21 Jan 2013

PERJALANAN.......

Bismillah.........

Aku menulis catatan Ini di atas kereta api Sri tanjung menuju yogya. Serius..... ini tidak sedang mengkhayal. Seharusnya aku ke Jakarta, tapi kondisi Jakarta darurat banjir membuat nyaliku mengecil. Tapi entahlah nanti.

Kebetulan pula sahabat ku wenny juga berencana pulang ke Semarang dari Batam. Tidak ada salahnya kan untuk bertemu..... walaupun tbersit aku juga ingin ke Batam. 3 bulan kerja gila-gilaan membuat ku harus memberikan jeda menikmati sebuah perjalanan seorang diri.

12 jam lebih di kereta. Membuat ku memilih ekonomi ac yang aku pikir ada colokan listrik di sebelah tempat duduk. Ternyata tidak.... tapi aku sudah mengantisipasinya dengan charger colokan di laptop. Fuich..... orang seperti aku tidak bisa jauh dari yg namanya listrik. Smartphone, tablet ku memaksa aku bersahabt dengan stop kontak.

Target saya malam ini sesampai di lempuyangan adalah berjalan menyusuri malioboro. Atau nonkrong sekedar menikmati wedang jahe atau kopi. Aku tidak pernah punya kenanh disini. Keculai dulu bapak dan ibu pernah mengajakku. Tentu aku sudah lupa...karena aku masih sangat kecil untuk mengingatnya. Dan sekarang aku membuat kenang itu seorang diri.

"Ati-ati raa bepergian sendiri saat usia semakin udzur rentan terhadap bahaya. Mulai ancaman sakit sampai ancaman merasa sepi meski ditengah keramaian"

"Udzur? Mana ada"

"Hahahahah ga ngakui kalau semakin tua? Mau tau alat ukurnya? Ya itu bepergian sendiri tanpa teman itu ukuran kita semakin tua dan hidup berbeda, cm waktu muda dulu masi banyak teman bepergian? Sekarang ? Temane pada sibuk di rumah sendiri-sendiri menjalani hidup yang sudah berbeda"

"Mas ...... mulai dulu aku selau jalan sendiri. Jalan bareng-baremg buat ribet. Jadi buat aku itu bukan tolak ukir yang tepat"

"Aku pakai standart umum kok"

"Dan aku orang yang ndak umum gitu?"

"Sampai kapan Raa ngunu iku?"

"Nggak tau mas aku pingin berhenti sih tapi....!"

"Tapi seltelah iklan berikut ini......"

Aku diam dan berkata dalam hati. Nanti..... setelah aku lelah dan berhenti dengan sendirinya. Saat Tuhan benar-benar memberikan rumah dan penuh cinta di sana.

Sudahlah.. aku nikmati hidup ku seperti ini. Hidup yang di anggap tidak normal oleh kebanyakan orang.

Masih 6 jam lagi aku terkurung dalam kereta. Tapi aku menikmatinya. Berharap nanti teman ku Nazil tidak lupa menjemputku. Tapi kalau tidak ya sudah ... aku pasrah untuk memilih sebuah losmen kecil untuk tidur malam ini.

Lalu besok? Terserah bsok aku mau kemana. Dan aku harus bersyukur karena pesawat Wenny dati Batam jam 2 siang dan nyampe yogya sekitar jam 4 sore. Waktu cukup lama sambil menunggu memutuskan ke Jakarta atau Semarang dan 'dolan' keliling yogya.

Di nikmati sajalah.  Termasuk susahnya aku menyelesaikan catatan ini di tablet dengañ kondisi pergelangan tangan kiri terkilir dan rasa pegal di bahu kanan bekas jatuh kemarin.

To travel is to live (Hans Christian Andersen)

: kamu dan aku seperti rel kereta api. Berdampingan, satu tujuan tapi tidak pernah bertemu dalam satu titik.

Bergerak membuat aku lebih hidup.

1 komentar:

masichang mengatakan...

mbak ira, dialog yg terjadi di atas itu dengan siapa sih sebenarnya? hehe