Saya sempat mengatakan bahwa saya sangat mencintai
November.....seperti saya mencintai Hujan, mencintai Banyuwangi dan
mencintai Batam.
Dan saya menyelesaikan catatan terakhir saya di
Bulan November 2011 dengan berbagai macam pertanyaan yang bergelanyut di
otak saya.
Pertanyaan yang saya sendiri menciptakannya. Yang
melatih otak saya untuk terus berpikir. Ya....akhirnya saya
mempertanyakan diri saya sendiri. Apakah saya yang terlalu berlebihan
untuk menyikapi setiap masalah.
Saya jadi ingat bahwa
kemarin sesorean saya berdebat habis dengan seorang laki-laki yang sama
sekali tidak saya kenal. Jangankan kenal, namanya saja saya tidak tahu.
Saya hanya duduk membaca buku menemani dua perempuan kenalan saya. Saya
tidak tertarik mengikuti pembicaraan mereka. Hingga tiba-tiba tanpa
berdosa ia berkata, "Dari ketiga perempuan yang ada disini, kamu adalah
orang yang keras kepala". Dan dia berkata sambil menunjukkan telunjuknya
tepat di muka saya. Refleks saya menggenggem telunjuk dia meremasnya
sambil menepiskannya dari depan mata saya. Saya tidak peduli dia
meringis kesakitan. Kalau seandainya tidak melihat di tempat umum saya
sudah menampar mukanya.
"Anda tidak perlu menilai saya keras
kepala atau tidak. Karena bukan urusan anda. Anda juga tidak perlu
bertanya mengapa saya meremas telunjuk anda. Bersyukur saja saya tidak
menempeleng anda di muka umum. Anda juga tidak perlu tahu saya lahir
dari suku mana, ataupun besar di lingkungan beradab atau tidak. Jangan
pernah sok tau tentang saya. Sedangkan anda sendiri tidak pernah tahu
nama saya"
Saya tidak memberikan kesempatan sedetik pun
dia berbicara. Walaupun berbicara saya tidak peduli lagi apa yang ia
bicarakan. Yang terakhir saya tau adalah dia pergi dari hadapan saya
setelah saya mengebrak meja dengan tangan saya.
Dan saya baru
sadar 2 perempuan yang ada disamping saya melihat aneh kepada saya.
"Santai aja Bu..., saya memang keras kepala", ujar saya sambil tersenyum
dan meneruskan buku yang saya baca. Dan saya tidak peduli dengan
laki-laki yang baru saja menunjuk muka saya. Bahkan jika bertemu mukanya
saya juga sudah lupa. Tidak penting bagi saya.
Saya
mengakhir bulan November 2011 dengan menjawab berbagai pertanyaan.
Pertanyaan mengapa saya masih bisa bertahan dalam keragu-raguan saya.
Mengapa saya masih bisa melangkah saat beban benar-benar sudah membuat
saya putus asa. Saat saya masih bisa berbicara di depan michrophone
padahal hati saya benar-benar hancur. Mengapa saya masih bisa tertawa di
pagi hari padahal malam sebelumnya saya menangis habis-habisan di bahu
sahabat saya. Mengapa saya masih mempercayai orang yang sudah tidak bisa
saya percayai. Mencintai lelaki yang sama walaupun saya tidak tahu
apakah dia masih mencintai saya. Dan saya masih percaya bahwa hujan akan
tetap datang walaupun november sudah saya lewati.
Dan saya percaya bahwa saya masih bisa menyelesaikan catatan-catatan saya entah kamu membacanya atau tidak.
Saya
harus selesaikan catatan ini. Karena masih banyak yang harus saya
selesaikan, selain mengenang bulan November yang telah berlalu.
Ya...november! saat engkau menepis pelukanku. Sudahlah......aku menemasi
mimpiku dan aku harus melanjutkan perjalananku yang tertunda.
Weeds.....di
akhir November ini saya hanya ingin mengatakan bahwa saya masih
mencintaimu. Seperti saya mencintai Hujan dan bukit Senja itu. Saat
wajahmu membayang diantara bias kenang dan mimpi indah yang pernah kita
lewatil
: dan Hujan November telah saya lalui dan saya sadar bahwa saya melewatinya tanpa kamu.
pesan : "Hmmmmm......udah makan?Jgn lupa makan ya..."
Aku memeluk mimpi itu
30 November 2011
1 komentar:
ada galau yg kental di tulisanmu mba,...
november tlah usai, bulan baru, tahun baru, dan harapan baru.
semoga mimpimu menemukan muaranya... :)
Posting Komentar