Saya memejamkan mata. Membiarkan denting-denting
piano itu merasuk dalam otak saya. Tangan saya bergerak liar. Menulis….. menulis…. Menulis… menulis… menyimpannya. Dan
nanti akan aku buat kapal dan aku layarkan untuk Neptunus.
Tentang Agen Neptunus, tentang Bintang Utara,
tentang Samudra, tentang Hujan, tentang Senja dan tentang secangkir kopi.
Le coup de
foundre?
“Boleh saya
memelukmu?”
Saya tidak
mengiyakan dan tidak pula menolaknya. Kamu seperti sebuah atmosfer yang
tiba-tiba saja menyekap saya dan membuat saya susah bernafas. Seperti sebuah
jiwa yang kosong dan saling mengisi. Seperti dua buah magnet. Kutub utara dan
kutub selatan. Medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik pada kawat penghantar apabila medan magnet bergerak
berpotongan dengan kawat penghantar
Kamu
semacam magnet neodymiume. Sejenis magnet tanah jarang. Magnet yang
terkuat. Atau jangan-jangan kamu magnet Samarium Cobalt? Magnet bumi yang
terlangka yang merupakan magnet permanen perpaduan antara samarium dan kobalt?
Saya menikmati mu. Menyesapkan wajah
saya dalam pelukmu. Bau tubuhmu membuat saya seakan bermimpi. Kamu membawa saya
ke luar angkasa. Banyak rasi bintang disana. Membentuk sebuah konfigurasi khusus. Dalam
ruang 3 dimensi, saya menemukan sebuah benang merah di sana. Yang menghubungkan kamu dan aku.
Saya menikmati mu. Dan saat sadar saya
berada di sebuah ruang angkasa.
Direntang waktu yang berjejal dan memburai,
kau berikan,
sepasang tanganmu terbuka dan membiru, enggan
Di gigir yang curam dan dunia yang tertinggal dan membeku
Sungguh, peta melesap dan udara yang terbakar jauh
sepasang tanganmu terbuka dan membiru, enggan
Di gigir yang curam dan dunia yang tertinggal dan membeku
Sungguh, peta melesap dan udara yang terbakar jauh
Denting piano bergerak semakin keras.
Semuanya terasa bergerak begitu cepat. Saya menjadi seorang perempuan yang
perempuan. Semua teori mu, teoriku
runtuh menjadi satu dalam sebuah dongeng tentang Layla. Ada rasa menyakitkan di sana? Sangat ... saat aku merasa takut kehilangan kamu secara tiba-tiba.
Tahukah kamu bahwa saya benci jatuh cinta (lagi) ? Tahukah kamu bahwa saya tidak
punya hati? Tahukah kamu bahwa selama ini saya hanya bergerak… bergerak…. Tanpa
merasakan apakah itu sebuah rindu? Saya tidak mau merindu…. Itu menyakitkan. Kita bukan remaja lagi kan?
Kamu tidak berkata apa-apa. Hanya
mengulurkan dua tangan mu. Kita adalah dua manusia dewasa bukan?
Ketika kamu menjejakkan kedua kaki saya
di sebuah pasir lembut di luar angkasa dan mengatakan, “Hei… apalagi yang kamu
pikirkan? Menyesal tentang masa lalu mu? Bla… bla….bla…… “
Dan kamu meninggalkan saya seorang diri
di luar angkasa.
Kamu memeluk ku,”Tenang…. tenang…..
kamu bisa melewatinya?”
Kamu? Kenapa harus aku? Kenapa kamu
tidak menggunakan kata “kita”.
Ini tentang kita kan? Tentang aku serta
kamu. Bukan aku dan kamu. Ahh… itu kan hanya masalah struktural. Sudahlah……
Kita
adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
seperti takkan pernah pulang (yang menghilang)
Kau membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan Jalan pulang yang menghilang, tertulis dan menghilang, karena kita, sebab kita, telah bercinta di luar angkasa
seperti takkan pernah pulang (yang menghilang)
Kau membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan Jalan pulang yang menghilang, tertulis dan menghilang, karena kita, sebab kita, telah bercinta di luar angkasa
Iya…. Ini tentang kita, sepasang kekasih yang pertama bercinta
di luar angkasa.
Hanya aku dan kamu. Tidak ada dia.. dia….
Atau mereka.
Kamu…… Agen neptunus bintang utara.
Yang jauh berada di atas sana. Yang terus bersinar walaupun dalam kegelapan.
Kamu tahu? Saya berharap saat ini saya
berada di di sebelah selatan ekuator agar saya tidak pernah bertemu kamu.
Tapi magnet
kamu membuat saya gila. Iya gila…..
Kau
membias di udara dan terhempaskan cahaya
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan Jalan pulang yang menghilang, tertulis dan menghilang, karena kita, sebab kita, telah bercinta di luar angkasa
Seperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah di jauh permukaan Jalan pulang yang menghilang, tertulis dan menghilang, karena kita, sebab kita, telah bercinta di luar angkasa
Iya…. Kamu yang asyik menjajah otak
saya.
“Lapor agen neptunus bintang utara…. Saya
sudah sampai rumah. Sudah pulang. Laporan selesai”
Saya menghempaskan diri di awan. Kita
adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa. Dan kamu
meninggalkan saya seorang diri? Bukan…. Bukan … bukan meninggalkan saya seorang
diri. Tapi…. Entahlah? saya tidak bisa lagi meng-analogikannya. Iyaa… walaupun saya tahu kita berdua sama-sama jatuh
cinta.
Kita
adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
seperti takkan pernah pulang (yang menghilang)
KAMU !!!!!!!!!!!
seperti takkan pernah pulang (yang menghilang)
KAMU !!!!!!!!!!!
"Tau nggak... seteguk air tidak akan membahayakan kamu,. Tapi membuat mu panik iya. Dan ingat bernafaslah..... Jangan menahan nafas"
Konyol........menasehati orang jatuh cinta itu kan bebal?
5 komentar:
Imajinasinya meletup-letup kayak minyak panas yang dimasukin french fries.. huekeke.
aku mbacanya mikir sampe lupa bila sedang ada headphone dikepalaku.
kata-katanya sngat indah, smpe bkin saya mau nangis, karna gk bgtu mngrti :D
tp mksud crtanya mngkin saya jga mngrti :D
dulu sy selalu mampir ke blog ini, setelah vakum bbrp thn sy mncr2 blog yg menginspirasi sy, tolong di follow balik mba, mungkin tdk ingat sy lg, tp menjalin kembali silaturahmi kan bisa :D
dulu sy selalu mampir ke blog ini, setelah vakum bbrp thn sy mncr2 blog yg menginspirasi sy, tolong di follow balik mba, mungkin sdh tdk mengingat sy, tp menjalin kembali silaturahmi bisa kan? :D
wow.. kata-katanya sedikit rumit tapi menarik..
penuh imajinasi..
kerren kak...
Posting Komentar