13 Jul 2011

JAZZ .... USING...MELAYU.....

Malam ini kasih teringat aku padamu / Seakan kau hadir disisi menemaniku // Kuyakinkan diri ini agar tiada sepi / Kulewatkan hari didalam mimpiku //
Seandainya mungkin ku mampu terbang ke awan / Detik ini juga ku akan melayang kesana / Kau kubawa pulang dirimu yang slalu ku sayang / Bersama, berdua kita bahagia
Kasih dengarlah hatiku berkata / Aku cinta kepada dirimu sayang / Kasih percayalah kepada diriku Hidup matiku hanya untukmu //

Saya yakin. Siapapun yang merasa dekat dan mengenal saya secara personal  akan hapal dengan lirik lagu diatas. Ya....Irama milik Ermy Kulit dengan "kasih". Apalagi dengan teman-teman studio saya. Hahahha...mereka pasti akan bosan karena irama itu akan berputar lebih dari 50 kali sehari. Apalagi sekarang ada yang versi dangdut. Hhhmmmm.......berjam-jam saya akan nyaman dengan irama itu. 

Tidak penting siapa yang mengenalkan irama Jazz kepada saya. Yang pasti saya mencintai irama-irama jazz karena merasa nyaman dan tenang serta terdengar lebih ekskusif. Easy Listening. Saya mengenal musik Jazz sebelum saya mengenal lagu-lagu daerah Banyuwangi atau sering disebut lagu Using.  Tapi jangan pernah tanya siapa penyanyi Jazz yang saya sukai. Karena saya tidak pernah hapal dengan penyanyinya sepertu saya yang tidak pernah hapal dengan lirik lagu. Saya hanya mengenal Ermy Kulit dan Tompi. -pasti kamu tau kebiasaan burukku ini. susah menghapal lirik lagu-

Hingga akhirnya saya juga jatuh cinta untuk kedua kali pada jenis musik Banyuwangi yang dikenal dengan musik Using.
- Kau tau...Using adalah suku asli Banyuwangi. Walaupun darah saya bukan darah Using asli. Tapi saya sangat mencintai Banyuwangi dan budaya Using. Dan saya kira semua dunia tau jika saya sangat mencintai Banyuwangi -


Cintaku pada lagu Using juga tidak jauh-jauh dari musik Jazz. Aransemen baru di dunia musik Banyuwang yang sedikit Jazzyi. Kendang kempul dan Jazz. Kerennn.......dan tidak perlu saya jelaskan secara detail karena awal tahun 2000-an POB berhasil merebut hati masyarakat Banyuwangi.  Dari kendang kempul ke Patrol dan kolaborasi dengan alat-alat musik lain, membuat saya berpikir bahwa musik Using adalah musik yang pantas di dengarkan oleh dunia. Aransemen-aransemen baru yang membuat musik Banyuwangi lebih berwarna. Dan saya semakin mencintai musik Banyuwangi, musik Using, sejarah dan budaya yang ada di Banyuwangi. Tanah Blambangan dan segala kenangannya disana. Walaupun akhirnya saya angkat tangan dan sedikit mundur untuk ikut campur dalam dunia musik Banyuwangi. Saat aransemen semakin keluar dari pakem yang ada. Dengan lirik-lirik yang tidak mendidik dan bahkan jorok. Dengan video klip yang murahan. Dan saya akhirnya berdoa. Agar sahabat-sahabat musisi saya yang ada di Banyuwangi kembali pada "kodrat"nya. Membanggakan musik Banyuwangi. Menjadikan musik Banyuwangi sebagai "tuan rumah" di tanah Blambangan.
- saya sempat meluncur di dunia Youtube. dan mendapatkan video klip lagu-lagu Banyuwangi yang membuat saya miris dan mengelus dada - Saya berdoa....Tuhan kembalikan Musik Banyuwangi Musik Using saya tercinta

Lalu apa hubungannya dengan Melayu? 

Kurang lebih satu tahun saya di kota Batam. Bergabung dengan radio yang mengambil segmentasi Etnik melayu Kepulauan Riau. Memaksa saya untuk akrab dengan dengan lagu-lagu melayu. Dengan logat aneh yang saya sendiri tertawa sambil mengerutkan jidat karena sama sekali tidak memahami. Mempelajari budaya-budaya melayu, mulai dari Pantun, Gurindam 12, Zapin, Gazal, kompang, kerajaan melayu, Jong, Mie lendir, nasi lemak, teh tarik dll. Memaksaku untuk memasukkan jiwa melayu dalam keseharianku. Sebuah proses yang tidak mudah!

Apalagi referensi tentang budaya melayu kepulauan riau sangat minim atau bahkan di katakan tidak ada sekali. Termasuk musik melayu Kepulauan riau yang perkembangannya sangat jauh di bawah standar -bagi saya- jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Budaya dan musik melayu dalam pengamatan saya adalah tamu di rumahnya sendiri. Ironis!
Saya tahu. Batam adalah miniatur Indonesia. Tapi apakah dengan mengatas namakan "kemajemukan" maka budaya melayu harus terpinggirkan dang terbuang? maka saya akan pasang badan jika ada yang mengatakan hal tersebut. Walaupun saya bukan orang melayu! saya hanya akan menghargai dan ikut menjaga budaya yang ada! Jika bukan kita yang jaga maka budaya melayu hanya akan menjadi sejarah!
Tapi saya masih harus banyak belajar tentang melayu dan karakter orang melayu yang "unik". Dan akhirnya sedikit demi sedikit saya menjelma menjadi perempuan melayu.

Saat saya membuat tulisan ini tiba-tiba saya ingat Banyuwangi. Seandainya geliat musik Melayu Kepulauan Riau sama seperti dengan geliat musik di Banyuwangi. Maka akan lahir ratusan album dari tangan-tangan dingin seniman daerah melayu kepualaun riau. Tapi jika ingat "kebablasan" insdustri musik Banyuwangi ? aahh...jangan...jangan sampai.
Biarkan melayu kepulauan riau berkembang dengan sendirinya. Tanpa ada paksaan. tanpa ada tuntutan pasar. tanpa ada tuntukan produser yang mengkebiri musik untuk menghasilkan pundi-pundi untuk dirinya. Karena saya percaya dan yakin bahwa musik itu adalah universal dan dia akan bergerak sendiri mengikuti jiwanya.

Saya akhirnya kembali berpikir. Jika seandainya musik melayu kepulauan riau diaransemen dengan musik Jazz! pasti akan lebih keren.*  Saya menggunakan pakaian dengan songket Melayu dan menyanyikan lagu Jazz milik Ermy Kulit. Ditengah-tengah mereka yang lebih memilih musik dangdut dan melayu. Bukankah Beda itu indah......(ternyata keren juga ya saya menggunakan songket melayu



Tidak ada komentar: