28 Nov 2012

SURAT PADA AULIA : TENTANG DEWI

Hai Aulia... apa kabar mu Nak?

Duduk lah di sini. Bunda akan bercerita padamu. Ini tentang seorang bayi yang bernama Dewi Kurniasari. Cantik ya? tuhh... jangan cemberut sayang. Nama mu lebih cantik bagi bunda Aulia Rahmadani Putri.

Oh ya sampai mana bunda tadi bercerita? oh iya Namanya Dewi Kurniasari, usianya 10 bulan. Mungkin seusia kamu seandainya kamu terlahirkan.

Sayang sekali nak, di usia 10 bulan adek dewi harus berkutat dengan penyakit. Sebentar, bunda copas dulu dari tante Ika Ningtyas


Dewi Kurniasari, bayi berusia 10 bulan asal Kalipuro, Banyuwangi,didiagnosa mengalami atresia bilier. Menurut dokter spesialis anak RSUD Blambangan, Sri Redjeki, atresia billier adalah adanya penyumbatan saluran empedu antara hati dengan usus kecil. Kasus ini merupakan kelainan kongental atau bawaan sejak lahir yang diperkirakan karena adanya infeksi sejak dalam kandungan.

Gejala atresia bilier ini sudah nampak ketika Dewi dilahirkan. Seluruh kulit dan matanya berwarna kuning, dan tinjanya berwarna putih pucat --tinja normal berwarna kuning. Buntunya saluran empedu itu mengakibatkan cairan empedu menumpuk dalam organ hati sehingga organ hatinya terus membesar. Itu nampak dari terus membesarnya perut Dewi.

Atresia bilier merupakan penyakit hati pada anak yang berkontribusi pada 50-60% transplantasi hati. Atresia bilier dibagi menjadi dua yakni ekstrahepatik dan intrahepatik. Ekstrahepatik merupakan atresia bilier yang mengenai saluran empedu di luar organ hati. Sedangkan intrahepatik merupakan kelainan saluran empedu yang berada di dalam organ liver (hati).

Menurut Sukma Merati (2012), penyebab atresia bilier merupakan gabungan dari berbagai hal seperti : infeksi virus terutama reovirus dan rotavirus, kelainan genetik, bahan toksik yang mengganggu pertumbuhan saluran empedu serta adanya kerusakan saluran empedu perinatal pada proses persalinan.

Tidak berfungsinya organ hati akhirnya menyebabkan proses perombakan sel darah merah menjadi bilirubin terus terjadi. Sehingga kadar bilirubin berlebihan dan memicu warna kulit dan mata menjadi kuning. Atresia bilier yang dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan gagal hati.

Bilirubin bersifat racun atau toksik bila menyebar keseluruh tubuh akan menimbulkan warna kuning pada bagian sklera bola mata. Pada kulit menimbulkan gatal-gatal yang luar biasa sehingga penderita akan menggaruk-garuk terus kulitnya sampai berdarah. BAB biasanya berwarna putih-keabuan atau putih kotor seperti dempul. Karena bilirubin tidak disalurkan lewat usus atau saluran pencernaan.

Di Indonesia, Atresia bilier dipopulerkan oleh Bilqis Passa (19 bulan) dan Karin Nafisah (15 bulan). Sayangnya mereka meninggal sebelum merayakan hari ulang tahun ke-2. Meski penyakit ini tidak berpotensi wabah, namun atresia bilier memiliki angka kematiaan yang tinggi (Suryadjaja, 2012).

Menurut Suryadjaja, kematiaan pada penderita antresia bilier sebenarnya dipicu oleh gagal hati yang menyebabkan kadar ureum meningkat drastis dalam darah lantaran menurunnya eksresi ureum lewat air seni berkurang.

Sukma Merati mengatakan operasi Kasai, sesuai dengan nama dokter Jepang yang menemukan teknik operasi tersebut, maka pada teknik operasi itu dilakukan bypass yaitu membuat saluran empedu dari hati langsung ke usus duabelas jari atau duodenum. Operasi Kasai berhasil baik terutama pada tipe I atresia bilier dan sedikit pada tipe II. Sedangkan pada tipe III, operasi Kasai sangat tidak memuaskan hasilnya. Akibatnya penyakit akan berlanjut menjadi sirosis hati dimana tekstur organ hati yang sebelumnya lembut dan kenyal menjadi keras bagai batu dan berbonjol-bonjol.

Pada semua penyakit organik yang telah mencapai stadium akhir, tidak ada cara lain untuk pengobatannya selain melakukan transplantasi organ dalam hal ini hati atau cangkok hati. Khusus cangkok hati pada bayi sebenarnya relatif lebih gampang mencari donor, yaitu salah satu dari kedua orang tuanya, bisa ayah atau ibu si bayi. Tergantung hasil pemeriksaan apakah ayah atau ibu yang paling mendekati dan cocok dengan golongan darah dan hasil test lain seperti MHC type I, MHC type II, dll.
 


Kasian ya Nak.....Bunda ikut teman-teman jurnalis bunda untuk menggalang dana buat adek Dewi. Alhamdulilah terkumpul 5 juta rupiah. Belum lagi hasil sumbangan dari om dan tante mahasiswa, juga dari kakak-kakak osis.

Sore tadi bunda ikut mengantar bantuan itu ke rumah adek Dewi. Bunda nelangsa nak. Rumahnya sederhana. Melihat wajah adek Dewi bunda ingat kamu. Bunda tidak bisa membayangkan bagaimana jika kamu yang sakit? ternyata Tuhan mempunyai rencana lebih indah buat kamu di bandingkan adek dewi.

Tubuh adek Dewi menguning. Perutnya membesar. Badanya panas. Dia hanya bisa menangis lirih di gendongan ibunya dengan botol susu. Bunda ingin menggendongnya nak.. seperti keinginan bunda menggendong kamu. Tapi bunda pikir, gendongan bunda hanya akan membuat dia tidak nyaman. Bunda memilih untuk tersenyum saja dan melihatnya dari jauh.

Banyak sekali doa yang bunda panjatkan untuk Dewi. Agar Tuhan memberikan sebuah keputusan yang terbaik untuk Dewi. Saat bunda menulis ini, mungkin keluarga dek Dewi sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Karena malam ini, Rabu 28 November 2012 mereka akan berangkat ke Surabaya ke RS DR Sutomo. Secepatnya dek Dewi harus operasi.

Aulia sayang .... jika kamu sedang bersama Tuhan sampaikan salam bunda untuk-Nya. Katakan untuk menyelamatkan dek Dewi. Agar dia bisa kembali tertawa, bermain-main, memberikan ribuan kebahagian untuk ibu dan ayahnya. Iya sayang... bunda tahu bahwa usia itu adalah rahasia Tuhan. Tapi boleh kan bunda berharap. Sama dengan ribuan harapan yang pernah bunda berikan kepada kamu.

Oh ya.... mau bunda kenalkan dengan sahabat-sahabat bunda? mereka adalah teman-teman bunda yang luar biasa. Tanpa mereka mungkin dana untuk Dewi tidak akan terkumpul. Hhhhmmm.... tidak perlu bunda sebutkan ya nak, nanti kamu akan mendengarnya, karena nama mereka selalu bunda selipkan pada doa-doa bunda.

oh ya tadi sempat bunda baca sebuah status, "Arek cilik di enggo memengan"

Sempat hati Bunda mengecil. Apakah status itu di tujukan kepada bunda? terlalu sensitif. Karena beberapa menit sebelumnya bunda upload foto-foto pemberian sumbangan sebagai bentuk pertanggungjawaban bunda dan teman-teman bunda.





Sudahlah.... sederhana Nak. Bunda tau bagaimana rasanya kehilangan. Dan Bunda tidak ingin ada seorang ibu yang menangis kehilangan anak nya tanpa daya untuk melakukan sesuatu. Seperti dulu saat bunda mengharapkan dan mempertahankan kamu.

Salam sayang bunda untuk kamu anak ku, Aulia Rahmadani Putri, Ilalang kecil ku tercinta.


Saya dedikasikan buat ilalang kecil ku, Aulia Rahmadani Putri
Dewi kecil tanpa sayap, Dewi Kurniasari
Untuk blambangan dan teman-teman jurnalis Banyuwangi


2 komentar:

Unknown mengatakan...

kasian, semoga ada orang mampu yang membantu, semoga Allah menyembuhkannya...amiin.

wenceu mengatakan...

Kenapa kamu selalu sukses membuat saya menangis?