6 Sep 2011

DAN KAMU MEMBUNUHKU

"Raa....sebagai lelaki aku malu menangis"
Aku terdiam dan aku merajuk padamu dan membayangkan kau mengelus rambutku. Aku tetap terdiam.
"Aku mencintaimu Raa" Aku mengangguk dan membayangkan kau disana memelukku dan menciumi seluruh wajahku. Dan aku meneteskan airmata.
"Tapi kau egois Raa. Catatan-catatanmu cuma mimpi semu yang coba kau tawarkan padaku untuk membuatku bahagia"

Tanganmu mencengkram jantungku dan aku hanya diam

"Kau tak pernah melakukan apa-apa untuk cinta kita. Kau egois! Kau hanya pemuja kata-kata. Mana buktinya" Tanganmu semakin mencengkram jantungku bahkan mencerabut hatiku. Dan aku terdiam menahan sakit dan membiarkan satu bulir air mataku menetes di ujung kiri mataku. Aku menggit bibirku sendiri. Rasa asin masuk di rongga mulutku Aku menelan darahku sendiri

"Semua dunia tau kau adalah milikku, tapi kau? Menyembunyikanku pada catatan-catatan mu. Kau hanya jadikan aku penggerak liar pikiranmu" 

Aku terdiam. Sayang kau tak pernah tau jika kau adalah hujan dalam gersangku. Api dalam dinginku. Ilalang peneduhku.

"Sebagai laki-laki aku malu menangis tapi aku tak pernah malu untuk membunuhmu"

Aku berpaling dan kau langsung menusukku dari belakang. Aku terdiam dan aku melihat hatiku terluka berdarah-darah. Dan pisau rindu itu benar-benar menusukku. Dan kau melangkah meninggalkanku dengan luka yang menganga. Aku hanya diam Ada setetes air mata di ujung matamu dan aku berusaha menggapaimu.

"Kau tau Raa. Aku lebih malu menangis dan memilih membunuhmu"

Aku terdiam dan kakiku lemas aku terjatuh. Dan hanya bisa melihat kau berlalu menghilang dengan egomu
Aku mati!
Banyuwangi, 5 Agustus 2011


Tidak ada komentar: