15 Jan 2018

Hidup


Foto ini diambil tahun 2015. Seorang siswa ingin berbagi gelang buatannya kepada saya di kelas Inspirasi yang rutin dilakukan tiap tahun. Saya duduk karena tidak kuat d berdiri lama. Saya yang sakit. Benar benar sakit. Perut saya membesar seperti hamil dan mengalami pendarahan hebat hampir selama 10 hari
Jangan kan untuk beraktifitas normal, untuk berjalan saja ke kamar mandi sangat menyakitkan. Setiap malam. Saya hanya bisa menangis dan berdoa. Dokter menyarankan operasi, tapi saya menolak nya. Selain trauma, saya berpikir tentang biaya dan siapa yang akan merawat saya. Dua tahun lalu, tepat hari ini saya memilih untuk tetap ikut kelas inspirasi untuk berbagi. Karena berpikir mungkin hidup saya tidak lama lagi. Saya ingin berbuat baik. Iyaa saja
Saya yang mengalami kram hebat, dan keringat dingin sebesar bulir jagung sepanjang hari itu. Perut saya bebat dengan kain panjang untuk menahan kram hebat Dan akhirnya saya menyelesaikan acara di hari itu dan memutuskan untuk segera pulang beristirahat
Dan akhirnya 2 hari selepas acara ini, saya kalah di meja operasi. Bukan kalah dalam arti sebenarnya, tapi sudah jadi takdir yang harus dijalani. Melewati menit menit menegangkan dan rasa sakit yang luar biasa. Sendiri di meja operasi
Saya berpikir tidak hidup lagi. Selalu ada keajaiban bukan? Saya percaya itu
Dua tahun sudah berlalu dan saya baik baik saja. Menjadi lebih baik bahkan. Keloid bekas beberapa operasi di bagian perut sudah semacam simbol senyum. Titik dua kurung tutup. Dulu saya selalu ketakutan melihat bekasnya. Tapi sekarang? Saya bangga karena pernah berjuang melawan takut. Iya takut mati dan takut tidak hidup lagi
Akhirnya saya merasakan apa yang dirasakan seorang mantan preman yang bercerita dengan bangga peristiwa besar dibalik luka codet di pipinya.
Saya yang bangga dengan banyaknya bekas luka operasi dibagian perut saya yang berarti sudah banyak peristiwa yang terlewati
Mau rasa nyeri dan akhirnya berat badan bertambah drastis pun bukan lagi jadi masalah berat. Yang bisa saya lakukan hanya bersyukur
Terimakasih Gusti Allah. Atas hidup hingga detik ini dan nanti. Tetapkan menjadi hambamu yang bermanfaat buat orang lain. Itu saja

Banyuwangi, 10 November 2017

Tidak ada komentar: