19 Jan 2012

AKU INGIN NANTI......


Kau tau sayang. Malam ini aku sedang mengkhayal. Tentang kamu. Tentang masa tua kita. Kita akan tinggal di rumah yang sangat nyaman dengan anak-anak yang dewasa. Jika nanti mereka sudah menikah hanya tinggal aku dan kamu.

Aku akan membuat kamu merasa nyaman sebagai lelaki dewasa. Aku akan selalu menemani kamu setiap kali kamu akan makan. Pagi, Siang ataupun menjelang malam. Menyediakan air putih atau segelas teh. “Aku kan nggak makan Ikan Nda”. Iya saya tahu…… nanti aku akan olah masakan tanpa bahan ikan. Hei….apa iya sampai tua nanti kamu tidak akan makan ikan?.  Aku tidak begitu yakin. Dan saat kamu makan aku akan ada di samping kamu. Menemani kamu. Mengambilkan lauk yang kamu inginkan. Bukankah aku ingin jadi satu-satu-nya perempuan dalam hidup kamu? Yang bisa melayani kamu setiap waktu.

Seperti mimpi yang aku ceritakan nanti. Aku ingin sebuah rumah di tepi pantai. Dan aku akan letakkan sebuah bangku menghadap lurus ke pantai. Agar aku bisa mengeringkan rambutku dengan angin laut.  Bisa melihat burung camar yang  terbang dan singgah sejenak di pelataran rumah kita untuk mematuk biji jagung yang aku sebar untuk mereka. Sebentar sayang…bisa jelaskan padaku..…Apakah burung camar juga makan biji jagung seperti halnya burung merpati? Hhmmm……pasti kamu akan menyuruhku untuk mencari jawabannya di mbah google. Iya kan?

Aku ingin menghabiskan waktu tuaku bersamamu. Menggelar sajadah dan kamu menjadi imamku. Yang mengajarkan aku menjadi perempuan yang perempuan. Menjadi satu-satu nya lelaki yang aku cium tangannya setelah kita sholat bersama. Meng- amini doa yang kamu panjatkan. Doa untuk Aulia, doa untuk kebahagian kita berdua, untuk keluarga kita, anak-anak kamu dan anak-anak kita nanti. Lelaki yang membangunkan aku untuk tahajud atau pun shubuh berjamaah.  Nanti aku tidak akan membiarkanmu untuk tidur lagi selepas shubuh….karena aku tahu kamu susah untuk tidur malam. Selesai menyiapkan sarapan aku akan ikut iku menggelung di sebelah kamu. Dan membiarkan teh di meja sebelah tempat tidur dingin. Kita akan kembali terlelap tanpa memikirkan beban lagi. Bukankah sudah cukup lama kita terbebani oleh masalah hidup yang membuat kita semakin tua dari usia kita.

Mungkin aku juga akan membiarkan jika ukuran pinggangmu semakin bertambah.Tidak seperti saat pertama kali kita bercinta dan aku malu-malu dan berbisik, “Kamu Gila”. Aku juga akan membiarkan rambutmu separuh memutih. Bukankah uban menandakan bahwa usia kita sudah sangat matang?. “Yah….rambutmu sudah ada yang putih lo”. “Tolong cabutin Nda”.  Dan saat ini aku akan sibuk mencari rambut putih yang hanya satu helai diantara rambut hitam legam kamu. Entah nanti. Karena tidak mungkin kan aku akan mencabut semua uban kamu yang bisa buat menjadi botak. Walaupun nanti kamu akan botak pasti aku akan tertawa melihatnya.Botak bagian depan terlebih dahulu. Karena kamu mempunyai kebiasaan mengusap dahi dan bagian kepala depan kamu saat kamu terlalu lama di depan laptop. Kamu botak? Berperut gendut? Santai saja sayang……aku akan tetap menyayangi kamu.

Aku ingin nanti….yang aku ingin nanti…..

Catatan sebuah mimpi agar aku bisa menjadi satu-satunya perempuan dalam kehidupan kamu.  Sebuah rumah mungil yang penuh dengan kehangatan. Tempat dimana saja bisa menjawab, “Mau kemana Raa”. Dan aku menjawab, “Aku mau pulang kerumahku”. Ya …nanti aku ingin pulang ke rumah kita. Benar-benar rumah kita. Anak-anak yang berteriak memanggilku bunda dan ayah padamu. Dan menjelang magrib kita (aku, kamu, anak mu dan anak kita) menghabiskan waktu malam di dalam kamar kita.

Aku akan terus menuliskan mimpi-mimpi saya. Entah kamu membacanya atau tidak. Entah kamu akan mewujudkannya atau tidak. Saat saya belajar untuk bermimpi tentang kehidupan saya.

“Kamu berhak bahagia Raa”. Pesan seorang teman perempuan kepada saya.

Dengan menuliskan mimpi-mimpi saya bersama dia sudah cukup bahagia.

“Kamu bodoh Raa. Saat kamu tidak pernah bisa mengambil keputusan terbesar untuk kehidupan kamu untuk membuat kamu bahagia”
Aku menyelesaikan catatan ini pada malam Jumat menjelang tengah malam. Saat saya harus membacakan Yasin untuk ibu, bapak, emak dan Aulia. Saya sudah cukup bahagia saat kamu memegang pipi saya dan berkata, “Hati-hati di jalan. Jangan pulang malam-malam”.
Menjelang tengah malam…..aku harus kemasi mimpi ku. Dan berdoa untuk kamu agar Tuhan selalu menjaga dan memberikan banyak rejeki buat kamu. Dan esok aku berharap bahwa kamu akan mencium keningku dan mengatakan, “aku akan wujudkan mimpi kamu Nda”. Walaupun aku tahu bahwa aku hanya sekedar bermimpi!


Aku Ingin Nanti......


1 komentar:

Kampung Karya mengatakan...

apakah ada maksud khusus penggunaan Aku dan Saya secara berbeda di tulisan ini?

blogwalking sore