Sepagi
tadi saya bertemu dengan perempuan berkerudung coklat muda dengan rok
batik coklat lebih tua. Menaksir usianya sedikit di atas saya. Hanya
saja dia lebih cantik dengan dagu yang menggantung. Bagai bumi dan
langit dengan saya yang lebih suka menggunakan celana jeans dan kaos
belel. Belum lagi tas ransel saya yang buruk rupa dan tas selempang yang
sudah rusak dan jebol.
Duh.... Nilai saya tiba-tiba menurun ketika saya tetap bertatapan dengan tetap tersenyum.
Belum lagi anak laki-laki tampan berusia sekitaran 10 tahun yang
berbaju dengan motif sama dengan rok ibunya dan kemeja ayahnya. Dua
laki-laki yang beda usia tapi mempunyai garis wajah yang sama. Mereka
saya pikir keluarga yang sangat bahagia.
Saya masih saja
tersenyum dan mengatakan bahwa saya baik-baik saja. Ketika saya
bermimpi tentang sebuah keluarga kecil. Ayah, ibu dan anak. Saya kamu
dan anak kita. Seperti mereka.
"Semuanya pasti akan kembali ke keluarga Raa. Mau seperti apapun kita ya pasti akan kembali ke keluarga," kata sahabat saya.
Saya garuk-garuk kepala saja dan menghela nafas sangat berat. Saya
ingin menanyakan pada sahabat saya, "Lalu kepada siapa saya kembali.
Keluarga yang mana?". Tapi pertanyaannya tidak jadi keluar dan saya
lebih memilih meneguk air mineral.
Baiklah. Maka saya akan
belajar kembali menyederhanakan mimpi. Bukan lagi mimpi tentang aku,
kamu dan anak-anak kita sampai kita menua bersama. Tapi..... Ah,
tiba-tiba saja saya kehilangan mimpi saya hari ini?.
Saya balik kanan menundukkan kepala. Tiba-tiba saya Banyuwangi menjadi hening.
“Sesuatu menyelinap di hatiku dan meremasnya tanpa ampun. Menciptakan
keluhan-keluhan di mulutku, dan kebodohan-kebodohan di pikiranku"
Saya cemburu pada mereka yang punya tempat pulang yang dipanggil keluarga.
Cinta? Tahukan kamu jika saya juga membutuhkan kamu untuk saya pulang setiap senja seperti dulu?
Banyuwangi, 14 Mei 2014
1 komentar:
catatannya so sad,... :(
mengnjungi sahabat lama, apa kabar ?? :)
Posting Komentar