20 Jan 2010

CATATAN KECIL TENTANG LELAKI SENJA


(ketika aku menikmati mimpi pada suatu malam)


Ceritakan padaku tentang langit yang sedang mendung, atau mega yang tiba-tiba turun pada senja di bukit yang aku nikmati sendiri. Karena aku bagian dari epos yang diskenarioi oleh Tuhan. Mungkin juga pertemuan antara aku dan lelakiku. Oh....gusti aku menikmatinya, ketika kau menjadi salah satu nama yang duduk disinggasanaku. Terlalu muluk mungkin, atau seperti sebuah legenda tentang Sembadra yang menjadi istri Pandawa.


Mungkin, ini juga tekanan alam yang diberikan Tuhan padaku untuk berkata bahwa aku menikmati setiap detik waktu bersamamu. Dan aku tak terlalu munafik untuk mengakuinya. Semoga tidak hanya kamu, saat aku menyadari antara suka dan simpatik tak ada tabir, bahkan kita mampu saling memandang dari seberang. Atau hanya karena kau sebuah mimpiku. Sekali lagi maaf. Jika aku mengukir namamu dalam puisiku. Maaf, jika ku pernah bermimpi tentang cerita yang aku ukir di dindingku. Maaf, jika aku sempat gambarkan noktahmu pada lampu tidurku. Hidup adalah ada dan tiada, ketika semua menjadi dunia maya yang benar-benat maya. Dan aku menjadi aku yang aku. Saat aku hanya bertemu denganmu kala senja tiba. Ah....lelaki senjaku. Catatan kecilku ini kupersembahkan untukmu.

Aku adalah perempuan yang menjadi liar dalam kegilaan akan dunia. Lalui seribu macam warna yang menghempaskan sesuatu yang tidak lagi menjadi bermakna seribu satu kata. Tak tahukah kau? Sebagai apa dan bagaimana sebuah jawaban akan kuberikan padamu, bila stupun kau tak mampu menciptakan pertanyaan untukku. Sedemikian enggankah kau? Atau silau pada masa lalu? Hingga kini tak lagi mampu menyampaikan pertanyaan itu.

Dulu sekali aku pernah membaca dongeng sebuah cerita klasik tentang seorang malaikat yang terluka sayapnya oleh dahan saat mencoba merakit mimpinya, dan seorang peri lain datang menghampiri untu menyembuhkan luka itu. Dan kau tahu? Peri itu mengajari, menemani dan mengajak sang maaikat terbang untuk melihat realita yang pernah diceritakan. Tapi tiba-tiba saat malaikat merasa terbangun dari mimpi sedihnya dan merasakan kebahagiaan yang baru saja menghampirinya, perlahan-lahan sang Peri mematahkan sayap malaikat dengan sengaja dan sambil tersenyum. Lalu meninggalkan malaikat dalam keadaan terluka kembali.
Ah....malaikat yang terluka, lebih dalam, lebih sakit dan lebih tersiksa tentunya. Luka itu membusuk. Sang Malaikat kesakitan lebih dalam dari sebelumnya.....tapi ia masih sempat berkata, ”tapi aku pernah merasakan bahagia”. Semoga aku dan kau bukan malaikat ataupun peri itu.

Aku terlalu jauh bercerita. Hanya satu kata maafkan karena aku pernah menciptakan puisi dengan namamu, walaupun sadar aku tak pantas atau karena aku.....? semoga ini bukan cinta!
Di hari ini, aku hanya ingin mengucapkan semoga Tuhan selalu melindungi kamu,memberikan jalan yang terbaik untukmu. Lewati semua hari dengan sebuah kebahagian, karena Tuhan telah menhadirkan kamu lewat sebuah epos yan sengaja ditulis oleh-Nya.

Selamat Ulang tahun, Lelaki Senja! Semoga aku tetap bisa menganggapmu sebagai keabadianku. Aku tidak ingin menjadi orang yang pertama mengucapkan, tapi menjadi orang yang terakhir mendoakanmu dalam pujaku. Seperti puisi-puisi yang lahir dalam kesendirianku dan menjadi bagian dari ceritamu,
”Mengulas kembali senyummu, menerawangkan lagi segala waktu yang telah dilewati. Payah dan lena di buatnya. Dia yang menjadikanmu sedemikian hiruknya. Ya.....kau tersenyum, pun aku. Cukup”

Sepanjang Senja di Baduy
Y:
Di gelap malam kita kan bertemu
menghindari cahaya yang tak mau mengerti
Di gelap malam kita sepasang bayangan
tapi cinta yang ada terangi jwaku 

13 komentar:

De mengatakan...

wow indahya syair mu
lelaki senja
pengungkapan yang syarat dengan keindahan

like this

bandit™perantau mengatakan...

kalo ini cinta memangnya kenapa..?!


hehe

NOOR'S mengatakan...

Semoga angin senja membawa pesan atas segala rasa ini padanya, barangkali pesan itu akan jadi hadiah terindah di ulang tahunnya...

setiakasih mengatakan...

setuju sama Bandit.. kalo sudah namanya cinta... teruskan aja..

nuansa pena mengatakan...

oh indahnya sinyal-sinyal cintamu!

SeNjA mengatakan...

indah sekali bahasa kisahmu mba,...semoga lelaki senjamu menyadarinya ^^

Syifa Ahira mengatakan...

semoga untaian indah kisahmu menjadi kado terindah untuk sang lelaki senja..

sibaho way mengatakan...

the lucky man... :D

ateh75 mengatakan...

Hmm...indahnya, aku jadi larut mba...

ceritatugu mengatakan...

kasihan tu malaikatnya,kok bisa terluka ya

the others... mengatakan...

Aku selalu suka dengan bahasa yang kau pakai, Mbak. Indah sekali..

catatan kecilku mengatakan...

Memangnya kenapa kalau itu benar-benar cinta, mbak ?
Apakah sang lelaki senja tak berhak mendapatkannya ?

Alil mengatakan...

Oh....gusti aku menikmatinya, ketika kau menjadi salah satu nama yang duduk disinggasanaku. Terlalu muluk mungkin, atau seperti sebuah legenda tentang Sembadra yang menjadi istri Pandawa.

*alil likes this soooo much...
choice of words nya keren...