22 Nov 2012

IJINKAN SAYA MENJADI ANGIN


Tiba-tiba saya ingin menjadi angin. Agar bisa menari dan bergerak tanpa rasa sakit yang diam-diam saya simpan.

Seperti malam ini......saya benar-benar mau menjadi angin agar dapat terbang melintas tanpa batas. Menggerakkan ranting dan menggugurkan daun kering. Lepas melintaskan air hujan yang tempias di teras rumah pada perempuan yang duduk di depan jendela menunggu kekasihnya datang.

Bergerak bebas meniup silir-silir pada lelaki tua yang sibuk dengan radio buntut tepat di perempatan dekat rumah. Menemani dia bermimpi dalam kesendiriannya.

Saya ingin menjadi angin tanpa berbentuk agar saya bisa menyelinap di kamarmu. Menatap wajahmu, matamu, membelai sedikit anak rambutmu atau meniup sedikit kelopak matamu agar kamu lelap dan beristirahat. Tidak apa.... saya tidak melihat retina coklatmu. Menatap mu sebentar saja sudah cukup. Saya tidak akan mengusik kamu atau siapapun yang ada di dekatmu. Setelah kamu terpejam, ijinkan saya berdiam sejenak barang satu atau dua menit. Lalu saya akan pergi kembali. Saya tidak akan menyentuhmu...... tidak akan mencium kening mu atau apalah itu sebagai tanda sebuah perpisahan. Karena saya hanyalah angin.........saya hanya ingin berbisik perlahan di telingamu, "aku merindumu"


Lalu saya akan keluar kembali menyelinap diantara jendela kamar mu untuk melanjutkan perjalanan saya. Entah kemana.....karena saya tidak pernah tahu kemana saya pulang. Bahagia kamu... ada yang menunggu atau kamu tunggu saat kamu berada dalam kamar mu. Bukan seperti saya.......
..
Lalu tertatih saya akan menata hati kembali sendiri menelusuri malam. Dari satu gelas kopi ke gelas kopi yang lain. Melintasi pasangan muda yang sedang jatuh cinta. Membelai bayi-bayi kecil dalam dekapan ibunya. Menemani pasangan tua ditaman yang sedang berpegang tangan. Saya hanya angin.......
..
Dan akhirnya berhentibdi sebuh tanah lapang. Ada beberapa nisan dan saya sang angin berputar sebentar, perlahan tanpa suara. Berhenti.......

Akhirnya saya harus hentikan keinginan ku untuk menjadi angin. Tangan saya mulai susah digerakkan, perut saya tersa tegang dan saya menekuk lutut mendekatkan pada dagu. Saya menangis tanpa air mata, "Tuhan.... hukuman apalagi?"

"Istirahatlah .... kasihan badan otakmu yang lelah karena terus kamu ajak berlari"

Kamu tidak pernah tahu ......saya sedang berkejaran dengan waktu. Saya tidak ingin kalah !!!!!!!!!
Saya memberontak dan akan hidup seribu tahun lagi.

Tiba-tiba saya langsung berubah menjadi angin, terbang.... terbang..... menyimpan gundukan rahasia di bawah tumpukan senyum.

Hidup ini luar biasa

# bergoyang..... bergoyang ...... menari-menari menjadi angin

Lelaki...... mau menari denganku? Saya takut jatuh cinta padamu

Published with Blogger-droid v2.0.9

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kalimat terakhirnya manteb abiss... apalagi diiringi lagu dangdut ya mbak... hehehe.. *canda