1 Jan 2015

MASA BERKABUNG TELAH SELESAI RAA




"Maka selesaikanlah masa berkabung mu Raa"

Saya sudah mulai berdamai dengan kenyataan dan mulai kembali menyederhanakan mimpi yang saya miliki.
Abortus (kesekian kali) ternyata tidak membuat saya perempuan yang kuat. Saya semakin rapuh saja. Berpikir tentang hal hal yang sama tentang perempuan perempuan yang memiliki rahim dan di cap sebagai 'perempuan aneh' karena tidak pernah melahirkan bayi.

2 minggu bagi saya sudah cukup sebagai masa berduka cita. Ketika selalu berpikir bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk hambanya. Tuhan lebih sayang fetus yang tidak pernah saya lahirkan. Ketika saya berharap banyak kepadanya ketika saya semakin menua. Anak anak yang akan menjadikan saya sebagai perempuan sempurna dan membiarkan mereka memanggil saya 'ibu'.

Maka saya menerima kesakitan kesakitan. Tidak melawannya. Menerimanya seikhlas ikhlasnya tanpa kata kata 'berandai'.


Maka Tuhan mungkin masih saja memberikan kesempatan saya untuk mengejar matahari terbit di Bromo. Senja di Pulau Merah atau berlari ke Bedugul. Atau mencari perompak di lembah Gunung Karaeng dan mengatakn bahwa saya adalah anak keturunan dari seorang Daeng. Walaupun ada ketakutan bahwa saya keturunan terakhir yang berhenti tanpa berakar kembali.

"Ayah saya Daeng dan saya tahu diri saya bukan penerus garis keturunana karena saya perempuan yang tidak melahirkan"

Maka saya harus menyelesaikan masa berduka saya. Kembali bergerak. Menutup telinga mata dan kembali berdiri menatap ke depan. Masih banyak harapan yang bisa dilakukan.

Walaupun toh saat malam saya harus kembali melemah dan menekuk lutut sendirian. Memastikan bahwa saya bukan perempuan aneh tapi karena saya limited edition.

Maka saya berharap sudahi saja vonis kepada saya sebagai perempuan liar yang menjadi mesin pembunuh dari fetus yang muncul dari sel telur saya.

Ada tumpukan surat rekomendasi dari dokter untuk segera memeriksa darah dalam tubuh saya.

Melipatnya dan memasukkan dalam laci. Biar saja. Jika alasan saya tidak punya cukup banyak uang untuk menebusnya saat ini paling tidak saya hanya butuh waktu saja. Sendiri saja.

Ada bulan yang tidak penuh sempurna. Perut saya sedikit saja masih nyeri. Sangat sedikit dibandingkan 2 minggu yang lalu.

Indah itu tidak harus sempurna Raa Begitu sederhananya hidup jika menyadari bahwa semuanya adalah pinjaman.

Selamat malam Banyuwangi. Besok saya akan kembali (lagi) bergerak di atas tanahmu.

Maka saya nyatakan masa berkabung sudah selesai Raa

Banyuwangi, 11Oktober 2014

Tidak ada komentar: