Mungkin aku terlalu dini jika bicara tentang perceraian karena aku baru menikah satu tahun. Tapi tak apalah kalo aku belajar untuk menganalisa tentang buruknya jalan yang dibenci oleh Tuhan........setelah aku mengikuti alur kisah anak korban perceraian. Namanya Rio!!!!!!!!
Rio....usianya baru 10 tahun Dia anak tiri dari ipar ku yang di asuh sejak masih berusi 2 tahun di Banyuwangi. Ibu kandungnya adalah wanita dari Sukabumi. Entah karena alasan apa, hak asuh Rio jatuh kepada ayahnya dan bukan pada ibunya yang telah menikah lebih dulu dengan lelaki dari kampung yang sama. Al hasil, Rio sama sekali tidak mengenal ibu kandungnya dan lebih dekat dengan ibu tirinya yaitu adik iparku. Sekitar 4 bulan yang lalu, Rio menghabiskan liburan di rumah ibu kandungnya di Sukabumi. Namun yang terjadi, Rio menolak mentah-mentah pelukan ibu kandungnya dan lebih memilih tinggal di rumah kakak Ayahnya yang jaraknya tidka bergitu jauh dari rumah ibu kandungnya. Aku bisa merasakan bagaimana sedihnya perasaan ibu kandung yang ditolak oleh satu-satunya anak kandungnya.
Ironisnya.........saat aku pulang kampung ke Banyuwangi aku mendengar ibu kandung Rio sakit parah dan aku menawarkan mengantarkan Rio ke Sukabumi sekalian saat balik ke Jakarta. Dan keluarga Banyuwangi menyetujuinya. Aku berangkat Jumat, 25 Sept 2009 jam 9 pagi, dan pada sabtu dini hari sekitar jam 3 dini hari aku mendapat telpon dari ayah Rio. Saat itu kendaranku baru nyampe Brebes. Blarrrrrrrrrr, Ibu rio sudah meninggal. Rio yang duduk di sebelahku langsung terisak hanya satu kata yang dia ucapkan, " Bu De....Rio sudah nggak punya Ibu". Aku segera peluk dia. Kami berdua menangis. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan Rio, karena aku kehilangan Ayahku saat seusia Rio. Aku hanya mengatakan pada Rio kalo Rio masih punya orang yang sayang sama dia.
Sampai di Jakarta, Rio, aku, suamiku dan teman sekantor langsung menuju ke Sukabumi tepatnya di kecamatan Cilandak, dan rombongan kami djemput oleh kakak ayah Rio dan langsung menuju ke rumah duka saat itu waktu menunjukkan jam 3 sore hari sabtu 26 Sept 2009. Terlambat, jenasah ibu kandung Rio telah dimakamkan!!!!!!! Tangis haru pecah. Apalagi saat keluarga besar Ibu kandung Rio melihat bocah kecil yang menangis sepanjang jalan. Mereka sibuk memeluk dan mengambi simpati pada Rio yang lebih memilh sembunyi di belakang badanku. Aku berusah bujuk Rio dan mengatakan bahwa mereka adalah keluarga Rio juga. Namun dia langsung menggeleng keras dan menampik pelukan dari neneknya. Aku nelangsa...karena bujukanku sia-sia. Apalagi saat mendengar suami dari ibu kandung Rio berkata, "Rio....papa sama mama sayang sama Rio". Jujur saat itu hatiku terasa tercabik-cabik. Kenapa kata-kata itu baru keluar sekarang, kenapa tidak 10 tahun yang lalu saat Rio baru lahir di dunia. Huh......semuanya terlambat!!!!!! Kami hanya 2 jam di rumah duka dan kembali, Rio memilih tinggal di rumah Bu De nya dari pada di rumah Ibu kandungnya. Fuich........!!!!! ternyata aku tidak bisa membaca pikiran anak kecil yang berusia 10 tahun!!!!!
Sepanjang perjalanan dari Sukabumi ke Jakarta pertanyaa-pertanyaan muncul dalam benakku. Kenapa pasangan yan saling mencintai bisa bercerai? rata-rata alasanya karena ketidak cocokan. Lalu kenapa ketidak cocokan itu baru muncul setelah mereka menikah? kenapa mereka tidak berpikir tentang ketidak cocokan itu sebelum menikah? Apalagi setelah ada anak. Apa mereka tidak berpikir tentang masa depan anak mereka? kasih sayang yang harus mereka berikan pada anak mereka? Seperti Rio....kenapa saat di lahir ibu kandungnya seperti melupakannya? dan saat akan meninggal baru ingat jika dia pernah melahirkan seorang anak? (semoga Tuhan memberikan tempat terbaik untuk dia) Rio sedikit beruntung, walaupun jauh dari kasih sayang Ibu kandungnya, dia masih mendapatkan dari ibu tirinya, yaitu iparku. Aku juga tidak pernah membedakan Rio dari keponakanku yang lain, bahkan dia memanggil aku ibu. Lalu.....bagaimana nasib Rio-Rio lain yang ada disana.......? Rio yang lahir karena cinta namun dia tidak dapakan cinta!!!!!
Kalo aku boleh berpendapat, perceraian itu hanyalah bentuk sebuah keegoisan manusi dewasa.!!!!!!! Mereka hanya berpikir tentang kebahagian mereka sendiri tanpa pernah peduli dengan kebahagian anak-anak mereka. Apakah tidak ada jalan terbaik dari pada perceraian. Apalagi saat melihat ditelevisi. Berita perceraian dikalangan artis dan para pejabat di besar-besarkan dan hampir mengisi hampir seluruh berita di televisi. Dan anak-anak mereka? hanya menjadi obyek berita. Kasus Peceraian Anang dan Krisdayanti yang membuat sang anak berkata di televisi, "mimi memncari bonggol yang lebih besar dengan si Om". Kata-kata yang terlalu dewasa untuk seorang anak yang berusia 12 tahun. Belum lagi Kisah perceraian Halimah dan Bambang suharto yang menghabiskan waktu 1 tahun lebih dan yang lebih heboh lagi sampai naik kasasi ke Mahkamah Agung. (aku baru tahu jika mahkamah agung ternyata juga mengurusi perceraian...Hah...). Dan yag terbaru adalah kontroversi perceraian Dewi persik dan Aldi Taher. Dan aku masih bersyukur mereka tidak mempunyai anak. Walaupun aku menghujat karen dewi menggugurkan kandungannya demi prioritas popularistas.......
Kembali ke Rio......aku hanya ingin dia tumbuh seperti anak-anak lainnya dengan kasih sayang yang utuh dari keluarga. Walaupun aku hanyalah Bu De tiri dia, namun aku yakin dalam keluarga besarku tidak ada perbedaan dalam pengasuhan pada Rio. Karena Rio adalah titipan Tuhan yang diberikan pada kami. Perceraian.....Rio yang jadi Korban!!!!!!
4 komentar:
Pertama
memang perceraian adalah hal yang halal tetapi dibenci oleh Tuhan
mm, mengingatkan saya pada sesuatu yang pribadi dan mendalam. hallah..
saya ga suka beranak (suka itu senang, atau sering?) tapi anak2 memang selalu lucu dan benar, tinggal gimana yang tuanya aja *sigh, menghela napas.. hehek*
@ munir: emang sih....halal yang dibenci dan sekaligis sering dilakukan....Manusa dewasa memang aneh
@ Duniaputeri: pribadi dan mendalam?jadi bertanya-tanya (dengan gaya garuk-garuk kepala dan melihat keatas)
Posting Komentar