Sejak kecil malam jumat adalah malam yang sakral bagiku. Mulai mengenal huruf Hijaiyah, ibuku selalu mewajibkan aku untuk membaca Surat Yaasin. Sempat aku menanyakan dan ibuku hanya menjawab, agar rumah kita bercahaya jika di lihat Tuhan dari langit. Dan aku percaya dengan alasan itu.......sehingga tidak pernah aku lepas dari bacaan Yaasin tiap malam jumat dalam keadaan apapun. Walaupun aku harus tergesa-gesa dengan acara film di televisi. Atau mungkin membacanya sambil terkantuk-kantuk sbelum tidur. Dan semakin usiaku dewasa kebiasaan itu semakin terkikis dengan alasan terlalu banyak kesibukan. Tapi tetap aku usahakan untuk membacanya.
Ya..malam jumat adalah sebuah rutinitas yang indah. Apalagi dulu nenekku, ibu dari ibuku yang ku panggil emak selalu membarenginya dengan rutinitas membakar kemenyan dan menaburkan bunga mawar dan melati diatas tempat tidurnya. Dan aku semalam merasa nyaman tidur dengan bau kemenyan dan bunga-bunga yang benar-benar mendominasi rumah masa kecilku. Saat Ayahku meninggal ibuku semakin getol menyuruhku membaca Yaasin untuk ayah di Surga. Bahkan tiap kamis sore, ibu selalu menyuruhku berkunjung ke makam ayah. Dan ibuku tidak pernah menginjak tanah makam ayah. Sempat aku menanyakan alasan kenapa ibuku tidak pernah ke makam tapi selalu menyuruhku? dia hanya tersenyum dan berkata suatu saat kamu akan tahu jawabannya Raa. Disusul nenekku meninggal. Ibuku semakin menjaid pendiam dan tetap memaksaku untuk menemaninya membaca Yaasin tiap malam jumat. Dan teteap memaksaku untuk berkunjung ke makam. Menjadikan makam bukan sesuatu yang menakutkan bagiku. Ibuku baru benar-benar datang ke makam saat ia meninggal, 17 tahun setelah ayahku meninggal. Ya.....ibu dimakamkan diantara orang-orang terkasih yaitu ayah dan nenekku.
Yaasin wal Quranil Hakim....aku hapal diluar kepala ayat-ayat itu. Dan surat itu menjadi sebuah pegangan bagi ku. Membacanya setiap malam jumat seakan membawaku dalam sebuah perjalanan panjang. Perjalanan masa kecilku, masa remaja, masa-masa saat aku kehilangan satu persatu orang yang aku sayangi. Perjalanan saat aku bersama orang-orang terkasih. Membaca surat Yaasin adalah sebuah tangisan kehilangan orang-orang yang terkasih dalam hidupku. Ayah, ibu, emak, Dede anak-anak yang masih belum sempat aku lahirkan. Membaca surat Yaasin juga sebah kekuatan saat aku merasa bahwa Tuhan selalu memeluk aku. yaa....aku tahu banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang lain. Tapi Yaasin bagiku adalah sebuah sejarah perjalanan dalam kehidupanku.
Dan malam ini aku kembali mengulang perjalanan panjang ku dengan Yaasin...
Seminggu yang lalu, kamis sore aku masih membaca surat Yaasin di makam mereka. Makam keluarga besarku.
Ya....seminggu yang lalu berjam-jam aku di makam keluarga besarku. Berkeluh kesah pada ibuku. Aku tau hal yang bodoh berbicara dengan makam. Tapi apakah salah jika aku merasa nyaman di pemakam keluargaku? berada di makam sambil membaca Yaasin membuat aku merasa tenang dan merasa bahwa aku berada di antara orang-orang yang menyayangi aku dengan tulus dan aku mencintai mereka juga dengan tulus.
Ah Tuhan.....bagaimana saya belajar untuk ikhlas untuk kehilangan semuanya? Terutama atas kehilanganku pada Ilalang kecilku....
Yaasin...wal Quranil Hakim......
Malam jumat ini begitu beda......saat aku tak bia menyentuh jemarimu atau sekedar merasakan bahwa kau ada di sampingku saat ini. My dear...My Litle Weeds.....apakah kau merasa?
Ah...malam ini dan malam-malam selanjutnya aka ku tangkupkan doa-doa terindah untuk kalian. Ibu Ayah, dedek dan emak. Suatu saat aku janji akan kembali dan kembali ku taburkan bunga kirim di makammu. Karena disana aku menemukan kata "Pulang". Dan aku tau alasan kenapa ibu tidak pernah datang ke tanah makam saat ayah dan nenekku meninggal. Hanya satu alasan....karena kenangan manis itu terlalu indah itu dilupakan.
Batam, 11 Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar