6 Sep 2011

RORO OYI : MATI DI KERIS SANG KEKASIH

Aku ingin berkisah tentang Roro Oyi. Seorang perawan bau kencur dari Surabaya, Dia sengaja di bawa ke Mataram oleh Suhunan Amangkurat untuk menggantikan sang Ratu Rara Truntum yang telah mangkat karena fitnah. Karena masih belum dewasa Roro Oyi di titipkan di Wirareja untuk di didik menjadi perempuan Mataram. Hingga suatu saat sang Pangeran Adipati Anom sang pewaris kerajaan jatuh cinta pada Roro Oyi, calon ibu tirinya. Cinta terlarang dalam sebuah kerajaan. Tapi dua insan itu saling mencintai. Hingga Roro Oyi hamil karena Pangeran Adipati Anom. 

Suatu hari Suhunan Amangkurat berkenan untuk menikahi Roro Oyi. Saat mengetahui Roro Oyi hamil karena perbuatan sang pewaris tahta, Suhunan marah besar. Dia mengusir pangeran dan menjadikannya sebagai kawula biasa di Lipura. Dan akan dikembalikan haknya jika berhasil memperbaiki dirinya. Salah satu cara untuk memperbaiki diri adalah dengan membunuh Roro Oyi. 


Merasa sebagai calon raja Mataram, Pangeran Adipati berdiri dan menghunus kerisnya. Dilihatnya Roro Oyi bersimpuh dan mata mereka beradu pandang. Pangeran Adipati Anom dilema. Ia mencintai Roro Oyi dan calon anaknya sedangkan disisi lain ia tidak ingin kehilangan haknya sebagai calon raja mataram. 

Tanpa pikir panjang Roro Oyi menatap ujung kerus yang tajam dan beracun. Lalu ia menabrakkan dirinya pada keris yang terhunus itu. Membunuh dirinya dan calon anaknya demi nama baik lelaki yang sangat ia cintai. 

Tidak adil.....aku berteriak sendiri dalam kisah lakon yang ada di depanku. Roro Oyi tidak bersalah. Dia telah di cerabut dari keluarganya di Surabaya dengan mengatasnamakan pengabdian. Apa salah jika dia jatuh cinta pada calon"anak tiri"nya?Sedangkan usia mereka sama?apa salah ia melabuhkan hatinya pada sang pangeran? Saat ia merasa sendiri dan lelah akan tekanan hidup? Dan atas kesalahannya, ia berharap sang pangeran membimbingnya dan hidup berdua dengan anak dalam kandungannya walaupun hanya menjadi kawula alit!!!! Atas nama harga diri! Aku tau Roro Oyi kecewa saat lelaki yang dicintainya berdiri dan menghunus keris di hadapannya. Aku tau Roro Oyi patah hati dan memupus semua mimpinya. Aku tau Roro Oyi berpikir panjang jika sang pangeran membunuhnya maka ia akan sangat kecewa karena merasa dikhianati, bahkan pangeran juga akan kecewa karena pangeran bukan hanya membunuh kekasihnya tapi juga calon anaknya. Aku tau apa yang di pikirkan Roro Oyi saat ia memutuskan membunuh dirinya dengan pisau terhunus lelaki yang dicintainya. Hanya untuk nama baik lelakinya. Saat ia bukan siapa-siapa, Hanya perempuan tahanan Amangkurat!!!!! 

Dan aku tau walaupun kecewa Roro Oyi tidak pernah menyesal mencintai Pangeran Adipati Anom!
Roro Oyi telah membuat pilihan di negara yang tidak memberikannya pilihan. 

Aku tulis catatan ini sambil mengusap air mataku. Bukan berarti aku cengeng. Tapi kenapa harus perempuan? Feodalisme bukan hanya menggerus ekonomi rakyat! Tapi juga membunuh mimpi sederhana perempuan yang bernama Roro Oyi! 

Entah mengapa tiba-tiba fragmen itu muncul di hadapanku! dengan tokoh yang sama bernama Ira! Kuambil keris dilambungku dan ku tikamkan ke arah lelakiku! Agar kita sama-sama mati dan merasakan kehilangan calon janin dalam rahimku. Dan tidak ada lagi calon Raja di Amangkurat! Yang lebih mengandalkan harga diri dari pada sebuah keadilan!
Banyuwangi, 6 Agustus 2011 

Di sadur dari "Gadis-gadis Amangkurat cinta yang menikam" Rh. Widada
My Dear....kau tau? Matahari tidak pernah terbit di tanah Blambangan!

1 komentar:

Rh. Widada mengatakan...

Kenapa mereka yang kuat/ kuasa justru mengorbankan orang-orang yang seharusnya dilindungi? Setelah berabad-abad ternyata karakter penguasa di negeri kita ini tak banyak berubah. Kenanglah kembali Marsinah, Udin (wartawan kritis di Bantul yang dibunuh "orang tak dikenal), Munir, Wiji Thukul..... dan banyak lagi yang bahkan tidak sempat kita "dengar".
Terima kasih Mbak Ira, Sampean sudah bersedia membaca dan menggemakan suara mereka yang telah dibungkam.
Salam.
Rh. Widada