: Saya pikir hujan tidak datang hari ini
Sejak 1 Januari 2012 saya selalu menunggu hujan datang di Pulau Batam.
“Jakarta hujan badai Raa”
“Dirumah terus Raa, Banyuwangi hujan nggak berhenti-henti”
Dan
saya berharap hujan segera datang di Batam. Aku kegerahan. Matahari
terlalu egois padaku, ketika aku hanya menyeka peluh yang turun di
keningku. Yaa…..aku menunggu hujan seperti aku menunggu dirimu.
Saya
selalu menunggu hujan. Saya mengintipnya dari jendela kaca studio saya
berharap paku-paku halus itu turun. Saya suka suara hujan. Dingin hujan
dan aroma tanah saat turun hujan sangat saya tunggu. Saat hujan saya
ingat kamu, saat kita menari tari-tarian hujan senja itu dan saya
mengakhiri tarian itu dengan mengusap hujan dari kening kamu, mengecup
sedikit ujung bibir kamu. Saya rindukan hujan seperti saya rindukan
kamu.
8 Januari 2011 05.00
Saya terbangun.
Suara itu……!!!!! saya segera beranjak dan berlari menuju jendela dan
menyibak kain gorden orange. Hujan….dan saya tersenyum bahagia. Hujan
turun di Pulau Batam. Hujan pertama di Januari 2012
Hujan
itu……saya ingin melonjak-lonjak di bawah hujan. Memainkan kaki ku di
genangan-genangan air. Atau sekedar membasahi rambut yang telah aku
potong lebih pendek lagi.
“Kenapa di potong”
“Rontok parah….boleh kan? Aku nggak sempat merawat rambutku”
"Terserah kamu. Yang Penting kamu nyaman"
Sepotong
percakapan aku dengan ilalang ku senja itu. Saat aku minta ijin untuk
sedikit memotong rambut ku, selepas aku operasi. Mungkin bagi dia tidak
penting untuk mengurusi panjang atau pendeknya rambut ku.
Saya
beralih ke ruang tamu dan sengaja membuka jendela besar . Percikan air
hujan mengenai mukaku. Tanah halaman mengeluaran uap putih dengan aroma
khas. Saya selalu terkesima. Tiba-tiba saja saya menjaid melonkalis.
Ingat kamu…ya….kamu, hujan, bukit dan ilalang. 4 obyek yang bisa membuat
saya menjadi gadis muda yang patah hati.
“Mbak…..aku buatin jahe panas di meja”
Aku
menganguk dan menghampiri segelas jahe panas dan kembali duduk di teras
rumah membiarkan kaki ku dimainkan hujan dan menyangga dagu di kedua
lututku.
“Mbak…jangan hujan-hujanan nanti sakit. Ntar abis sarapan obatnya di minum”
Saya
langsung menghela nafas berat. Meletakkan gelas jahe panas saya yang
belum habis di atas meja dan kembali masuk ke dalam kamari. Saya paling
tidak suka dengan bentuk perhatian yang menurut saya hanya sekedar
basa-basi.
Saya kembali menggelungkan badan kembali di
atas tempat tidur. Dan di luar hujan semakin deras. Suaranya seakan
menjadi nyanyian yang kembali meninabobokan saya.
Saya tersenyum hambar….hujan yang aku tunggu telah datang. Tapi dia……
Aroma tubuhnya masih tertinggal selimutku. Seperti tengah malam itu. Hujan dan lampu mati.
Saya terbangun tengah malam
“Hujan Yah…..Kok nggak peluk Nda”
Kamu membuka mata mu sedikit. “Sini aku peluk”
Mata saya tergenang. Saya merindukan kamu ilalangku………..
Hujan adalah sebuah password yang membuat hatiku terbuka untuk tetap mencintaimu.
1 komentar:
di jogja ujan sehari hari... sesuai bulannya januari
Posting Komentar