9 Mei 2013

QUICK NOTE : Bisa baca saya?

3 Mei 2013,



Kamu tahu, saya seperti kembali ke sebuah masa lalu. Ketika saya masih anak-anak membawakan sebuah tulisan puisi yang berjudul "ayahku hebat" untuk bapakku. Iya bapak ku yang bernama Daeng Musa yang suka minum kopi sambil baca koran di teras rumah depan

"Pak ini buat bapak. Adek nulis puisi buat bapak"
"Taruh di meja adek aja, nanti bapak baca"

dan saya berjingkat sambil meletakkan puisi saya di meja belajar sambil tetap melihat bapak saya yang masih asyik membaca koran. 15 menit, 30 menit saya mulai turun dari kursi untuk bermain-main di dapur. Satu jam kemudian saya kembali melihat secarik puisi masih di tempat yang saya. Masih tertindih penghapus yang berbentuk bola kasti.

Sampai malam pun bapak tidak pernah melihat secarik puisi itu, bahkan sampai bapak kembali ke Bali.

Suatu malam saya menangis sambil mengambil puisi dan melipat puisi itu dan meletakkannya di bawah tumpukan buku pelajaran dan melupakan bahwa sata pernah menulis puisi kepada bapak. Saya hanya menulis puisi untuk ibu saya yang selalu membacanya dan bahkan menempelkannya di belakang pintu kamarnya. Dan saya saat itu menyimpulkan bahwa laki-laki itu egois.

Dan akhirnya puisi itu saya buka kembali ketika bapak saya meninggal di usia saya 8 tahun dan bapak saya tidak pernah membacanya. Saya anak perempuan yang menggunakan topi saat pemakaman bapaknya melempar kertas kedalam kuburan bapak ketika semua sibuk memakamkan bapak dengan tanah merah. Lalu saya mengayuh sepeda ke laut dan pulang sore hari disambut dengan pelukan ibu.

"Adek nggak boleh nakal". Nakal bagi saya adalah membuat ibu saya menangis dan berjanji tidak akan nakal dan membuat ibu menangis. Dan saya tetap membuat puisi untuk ibu saya.


Dan sesorean ini saya menyelesaikan catatan tentang ""Mantra Santet Merah Suku Using Banyuwangi"

Saya ingin kamu adalah orang yang pertama membacanya. Tapi mungkin kamu terlalu sibuk. Dan kamu dimana? dan saya merasa melihat ayah saya yang duduk di depan teras rumah dan lupa membaca puisi yang saya tulis untuk dia.

Atau mungkin saya yang terlalu berlebihan? mungkin saja ya. Benar katamu saya terlalu banyak bicara dan akhirnya memilih untuk diam dan melanjutkan catatan saya. Ketika kamu menjadi alasan saya untuk menulis, menulis dan menulis. Mengumpulkan puzzle yang berserak.

"Dalam babad Bayu di kisahkan Jagapati melakukan persetubuhan dengan Sayu Wiwit. Hal tersebut membuat arwah Agung Wilis yang selalu melindungi tubuh Jagapati langsung meninggalkannya karena hal tersebut dianggap incest karena Sayu Wiwit merupakan Putri Agung Wilis. Hal tersebut menjaid salah satu penyebab hilangnya kesaktian Jagapati yang berujung pada kematian dan kejatuhan Bayu pada perang Puputan Bayu

Mantra Jagapati bisa di bacakan oleh laki-laki atau perempuan untuk menjaga diri agar tidak terjadi pesetubuhan seperti yang dilakukan oleh Jagapati dan Sayu Wiwit"

(Mantra Jagapati)

Apakah kamu membacanya? entahlah saya tidak akan lagi berani berharap kamu adalah orang yang pertama dan berkomentar atas catatan-catatan saya.

Iya berkomentar walaupun saya selalu membantah komentar-komentar kamu dengan nada miring di percakapan kita. Saya suka itu... sungguh.

"Bisa baca.....?aku kirim ke email sekarang"
"Nanti sajalah......"

akhirnya saya yang lebih sibuk mendengarkan cerita kamu di telinga saya. Duh Gusti........... akhirnya saya diam dan melanjutkan catatan ini.

Iya... saya kangen kamu, kangen mata kamu dan butuh kamu menggenggam tangan saya sambil mengatakan, "Raa.... saya rindu dan saya sekarang ada untuk kamu"

Kamu dimana?

Kamu yang saya panggil Bintang Utara.
"Mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi afirmasi yaitu pernyataan positif yang menggambarkan situasi yang diinginkan, dan yang diulang berkali-kali, untuk mengesankan pikiran bawah sadar dan memicu ke dalam tindakan positif. Untuk memastikan efektivitas afirmasi, maka afirmasi harus diulang-ulang dengan penuh perhatian, minat, keyakinan, dan keinginan. Afirmasi harus diselaraskan dengan hukum alam. Karenanya, ini merupakan kebenaran dan harus selalu demikian. Setiap afirmasi dinyatakan dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa yang ditegaskan itu akan terwujud. Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri"

Finish.... saya harus segera pulang

Tidak ada komentar: