26 Jul 2013

26 JULI 2013 ; SELAMAT HARI PUISI INDONESIA PERTAMA!

26 Juli

Chairil Anwar di lahirkan di Medan Sumatra Utara pada tahun 1922. Ia adalah anak Bupati Inderagiri Riau dan bersaudara dengan Sutan Sjahrir. Usia 15 tahun dia memutuskan untuk tidak bersekolah dan menjadi seniman serta berhasil menguasai bahasa asing seperti Inggris, Belanda dan Jerman.

19 tahun, dia pindah ke Jakarta bersama ibunya yang bercerai dengan ayahnya. Usia 20 tahun, tulisannya di muat di Majalah Nisan pada tahun 1942. Hampir puisi-puisinya berisi kematian. Ia sempat mengirim puisi ke Pandji Pustakan tapi tolak, karena puisinya di anggap terlalu individualistis.

Chairil sempat menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta dan jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi cinta itu tidak pernah tersampaikan karena Chairil tidka punya keberanian. Puisinya beredar selama masa pendudukan Jepang dan tidak di terbitkan hingga tahun 1945.

Tahun 1946 Chairil menikahi Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus dan mempunyai anak yang bernama Evawani Alissa, namun bercerai pada akhir tahun 1948. Hingga akhirnya di usia yang cukup muda 27 tahun, ia meninggal dunia di Rumah Sakit CBZ, di duga karena penyakit TBC.

Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi; kebanyakan tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949,[4] sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi.Semua tulisannya baik yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak, dikompilasi dalam tiga buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat. Kompilasi pertama berjudul Deru Campur Debu (1949), kemudian disusul oleh Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).

Karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron

Pekanbaru, Riau 22 November 2012 lalu.

Diperkarsai oleh Rida K Liamsi sebagai salah seorang inisiator dan didukung oleh penyair dari Aceh hingga Papua, mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia di Pekanbaru.

Deklarasi dibacakan Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri didampingi 40 penyair se Indonesia dan diorganiser acaranya oleh Asrizal Nur (Yayasan Panggung Melayu), Kazzaini KS (Dewan Kesenian Riau) dan beberapa Komunitas Sastra lainnya.

Iya Hari Puisi Indonesia yang pertama

26 Juli 2013

Apabila politik itu bengkok maka puisilah yang meluruskannya.(Jhon Kennedy)

Selamat Hari Puisi Indonesia.
Mem-puisi-kan Indonesia.........

FOTO DARI SINI


Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949
(Chairil Anwar - Yang Terhempas dan Yang Putus)

1 komentar:

atep mengatakan...

informasinya sangat bermanfaat sekali, terimakasih banyak