30 Sep 2009

MENUNGGU THR DI MALAM LEBARAN

THR alias Tunjangan Hari Raya memang menjadi jawaban dari semua permasalahan keuangan menjelang lebaran. Termasuk juga aku.......Surprais, saat suami mendapatkan THR 1 kali gaji plus uang gajian yang di majukan dari tanggal. Dan aku sudah berpikir keras untuk apa kelebihan gaji itu dan jawabnya BELANJA.........!!!!!



Nggak penting aku belanja dimana dan berapa budget yang aku habiskan untuk oleh-oleh di kampung. Namun yang terpenting malam ini, malam lebaran saat aku menulis posting ini (yang belum jelas kapan aku bisa oline karena masalah jaringan). Aku menulis di teras rumah, dan kebetulan sekali tetanggaku pemilik meubel rumahan. Dan baru aku sadari jika tiap malam takbiran seperti ini halaman rumahku penuh dengan sepeda motor milik pekerja di meubel. Para pekerja yang sebagian laki-laki duduk di depan toko meubel yang setengah tutup, dan istri-istri mereka duduk di halaman sebelah kanan rumahku. Biasanya sih kalau aku nggak duduk di teras, bisa dipastikan mereka akan ngbrol sampai tengh malam saat para suami pulang dari meubel itu.

Iseng....sambil utak-atik laptopku aku mendengar pembicaraan mereka. Dan Tuhan.....hatiku terkejut. Para istri itu menunggu suaminya yang antri untuk mengambil THR!!!!!!! dan terkadang mereka menunggu sampai tengah malam. Bahkan tahun kemarin menjelang dini hari aku masih mendengar suara mereka di luar pagar. an aku baru sadari sekarang begitu pentingnya THR bagi mereka. ( Jujur aku memang orang yang cuek dengan keadaan yang tidak ada kaitannya dengan aku)

Aku berusaha untuk mendengar pembicaraan mereka (insting mantan seorang wartawan), dan yang lebih membuatku meringis mereka berharap banyak dari THR itu untuk beli baju lebaran anaknya, kue, dan ada yang buat bayar zakat. Aku menghela nafas dan agak menyesalkan kenapa THR harus dibayar pada malam Lebaran.....?Aku masih bertahan untuk mengetahui berapa lama mereka mendapatkan jatah THR, dan ternyata juntuk malam ini mereka hanya hanya menunggu sampai jam 10 malam.Sambil keluar dari meubel paras uami tersenyum lebar sambil menghampiri istri masing-masing dan menyerahkan bungkusan yang aku pikir adalah sarung dan selembar amplop yang berisi THR. Salah satu suami berkata, " semoga dapat 500 ribu ya dik?". Istrinya yang nggak sabar langsung membuka isi amplop, "ya mas.....cuma 400 ribu, tapi nggak apa-apa wis. Ke pasar yuk mumpung belum malam"

Melihat slide di depan mataku sendiri batinku terasa terluka.Mereka menunggu THR sebesar 400 ribu di pinggir jalan bahkan sampai tengah malam untuk membeli kebutuha lebaran. Dan aku.....dengan jumlah yang sama terkadang habis untuk membeli sepasang baju. Dan aku juga tidak perlu seperti istri mereka yang menemani suaminya untuk mendapatkan THR yang di dapatkan dan di habiskan pada saat yang sama di malam lebaran...... Aku tinggal duduk manis dan rekening bertambah dari kantor dan siap aku habiskan. Tuhan....aku berpikir siapa yang salah. Apaka aku yang terlalu berfoya-foya atau tetanggaku yang memberikan THR pas malam lebaran? (nggak nyambung kan?)

Namun terbersit rasa malu diperasaanku sendiri. Malu pada Tuhan karena merasa masih kurang untuk berbagi. Malu pada suami yang kerja siang malam dan hanya mendapatkan satu kemeja seharga 50 ribu dar THRnya. Malu pada mereka yang mendapatkan THR pada malam Lebaran dan malu pada semunya. Tubuhku terasa menyusut dan tidak tahu harus menyembunyikan diri dari rasa malu ini. Semoga slide-slide malam takbir yang muncul di hadapanku ini adalah tangan Tuhan yang menggerakkan perasaanku untuk lebih berbagi.

(aku melihat tumpkan baju baruku dalam koper yang belum sempat aku keluarkan. Seandainya waktu dapat di ulang nggak akan aku beli tumpukan kain itu. Tapi aku bukan Tuhan......yang bisa mengembalikan waktu yang pergi Semoga aku masih bisa berbagi rejei. Huh....Tuhan, aku malu!!!!!!!!

3 komentar:

MONOKROM mengatakan...

Posting-nya bagus sekali.
Menyedihkan memang, nasib 'bisa jadi' sebagian besar masyarakat negeri ini. Sebenarnya, saya juga termasuk dalam kelompok tersebut he..he..he... To tell the truth, sebagai seorang guru PAUD, let alone yang masih GTT, take home-pay bulanan saya juga sangat 'sumbang' alias tidak layak, habis buat makan satu kali sehari dan bensin ke tempat ngajar. Sementra kebutuhan lain disuport penghasilan suami. THR-nya pun juga gak cukup buat beli satu stel baju yang sederhana tapi trendy buat lebaran. Untung saja suami bisa menopang kebutuhan tersebut ha..ha..ha..kok jadi ngelantur ke curhat yah...
Aneh memang relaitas di negeri ini, ada sebagian orang yang begitu bergelimang kekayaan (entah halal atau endak), tapi begitu masif kemiskinan terjadi di mana-mana. Tentunya ada yang salah dengan kelakuan para pemimpin negeri ini. Mereka begitu saja menyerahkan kekayaan negeri ini pada mereka yang rakus tapi tidak berhak, sementara saudara sendiri ditindas, diperas darahnya untuk menopang kehidupan mewah mereka.
Mungkin ada benarnya, banyak orang yang percaya dan mengharapkan ramalan kiamat 21 Desember 2012, akan benar terjadi, sehingga ketidak-adilan di negeri ini dan di seluruh bumi segera bisa berakhir...karena hanya dengan cara itu rasanya kedholiman tersebut bisa dihentikan.

Jhoni20 mengatakan...

wah sadis masa THR dapetnya pas malem lebaran!?!?!?.........kalo saya seminggu sebelum lebaran THR pasti sudah masuk ke rekening!!!!

kondisi seperti ini si td ada yg salah dan benar.......tapi keadaan yg bikin seperti itu!?!?!?

salam kenal dari bali!?!?!

irarachma mengatakan...

@ pelangi anak: hidup keadilan yang tak pernah kita dapatkan....(ironis)
@ Jhoni: salam kenal balik....dari banyuwangi yang ada di jakarta (nggak bingung kan?)