4 Des 2013

BAFFEL : TAMBANG EMAS MEMBUNUH LAUT BANYUWANGI


Copy dari sahabat saya Rosdi


Banyuwangi’s Forum For Environmental Learning (BaFFEL) menggelar aksi protes atas Insiden pencegatan aktivisnya oleh TNI-Polri dalam Konsultasi Publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) tambang emas Tumpang Pitu yang terjadi 25 November 2013 lalu.

Jika biasanya jalan protokol kota Banyuwangi yang mereka pilih sebagai arena aksi, kali ini Pantai Cacalan, Klatak, Kec. Kalipuro yang mereka jadikan lokasi aksi. Lewat aksi yang dikemas dalam format kemah dan diskusi lingkungan (29 November 2013), puluhan aktivis BaFFEL menggelar spanduk sepanjang 10 meter bertuliskan “Tambang Emas Membunuh Laut Banyuwangi”.


“Aksi ini sebagai luapan kekecewan kami atas represifitas TNI dan Polri. Kami bukan manusia yang anti-pembangunan, tetapi pembangunan yang baik seyogyanya tak membunuh laut Banyuwangi,” kata Humas BaFFEL Rosdi Bahtiar Martadi.

Rosdi menambahkan, setidaknya ada 22.955 orang nelayan Banyuwangi yang akan terancam nafkahnya jika laut Banyuwangi nantinya tercemar oleh limbah tambang emas Tumpang Pitu. “Jika asumsinya seorang nelayan memiliki seorang istri dan 2 orang anak, maka artinya tambang emas Tumpang Pitu merupakan ancaman bagi 91.820 warga Banyuwangi”, ujarnya.

Angka tersebut, menurut Rosdi, masih bisa membengkak jika ratusan ribu buruh industri perikanan juga dihitung.

Rosdi menambahkan, harusnya Pemkab Banyuwangi lebih berpihak kepada potensi perikanan laut daripada tambang emas yang tak dapat diperbaharui. Potensi perikanan laut tak hanya berkelanjutan, tetapi juga menghantarkan Banyuwangi meraih identitas sebagai bandar ikan Indonesia terbesar kedua setelah Bagan Siapiapi. “Jika laut sudah tercemar, maka identitas itu hanya tinggal sejarah”, pungkasnya. 

1 komentar:

Ivan Kavalera mengatakan...

Tetap berdjoeang!