Copy dari sahabat saya Rosdi |
Banyuwangi’s Forum For Environmental Learning (BaFFEL) menggelar
aksi protes atas Insiden pencegatan aktivisnya oleh TNI-Polri dalam
Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) tambang emas
Tumpang Pitu yang terjadi 25 November 2013 lalu.
Jika biasanya jalan protokol kota Banyuwangi yang
mereka pilih sebagai arena aksi, kali ini Pantai Cacalan, Klatak, Kec. Kalipuro
yang mereka jadikan lokasi aksi. Lewat aksi yang dikemas dalam format kemah dan
diskusi lingkungan (29 November 2013), puluhan aktivis BaFFEL menggelar spanduk
sepanjang 10 meter bertuliskan “Tambang Emas Membunuh Laut Banyuwangi”.
“Aksi ini sebagai luapan kekecewan kami atas
represifitas TNI dan Polri. Kami bukan manusia yang anti-pembangunan, tetapi
pembangunan yang baik seyogyanya tak membunuh laut Banyuwangi,” kata Humas
BaFFEL Rosdi Bahtiar Martadi.
Rosdi menambahkan, setidaknya ada 22.955 orang nelayan Banyuwangi yang akan terancam nafkahnya
jika laut Banyuwangi nantinya tercemar oleh limbah tambang emas Tumpang Pitu.
“Jika asumsinya seorang nelayan memiliki seorang istri dan 2 orang anak, maka artinya tambang emas Tumpang Pitu merupakan
ancaman bagi 91.820 warga Banyuwangi”, ujarnya.
Angka tersebut, menurut Rosdi, masih bisa membengkak
jika ratusan ribu buruh industri perikanan juga dihitung.
1 komentar:
Tetap berdjoeang!
Posting Komentar