam hanya duduk diam dengan tatapan kosong. Apa yang kamu cari? Ayolah keluar dari penjara yang kau ciptakan sendiri. Apa kamu tidak bosan hanya duduk di depan jendelamu? Menggerakkan tanganmu seakan-akan kau melukis tapi tak pernah aku lihat kanvas dan cat di hdapanmu.  Kamu bukan seorang autis kan?

Ayolah……langkahkan kaki kamu keluar. Jangan cuma menekuk dan menyangga dagu mu saja. Lihatlah di luar sana? Banyak warna yang akan kamu jumpai. Bukan hanya warna hitam yang mendominasi  kamar kamu. Hei….mengapa kamu menangis? Kamu sakit? Atau kamu patah hati? Atau kamu sedang sakit hati? Atau kamu lapar? Haus? Atau kamu sedang ……rindu?


Perempuan cantik……tidak kah kamu ingin merasakan hangatnya matahari? Atau mungkin hanya sekedar berjalan-jalan di bawah langit biru. Duduk di taman menikmati secankir coklat panas. Apakah kau tidak pernah bermimpi melangkahkan kaki kamu di pasir pantai sambil melihat samudra. Mendengar suara ombak….suara angin…suara burung. Suara bocah-bocah berisik yang sedang bermain bola.

Ayolah……keluar lah kesana. Ada hujan yang bisa kamu ajak bermain. Coba hentak-hentakkan kaki kamu di antara genangan air. Dan jika kau dingin aku akan menyiapkan secangkir jahe panas untuk kamu. Kamu bisa melihat pelangi yang penuh dengan warna. Kamu pasti akan bahagia.

Perempuan…….kenapa kamu tambah menundukan kepalamu? Membiarkan rambutmu menutup wajahmu? Kamu menangis? Aku dengar isakan kamu semakin mengeras…..kamu kenapa?

Sekilas bahu perempuan itu semakin bergetar hebat.  Sebuah photo terlepas dari genggaman tangannya.







Melihatnya sekilas…..foto seorang laki-laki di tengah ilalang dan sebuah tulisan,” Aku merindukanmu yang dulu”

“Raa ada tamu"

Saya usap air mata dan memasang kembali kacamata saya. “Sebentar ya….bilang saya masih ke kamar mandi”