Kau tau....senja saat itu sangat indah. Aku terkagum-kagum. Aku merasa menghirup aroma yang selama ini aku rindukan. Aku melonjak-lonjak seperti seekor anak burung yang baru saja bertemu sarangnya. Sinar matahari sore itu tak begitu menyilaukan tapu cukup memantulkan bayangku menjelang senja.
Kau tau....aku ingin menceritakan semuanya pada dengan sebuah perasaan memuncah.
Bukit itu tidak terlalu tinggi, tapi cukup terjal. Dan aku tiba-tiba rindukan genggaman tanganmu untuk menarik ku dan melewati lereng yang bersembunyi dibalik semak-semak yang mulai mengiring.
Dan aku berhasil mencapai puncak bukit itu. Aku menahan senyum dan menahan sebuah sesak di dadaku. Sekilas wajahmu muncul diantara temaran sinar senja dan berkelebat di antara rerimbunan ilalang. Rautmu menyatu dan tiba-tiba aku merasa menjadi seorang putri dengan gaun panjang dan melayang di sebuah altar yang memanjang dengan permadani dari kabut putih dan kau menungguku di ujung sana, di antara ilalang-ilalang hijau yang mulai mengering.
Kau tau....aku ingin menceritakan semuanya pada dengan sebuah perasaan memuncah.
Bukit itu tidak terlalu tinggi, tapi cukup terjal. Dan aku tiba-tiba rindukan genggaman tanganmu untuk menarik ku dan melewati lereng yang bersembunyi dibalik semak-semak yang mulai mengiring.
Dan aku berhasil mencapai puncak bukit itu. Aku menahan senyum dan menahan sebuah sesak di dadaku. Sekilas wajahmu muncul diantara temaran sinar senja dan berkelebat di antara rerimbunan ilalang. Rautmu menyatu dan tiba-tiba aku merasa menjadi seorang putri dengan gaun panjang dan melayang di sebuah altar yang memanjang dengan permadani dari kabut putih dan kau menungguku di ujung sana, di antara ilalang-ilalang hijau yang mulai mengering.
Aku memalingkan muka dan wajahmu menepis diantara bunga-bunga ilalang dan tiba-tiba kamu menghilang. Ya ...hilang di antara rerimbunan ilalang. Hilang diantara bunga ilalang memutih yang seperti sebuah hujan dengan berwarna putih kapas. Dan ak mencari wajahmu dan ternyata sembunyi di hatiku. Sebentar...ada yang aneh? apakah kau sembunyi di hatiku ? atau aku yang menyembuyikan wajahmu dihatiku? entahlah.......dan tiba-tiba aku ingin menggandeng tangamu dan mengajakmu dalam tarian hujan di antara rerimbunan ilalang. Dengan musik berasal dari atas bukit itu. Musik yang diparodikan angin, di senandungkan oleh gemerisik ilalang.
Sore semakin beranjak. Hujan mulai bosan mengiringi ku menari dan bernyanyi. Dan aku tergugu sendirian. Saat melihat wajahmu semakin lama semakin tertutup ilalang. Aku merindu dan aku menyibak ilalang itu sekali lagi. Ahhh........senja mulai hilang. Tak bisa aku memegang wajahmu saat aku harus berpaling dan pergi. Maaf sayang.....aku harus pergi......untuk kembali menemuimu untuk bercerita kembali tentang senja sore indah di padang ilalang di bukit itu. Tentunya dengan menggenggam jemarimu.......
1 komentar:
pertamaxxxxxxxxxx.......
prosa atau kontemplasi neh...tenng saja aku masih ada di balik ilalang itu, aku hanya ngumpet sebentar
Posting Komentar