Kau tau sayang. Malam ini aku
sedang mengkhayal. Tentang kamu. Tentang masa tua kita. Kita akan tinggal di
rumah yang sangat nyaman dengan anak-anak yang dewasa. Jika nanti mereka sudah
menikah hanya tinggal aku dan kamu.
Aku akan membuat kamu merasa nyaman
sebagai lelaki dewasa. Aku akan selalu menemani kamu setiap kali kamu akan
makan. Pagi, Siang ataupun menjelang malam. Menyediakan air putih atau segelas
teh. “Aku kan nggak makan Ikan Nda”. Iya saya tahu…… nanti aku akan olah
masakan tanpa bahan ikan. Hei….apa iya sampai tua nanti kamu tidak akan makan
ikan?. Aku tidak begitu yakin. Dan saat kamu makan aku akan ada di
samping kamu. Menemani kamu. Mengambilkan lauk yang kamu inginkan. Bukankah aku
ingin jadi satu-satu-nya perempuan dalam hidup kamu? Yang bisa melayani kamu
setiap waktu.
Seperti mimpi yang aku ceritakan
nanti. Aku ingin sebuah rumah di tepi pantai. Dan aku akan letakkan sebuah
bangku menghadap lurus ke pantai. Agar aku bisa mengeringkan rambutku dengan
angin laut. Bisa melihat burung camar yang terbang dan singgah
sejenak di pelataran rumah kita untuk mematuk biji jagung yang aku sebar untuk
mereka. Sebentar sayang…bisa jelaskan padaku..…Apakah burung camar juga makan
biji jagung seperti halnya burung merpati? Hhmmm……pasti kamu akan menyuruhku
untuk mencari jawabannya di mbah google. Iya kan?
Aku ingin menghabiskan waktu tuaku
bersamamu. Menggelar sajadah dan kamu menjadi imamku. Yang mengajarkan aku
menjadi perempuan yang perempuan. Menjadi satu-satu nya lelaki yang aku cium
tangannya setelah kita sholat bersama. Meng- amini doa yang kamu panjatkan. Doa
untuk Aulia, doa untuk kebahagian kita berdua, untuk keluarga kita, anak-anak
kamu dan anak-anak kita nanti. Lelaki yang membangunkan aku untuk tahajud atau
pun shubuh berjamaah. Nanti aku tidak akan membiarkanmu untuk tidur lagi
selepas shubuh….karena aku tahu kamu susah untuk tidur malam. Selesai
menyiapkan sarapan aku akan ikut iku menggelung di sebelah kamu. Dan membiarkan
teh di meja sebelah tempat tidur dingin. Kita akan kembali terlelap tanpa
memikirkan beban lagi. Bukankah sudah cukup lama kita terbebani oleh masalah
hidup yang membuat kita semakin tua dari usia kita.
Mungkin aku juga akan membiarkan
jika ukuran pinggangmu semakin bertambah.Tidak seperti saat pertama kali kita
bercinta dan aku malu-malu dan berbisik, “Kamu Gila”. Aku juga akan membiarkan
rambutmu separuh memutih. Bukankah uban menandakan bahwa usia kita sudah sangat
matang?. “Yah….rambutmu sudah ada yang putih lo”. “Tolong cabutin Nda”.
Dan saat ini aku akan sibuk mencari rambut putih yang hanya satu helai diantara
rambut hitam legam kamu. Entah nanti. Karena tidak mungkin kan aku akan mencabut
semua uban kamu yang bisa buat menjadi botak. Walaupun nanti kamu akan botak
pasti aku akan tertawa melihatnya.Botak bagian depan terlebih dahulu. Karena
kamu mempunyai kebiasaan mengusap dahi dan bagian kepala depan kamu saat kamu
terlalu lama di depan laptop. Kamu botak? Berperut gendut? Santai saja
sayang……aku akan tetap menyayangi kamu.
Aku ingin nanti….yang aku ingin
nanti…..
Catatan sebuah mimpi agar aku bisa
menjadi satu-satunya perempuan dalam kehidupan kamu. Sebuah rumah mungil
yang penuh dengan kehangatan. Tempat dimana saja bisa menjawab, “Mau kemana
Raa”. Dan aku menjawab, “Aku mau pulang kerumahku”. Ya …nanti aku ingin pulang
ke rumah kita. Benar-benar rumah kita. Anak-anak yang berteriak memanggilku
bunda dan ayah padamu. Dan menjelang magrib kita (aku, kamu, anak mu dan anak
kita) menghabiskan waktu malam di dalam kamar kita.
Aku akan terus menuliskan
mimpi-mimpi saya. Entah kamu membacanya atau tidak. Entah kamu akan
mewujudkannya atau tidak. Saat saya belajar untuk bermimpi tentang kehidupan
saya.
“Kamu berhak bahagia Raa”. Pesan
seorang teman perempuan kepada saya.
Dengan menuliskan mimpi-mimpi saya
bersama dia sudah cukup bahagia.
“Kamu bodoh Raa. Saat kamu tidak
pernah bisa mengambil keputusan terbesar untuk kehidupan kamu untuk membuat
kamu bahagia”
Aku menyelesaikan catatan ini pada
malam Jumat menjelang tengah malam. Saat saya harus membacakan Yasin untuk ibu,
bapak, emak dan Aulia. Saya sudah cukup bahagia saat kamu memegang pipi saya
dan berkata, “Hati-hati di jalan. Jangan pulang malam-malam”.
Menjelang tengah malam…..aku harus
kemasi mimpi ku. Dan berdoa untuk kamu agar Tuhan selalu menjaga dan memberikan
banyak rejeki buat kamu. Dan esok aku berharap bahwa kamu akan mencium keningku
dan mengatakan, “aku akan wujudkan mimpi kamu Nda”. Walaupun aku tahu bahwa aku
hanya sekedar bermimpi!
Aku Ingin Nanti......
1 komentar:
apakah ada maksud khusus penggunaan Aku dan Saya secara berbeda di tulisan ini?
blogwalking sore
Posting Komentar