15 Jan 2018

Berdamai




"Hai aku Iraa"
"Iraa Sukowidi. Halah gayamu. Lali ta ambe aku". Saya diam sesaat. "Vera ir. Vera.. tonggomu."

Saya sadar saya baru memekik tapi pelan. "Vera. Ya ampun." Kami berpelukan.

Awalnya saya sengaja memperkenalkan diri ke Vera karena dia baru saja turun panggung setelah nyanyi dengan Kapok Band yang terdiri dari warga binaan Lapas Banyuwangi. Alasannya untuk liputan. Ternyata Vera adalah salah satu vokalis dari enam vokalis perempuan Kapok Band.

"Sudah satu tahun lebih aku sekolah di dalam. Masak kamu nggak dengar," katanya memulai obrolan. Saya mengangguk dan berkata pernah mendengar kasusnya. "Sejak 2003 aku mainan gituan baru tahun 2016 aku kena. Dikenal licin memang. Tapi kapok wes," kata dia sambil tertawa. Memang tampak tidak ada beban tapi sorot matanya tidak bisa disembunyikan.

Hari Minggu lalu, Kapok Band boleh keluar Lapas untuk manggung di peringatan Hari HIV sedunia di lapangan Blambangan. Ada 22 orang yang diijinkan keluar. Selain personal band, ada juga pelukis warga binaan memamerkan karyanya di masyarakat umum. Karena sedang berada diluar, beberapa keluarga juga menyambangi sambil nonton mereka manggung.

"Tapi aku sengaja nggak ngasih tau keluargaku Raa. Biar wes saling mendoakan saja," katanya. Vera tidak berubah. Tetap ramah hanya saja kita sudah sama sama terlihat dewasa jika tidak mau dikatakan tua.

"Aku sek suwi nang njero. Tapi wes leren. Ndak lagi. Kapok," katanya. Saya tertawa sambil menimpali. "Seng penting ojo kapok Lombok yo versi."

Kami berpisah ketika Vera harus menyanyi lagi di atas panggung. Dan saya akhirnya menjadi penonton.

Maka saya meyakini dalam kehidupan kita pun harus memilih. Mau jadi pemain atau jadi penonton? Silahkan. Asalkan jangan jadi tukang nyiyirin pilihan hidup orang

Sehat Vera. Kapan kapan kita ketemu lagi.

Sudah hampir sore. Jangan lupa makan siang. Ingat. Melupakan mantan itu butuh banyak asupan



Banyuwangi, 12 Desember 2017

Tidak ada komentar: