22 Jan 2015

SIDAT, UNAGI JEPANGNYA BANYUWANGI






Diriku mendapat tantangan darai Eliza Gusmeri buat upload foto makanan selama lima hari berturut turut. Nahh baru sempat memulai hari ini. Dengan banyaknya pilihan makanan, maka saya akan memilih dan memilih poto poto makanan khas Banyuwangi.

Saya memilih makanan khas. Keindahan dan kebagusan sisi fotografinya saya abaikan secara sudah nggak pernah lagi angkat-angkat kamera "gede". Hanya modal kamera dari handphone saja karena yang terpeting sisi "kekayaan kuliner" tersampaikan. Saya menyebutnya politik meja makan.

Untuk hari pertama saya memilih Sidat.

Di Banyuwangi dikenal dengan nama Uling. Kalau di Jepang dikenal dengan Unagi. Harganya cukup mahal mencapai 150 ribu lebih per kilo gram bahkan lebih.

Unagi bukan belut. Unagi adalah sidat. Dagingnya lembut dan bumbu bisa dengan mudah meresap ke dalamnya. Di Jepang, Unagi biasanya di masak Kabayaki dengan saus terbuat dari campuran kecap asin, mirin, gula pasir, dan sake.

Unagi kabayaki dipercaya orang Jepang sebagai makanan bergizi untuk menambah stamina sepanjang musim panas. Pada hari Doyō no Ushi musim panas (sekitar minggu ke-3 atau minggu ke-4 bulan Juli) terdapat tradisi makan unagi kabayaki di seluruh Jepang.

Saya doyan banget !!!!!

Nah bagaimana sidat di Banyuwangi? di Banyuwangi, Sidat kebanyakan di pepes atau di pelas. Dengan bumbu merah pedas dan di bungkus dengan daun pisang lalu di bakar.

Rasanya Indonesia banget. Seperti biasa saya juga doyan Sidat dimasak versi "Banyuwangi". Kuliner ini ada di Singgasana SIdat, di sebuah tambak yang dikelola secara mandiri di wilayah Parijatah Banyuwangi. Bulan Januari rencananya mereka akan membuka restoran dengan Sidat sebagai salah satu menu utama.

Jayalah terus kuliner Indonesia

Tidak ada komentar: