22 Jul 2013

BANYUWANGI ITU TEMPAT KEMBALI

Warung Mpok Mis Depan Terminal

Tinggal beberapa jam lagi saya kembali ke ujung timur pulau Jawa. Banyuwangi saya menyebutnya.

Entah kenapa kota kecil itu selalu membuat saya jatuh cinta berkali-kali. Seperti sebuah magnet yang terus menarik untuk pulang. Kota yang mampu mematahkan teori bahwa bahagia itu di Jakarta.

Saya tahu ini kepulangan kesekian kalinya ke Banyuwangi. Iyaa kesekian kalinya saya memutuskan untuk stay. Dan saya tahu Banyuwangi adalah tempat bergerak. Kalau pun datang ke daerah lain, hanya sebuah intermezo atau lebih tepatnya jeda.

Saya menyelesaikan catatan ini di dalam perjalanan menuju pulang. Setelah terhenti beberapa jam karena tidak mungkin menulis ini di atas pesawat. Menyempatkan diri memperhatikan gerak gerik pramugara di depan saya, yang mampu membuat saya mengalihkan dari buku ttg Sok Hoe Gie yang belum juga selesai. Bukan karena pramugara itu tampan, tapi memastikan warna merah muda di pipinya bukan dari blush on!!!

Saya senyum-senyum sendiri. Mau Jakarta. Mau Natuna. Mau Anambas. Mau Batam. Mau Aceh, Makasar. Papuan Bali. Mau Singapura, Australia atau Amerika sekalian

Buat saya Banyuwangi itu tempat kembali.

*pejamkan mata dan kembali dengarkan lagu 'Tutupe Wirang'

(perjalanan Banyuwangi, 16 Juli 2013)


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sama mbak, no other place like Banyuwangi.