21 Jul 2010

MANGGARAI PUKUL SETENGAH TIGA SORE

Terlalu awal aku datang di pemberhentian ini
Sedang kereta baru akan berangkat nati jam setengah 3 sore
Masih banyak waktuku untuk membayangkan wajahmu
Atau sekedar mempelajari kinesik yang melekat di mataku

Sudah cukup lama tak ku kirim surat untukmu
Hei…sebentar aku hentikan suratku
Lihat!
Ada seorang anak perempuan berambut panjang
Berlari-lari didepanku
Aku kembali berkhayal dia menghampiriku dan berteriak, “Bunda…dedek haus”
Dan dia akan menggayut mesra pada lenganku atau sekedar meletakkan kepala mungilnya di atas pahaku
Hahahahahaha…..tiba-tiba aku tertawa sendiri
Khayalanku terlalu jauh
Atau karena pengaruh jetlag pesawat yang masih sedikit membuat kepalaku pusing
Gadis kecil itu terus menari-nari didepanku dan menjatuhkan diri dalam pelukan wanita muda
Dan itu bukan aku….!
Tiba-tiba aku merasa mual
Seperti ada ledakan magma dalam perutku
Dan aku kembali menghadapi catatan-catatan kecil di hadapanku
Meneruskan surat-surat yang selalu aku kirimkan pada pemberhentianku.
Karena kereta baru berangkat jam setengah 3 sore nanti

Ah….bagaimana kabarmu sayang?
Apakah kau menunggu kedatanganku dalam perjalanan ini
Atau sekedar menyiapkan segelas kopi hitam untukku
Dan menyediakan dua bangku di pinggir sungai
Dan kau menata malam-malam untuk mendengarkan kisahku
Kelak, ku akan menyandarkan kepalaku di bahumu dan berbisik, “Aku ingin akhiri perjalananku bersamamu disini”
Menikmati hujan atau sekedar sama-sama menyibukkan jemari kita di atas keyboard

Ooohh tidak…..
Gadis kecil yang sibuk dengan tarian-tariannya itu berhenti di depanku
Mengacung-ngacungkan setangkai permen
“Untuk tante biar nggk nangis”
Aku tersenyum dan saat ingin aku memegang pipinya
Dia berlari menuju sebuah kereta yang entah membawanya kemana

Sayang…..apakahkah tidak pernah merasakan kesepian?
Seperti kesepian yang sekarang aku rasakan?
Apakah kau pernah merasa ketakutan?
Seperti ketakutanku saat ini. Ketakutan sangat kehilanganmu
Ketakutan yang tiba-tiba menyeruak
Ada kepanikan. Keringat dingin ku membanjir hingga di jemariku
Tiba-tiba aku merasa sangat kecil
Dan rel kereta api ini memojokkanku di sudut ruangan
Menjadikanku abu dan menerbangkanku bersama angin
Menyatu dalam catatan-catatan perjalananku
Aku benar-benar merindukanmu

Ah….kereta api yang ku tunggu telah tiba sayang.
Membawaku untuk menemuimu
Entah apakah sempat kau menggenggam jemariku
Dan sedikit mencium ujung kepalaku
Tunggu aku…..aku hanya inginkan berhenti di kotamu
Mewujudkan sedikit mimpi kita
Menkmati segelas kopi saat pagi dan senja berdua
Serta celotahan gadis dan laki-laki kecil
Yang kelak akan memangggil kita ayah dan bunda

Maaf…
Aku harus selesaikan surat cintaku ini di lorong stasiun Manggarai
Karena perjalananku masih sangat panjang
Tunggu aku, percaya aku akan kembali
Menjadikanmu pemberhentian terakhir dalam hidupku
Tolong sediakan secangkir kopi untukku ya sayang……..
Karena kereta akan kembali tepat pukul jam setengah 3 sore nanti


catatan kecil
kepersembahkan pada sebuah mimpi sederhana
ya.....mimpi sederhana kau dan aku
 















18 komentar:

De mengatakan...

tersentuh

Unknown mengatakan...

selalu keren saat menguntai kata demi kata.

catatan kecilku mengatakan...

Semoga impian sederhana itu dapat terwujud mbak Raa...

the others... mengatakan...

Selalu saja, catatan mbak Raa membuatku mampu kehilangan kata2..

Unknown mengatakan...

smoga sampe tujuan,nikmati kopinya
juga mimpinya. :)

keren...keren..keren..postinganya mbak,,

om rame mengatakan...

perjaLanan yang penuh pengharapan akan suatu haL yang sedang di idam-idamkan (mungkin).

ijin untuk menjadi foLLower di bLog ini, saLam kenaL.

Slamet Riyadi mengatakan...

ihirrrrr suit suitt
surat cinta ni yeeee

Windi Siregar mengatakan...

akan ada pemberhentian terakhir yang telah dipersiapkan dengan sedemikian rupa dan dengan begitu indahnya... heheheh
salam kenal ya mbak :)

om rame mengatakan...

udah dong mbak jangan meLamun terus, saya jadi ikutan mikir nih. si Mbak Lagi mikirin apa yah?, hehehe... piss ach.

Hendriawanz mengatakan...

tentu saja aku ingat. ketika kugambar matahari itu, aku juga ingat betapa kuatnya keinginan utk sebuah nama Raa.

semoga "kerinduan" itu segera dijemput oleh "anugerah"

MONOKROM mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
MONOKROM mengatakan...

Kerinduan dan penantian yang panjang dan melelahkan. Biasanya si wanita yang akan menunggu/menanti kehadiran si pria yang kembali dari jauh, tapi cerita yang ini kebalikannya. Sepertinya Si Pria yang menanti si wanita, he...hehe...he...

Wong Sikampuh mengatakan...

penantian yg panjang bisa merubah pendirian...Nice post

Ninda Rahadi mengatakan...

:) MBAK.. MANIS

-Gek- mengatakan...

Semoga mimpinya akan segera terwujudkan..

*kirain siapa.. Raa.. ternyata mbak Ira. :)
Miss u too.

ceritatugu mengatakan...

pulang ke rumah terus minum kopi, enuak tenan

Blog Templates mengatakan...

sob, mengingt blog ni sngt bermanfaat bgt q.. tukeran link yok!!

link blog kamu sudah terpasang di blogku, link balik yach :) silahkan di liat di blogku!!

ntar pasang link ku dengan anchor text "Blogspot Template" yach,

dan jdi follower q juga y, siapa thu aja dgn kehadiran blogger se-hebat kamu, blog ku bisa
sedikit rame dan berwibawa gtu.he3

ntar secara berkala q bakal sering-2 silaturahmi kesini..

d tunggu kehdirannya yach :D

salam dari blogger indonesia setengah bule.he3

makasih..

om rame mengatakan...

ngeLamunnya jangan Lama-Lama Mbak, nanti ketiban jam dinding Lho. hehehe...