"Aku mencintaimu Raa".
"Dan aku juga mencintaimu Hujanku"
Hujan berbisik lirih di telingaku. Aku terbuai mesra dan menggenang air mataku. Apakah kau rasa aku juga sangat membutuhkanmu.
Menerima bisikanmu seperti membuka sebuah jalan masa lalu menuju ke sebuah altar. Ya...altar yang menjadi mimpi kita dulu dan hingga sekarang
Hujan terus berbisik di telingaku. Bercerita tentang rindunya, tentang cintanya, tentang kesederhanaannya dan aku mendengarkannya sambil tergugu. Rinduku membuncah dan tanganku kosong memeluknya.
"aku merindumu"
"aku membutuhkanmu"
Aku terdiam.....dan dia menghujami aku dengan ribuan doa rindu dan cinta
"Aku ingin menjadi yang pertama untuk mu Raa"
Dan aku meng-amin-kan!
"kau bukan hanya yang pertama tapi kau adalah selamanya"
Malam itu hujan membunuhku dengan pisau rindu! dan aku tertinggal sendirian di ujung malam saat di kembali melangkah meninggkanku sendirian!
Hujan tau bagaimana membuatku rindu dengan bisikan lirih di telingaku serta kecupan ringan di keningku
Ku persembahkan pada hujanku
Pada perjalanan hidupku
Aku membutuhkanmu untuk menikmati secankir kopi di senja hari
3 komentar:
Mbak Raa..., rupanya hujan memang tak dapat dipisahkan dari dirimu.
Maaf ya mbak. udah lama gak mampir kesini. Apa kabar mbak? Miss you..
hihihi.... bagus catatnnya ....
hujanya bersahabat dgn mbak,,,,,
sendu dalam hujan... banyak kata dalam hujan...
baru mmpir nih steleah lama tak oL... heheh
mampir lagi di lapak ini..dah lama ga nongol...hehehehehe
http://www.youtube.com/watch?v=iiWvkELjP_w
(fans peterpan)
Posting Komentar