27 Jan 2012

SAYA MERASA BUTUH KAMU

Tiba-tiba saja ada rasa nyeri di dadaku saat mengingatmu. Saat melihat langit tanpa batas dan hujan turun balik jendela kaca. Aku merasa butuh kamu saat ini………bukan hanya sekedar melintas di hadapanku lalu menghilang. Tapi duduk di samping ku dan mendengar keluh kesahku. Atau memelukku sambil mengecup sedikit cuping hidungku sambil berkata, “kamu bisa Nda……”. Dan aku akan mengangguk saat aku merasa bahwa kamu adalah satu-satunya lelaki yang bisa membunuh keegoanku.

Ya….nyeri ini semakin terasa sangat. Saat tubuhku benar-benar melemah. Ah….kenapa aku selalu tidak ingin terlihat kalah di hadapanmu? Kenapa aku ingin selalu tampil sempurna di depanmu? Kenapa aku selalu ingin selalu melayanimu? Entahlah….apakah aku adalah perempuan yang bodoh yang terjebak pda sebuah perasaan membutuhkan. Ya aku membutuhkanmu. Terkadang aku juga ingin bertanya apakah kau juga membutuhkanku?

Ya….aku membutuhkanmu. Benar-benar membutuhkanmu. Walaupun sekedar untuk menggosokkan minyak angin di punggung ku dan meletakkan tanganmu di bekas lukaku ketika nyeri itu benar-benar membuatku terdiam dalam waktu yang cukup lama. Atau mungkin sekedar memelukku saat aku menggelung kesakitan tengah malam. Terlalu tinggi khayalanku………

Dan aku membutuhkan kamu. ….


Kau tau sayang, Malam itu……aku tertegun melihat wajahmu yang terlelap tidur. Kata ibu ku, “Raa…wajah asli seseorang akan terlihat saat dia tidur pulas”. Dan aku suka melihatmu saat tertidur. Wajahmu tenang. Nafasmu satu-satu keluar meninggalkan gerakan teratur dari dada mu yang naik turun. Ada keringat yang mengembun di ujung hidungmu dan sebagian mengalir diantara telinga dan lehermu. Kau meringkuk tenang seperti seorang bayi. Aku terduduk di sebelahmu mu menikmati setiap senti wajahmu. Ah….tiba-tiba aku ingat ayahku. Setiap aku akan berangkat sekolah aku selalu duduk di tepi tempat tidur berharap dia bangun dan aku bisa salaman sambil mencium pipinya. Tapi ibu ku melarang, “Sssstt…..Raa! bapak jangan di bangunkan. Bapak baru datang tadi abis shubuh dari Bali. Berangkat sana…..becak Pak Johar nunggu”. Aku merengut dan sedikit menyentuh jambangnya yang tumbuh di rahangnya yang kotak. Ayahku menggeliat dan ibuku melotot kepadaku. Aku langsung berlari menjauh sambil berteriak salam kepada ibu untuk berangkat ke sekolah. Saat aku pulang sekolah aku kecewa karena ayah ku sudah tidak ada lagi di rumah karena ia harus bertugas kembali. Perang……ke Timur Timor……..Berbulan-bulan………

Menatap wajahmu aku seperti kembali ke jaman kanak-anakku…….Aku tidak mau kehilangan kamu seperti aku kehilangan Ayahku dan orang-orang yang aku sayangi. Dengan gerakan perlahan aku menyentuh rahangmu. Kasar dengan rambut kasar yang mulai tumbuh. Seperti  rahang ayahku. Kamu menggeliat sedikit dan aku langsung menarik tanganku. Kau kembali mendengkur pelan. Aku mencondongkan tubuhku perlahan dan mencium ujung hidungmu perlahan sambil mengusap keringat yang mengalir di lehermu. “Love U dear”.  Kau diam hanya bayangan bola matamu yang sedikit bergerak. Aku berjingkat dan meninggal kan mu yang tetap bergelung. Sekali lagi aku menatap wajahmu. Setetes air mata jatuh. Aku benar-benar tidak mau kehilangan kamu! Titik!

Dan aku merasa membutuhkanmu sekarang. Saat semuanya bergelut menyatu menjadi bom waktu yang siap meledak setiap saat.

“Janji sama yah….jangan dibicarakan dulu. Keep Smile”

Aku menghela nafas berat dan melihat ke luar dari jendela.

: Dear…..aku membutuhkanmu. Menawarkan sakit ku. Membunuh rinduku dan mengendalikan emosiku. Ketika kau adalah sesuatu yang menetralisir dalam pikiranku.
Hujan di luar semakin menggila. Dan aku sibuk menata hati ku  


Tidak ada komentar: