15 Jan 2018

Menyapa Negeriku (Anambas)


Saya buat catatan ini dari lantai lima di salah satu hotel di dekat Senayan Jakarta. Jalan di depan hotel ini tidak asing bagi saya namun saya berusaha untuk mengasingkan diri.

Iya mengosongkan cangkir yang saya punya untuk menerima dari orang lain. Bukankah hidup semacam itu? Langit tidak perlu menjelaskan jika dia tinggi.

Alhasil saya bertemu dengan satu tim yang akan diberangkatkan ke Anambas Kepulauan Riau. Bertemu dengan puluhan anak anak muda keren yang akan dikirim ke 11 daerah dan anak anak muda keren itu milik Indonesia

Bisa bayangkan jika potensi ini di fasilitasi? Benar kata Soekarno, dia hanya meminta 10 pemuda untuk merubah dunia. Dan malam ini ada puluhan anak muda keren dan di luar sana saya sangat yakin ada ratusan ribu pemuda yang peduli pada bangsanya. Lalu apa masih meragukan bahwa Indonesia tidak bisa menjadi lebih baik lagi?

Ada finalis Putri Indonesia, ada peneliti muda, ahli silat, dokter, penari, ahli ini, ahli itu dan saya mah apa hanya seledri di atas kuah soto. *abaikan yang seledri.

Dan akhirnya saya mengakui bahwa mereka yang saya temui malam ini adalah orang orang keren. Orang orang pilihan.

Yup. Indonesia ini di bangun tidak oleh satu orang. Dan setiap orang punya cara berbeda untuk menemukan "Indonesia" nya.

Perjalanan belum di mulai. Ini baru awal. Masih satu hari lagi saya di Jakarta. Dan saya benar benar melupakan jika 8 bulan yang lalu saya benar benar patah hati saat meninggalkan kota ini.

Lalu kamu. Bagaimana kabar kamu? Saya percaya kamu membaca catatan ini walaupun saya tidak menyakininya.

"Kamu bangga sama aku?"
"Tidak perlu di jelaskan Raa"
"Kamu tahu aku benar benar merasakan energi yang luar biasa bisa ikut dalam perjalanan ini"
"Yang penting kamu jaga kesehatan"

Kami hening dan benar benar berpisah tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Baiklah bukankah setiap perjalanan adalah proses spiritual. Percayalah mengobati patah hati adalah dengan jatuh cinta lagi.

Jika kamu patah hati dengan carut marut negeri ini, mulailah jatuh cinta lagi. Bukankah banyak cara untuk mencintai negeri ini?

Selamat menemukan Indonesia di ujung negeri.

To be continue.

*ini Tim yang berdoa semoga Laut China Selatan tenang saat kami melakukan perjalanan awal Desember ini.

Banyuwangi, 29 November 2015 

Tidak ada komentar: