29 Mar 2010

DAN ITU ADALAH PILIHAN MEREKA.......

Saat masih di dunia jurnalis, aku pernah menemukan sebuah kasus dugaan pembunuhan yang sampai saat ini membekas dalam otakku, sebagai seorang perempuan bukan sebagai mantan wartawan. 

Seorang anak gadis yang masih duduk SMA dituduh membunuh bayi yang dilahirkannya di sumur tempat kostnya. Bayi itu adalah hasil dari hubungan dengan pacarnya yang raib entah kemana. Ya…..dia dituduh sebagai pembunuh. Padahal ia tak pernah berniat untuk membunuh anak yang dilahirkannya.


Masih aku ingat bagaimana ia merintih kesakitan di kamar kostan dengan hujatan yang diarahkan oleh masyarakat. Bagimana ia memohon untuk melihat mayat bayinya. Bagaimana ia berontak saat di bawa dengan paksa untuk diselidik. Bagaimana aku masih melihat darah yang masih merembes keluar dari bagian belakang tubuhnya dan membekas pada kain sarung. Dan bagaimana mendengar kepala sekolah memberikan keputusan bahwa gadis itu dikeluarkan dari sekolah. Dan aku hanya bisa diam dan hanya berpikir dari sisi mana aku akan menulis pemberitaan itu. Memaksa aku untuk memberitakannya dari sisi seorang perempuan? Sulit! walaupun akhrnya aku memutuskan untuk tidak menayangkannya dengan dasar kemanusian! Dengan sebuah kompensasi aku mendapat teguran. Aku terlalu sensitive jika perempuan menjadi korban. Biarlah!

Sempat aku mendatangi korban secara personal. Aku berbicara dengannya dari hati ke hati sebagai seorang perempuan disebuah puskesmas tempat ia di rawat dan dijaga secara ketat. Aku sempat protes dan mengatakan dia bukan penjahat. Dan dengan santai beberapa pihak mengatakan ini adalah prosedur. Gadis itu bercerita jika ia sangat mencintai kekasihnya, dan alasan cinta itu yang digunakan sebagai alasan untuk menberikan keperawananya. Apalagi sang kekasih berjanji untuk mencintainya. Alasan basi!!!!! Aku menggerutu sendiri.
“Dia tau kamu hamil”
Gadis itu mengangguk. “Saya baru sadar kalau hamil waktu perut saya sudah besar”. Ia mengaku jadwal mensruasinya memang tak pernah lancar, dan ia juga belum pahami perubahan horman pada perempuan saat hami. Dan ia hanya bisa pasrah saat perutnya semakin membesar dan menyembunyikannya dengan jaket atapun pakaian longgar. Pasrah!? Aku sempat akan protes dengan kata pasrah!.
“Saat cerita sama pacar, dia malah marah dan bilang kalo ini bukan anaknya. Terus dia pergi. Sampai sekarang saya ngga tau dia dimana”
“Kamu nggak tau rumahnya”
“Nggak Mbak! Dia juga kost. Dia nelayan dari daerah X”. Kebetulan tempat kostnya adalah sebuah wilayah pesisir. Dia berhenti menjawab dan mengelus perutnya sambil menangis. “Saya nggak ada niat untuk membunuh anak saya mbak. Kalau emang niat, mulai pertama tau sudah saya gugurkan. Waktu itu jam 3 pagi perut saya mules, terus ke kamar mandi. Tapi waktu disumur tiba-tiba bayinya keluar. Paniklah mbak! Sudah teriak-teriak nggak ada yang denger. Aku merangkak buat membangunkan temen tapi akhirnya pingsan di gang depan rumah. Sampai orang-orang nemukan aku pas sholat shubuh. Dan bayiku mati mbak!. Padahal saya pingin banget bawa anak saya ke rumah. Ngasih tau ke orang tua kalo mereka punya cucu. Saya nggak peduli mereka nerima saya atau nggak. Saya cuma pingin hidup dengan anak saya. Tapi dia sudah mati. Dan kata orang-orang saya membunuhnya.Saya emang salah mbak, hamil saat masih sekolah. Tapi saya pingin menebus kesalahan saya”
Gadis untuk terus menangis dan saya cuma bisa mempererat genggaman tangan dan bilang, “Sabar ya dik”.
Aku yakin kata-kata sabar tak cukup buat dia. Tapi paling tidak dengan bercerita tanpa pertanyaan yang menghujat membuat dia merasa sedikit tenang. Karena pemberitaan di sana menyudutkan bahkan salah satunya menggunakan judul propokativ, Malu, anak SMA bunuh bayi dikamar mandi

Gadis itu hanya korban dari keadaan. Keadaan jauh dari orang tua, menyembunyikan kehamilan karena sebuah pandangan negative. Keadaan streotipe masyarakat yang menilai wanita hamil diluar nikah adalah wanita jalang, wanita terkutuk yang harus dilenyapkan atau bahkan ada yang menghujatnya sebagai setan. Karena hamil diluar pernikahan memang bukan sesuatu yang wajar. Lalu bagaimana dengan kasus perempuan hamil karena perkosaaan, karena bujuk rayuan?. Apakah kita juga pantas menghujatnya?.Jangan salahkan mereka karena mereka hanya korban keadan.

Aku sangat mengangkat topi pada seorang perempuan yang tetap mempertahankan kehamilan diluar pernikahan. Dari pada dia melakukan abortus dan sama sekali tidak memberikan kesempatan pada bayinya untuk hidup. Walaupun kehamilan di luar pernikahan adalah sebuah kesalahan besar tapi paling tidak ia sudah berani bertanggung jawab atas kandungannya. Membesarkan anak kandungnya dengan cinta, dan menjadikan sang anak sebagai titipan Tuhan yang paling berharga. Karena setiap anak terlahir tanpa dosa. Begitu yang diajarkan dalam agamaku.

Hanya sebagai perbandingan. Pernah suatu kali aku ditelpon oleh seorang teman. Ia mengatakan sedang pendarahan dan aku langsung menuju ke kost-nya. (entah kenapa, beberapa kasus kehamilan diluar nikah dialami oleh anak-anak kost). Dan aku terkesiap saat melihat pendarahan yang dialaminya sudah parah. Darah segar menggenangi tempat tidurnya. Dia menangis dan mengaku baru saja menenggak soft drinks dicampur dengan obat sakit kepala. Dan aku tau, ini bukan pertama kali ia melakukan abortus tidak sehat. Dan mendekati tengah malam aku mengantarnya ke bidan, menandatangi ijin operasi dengan alasan suaminya keluar kota. Dan segera kembali ke kost-nya membersihkan darah dan membuang sprei ke sungai dan memastikan semuanya baik-baik saja. Ya….Rab!!! aku yakin Kau tau ketulusanku…….

Setelah dia diperkenankan pulang aku langsung emosi dan mengatakan, “Ini terakhir aku membantu kamu. Apa nggak kasian sama bayi kamu. Pacar kamu emang gila. Mau berbuat dan nggak mau tanggungjawab. Sekali lagi kamu kayak gini aku nggak akan penah mau bantu. Mending kamu nikah”. Yang aku tahu ini adalah kali ketiga dia melakukan abortus dengan lelaki yang sama yang mengaku belum siap menikah karena berstatus mahasiswa. Yang pertama dan kedua ia sukses abortus dengan minum jamu. Entah dapat ide gila dari mana untuk abortus yang ketiga ini. Dia menangis dan janji tidak akan lagi melakukan itu . Beberapa bulan kemudian aku melihat laki-laki itu masuk ke dalam kamarnya secara diam-diam. Dan aku langsung muak! Dan sumpah! aku langsung keluar dari kehidupan mereka karena aku rasa aku sudah cukup menjadi tameng bagi mereka. Aku lebih muak pada perempuan itu dari pada dari pada gadis korban yang tertuduh membunuh bayinya. Menggugurkan anaknya hanya untuk sebuah harga diri?. Dua dosa besar! Seperti kesalahan yang pernah dilakukan Kunti!
Ya….Kunti! perempuan suci yang takdirkan untuk melahirkan laki-laki suci para Pandawa. Mengatas namakan sebuah kesucian dan harga diri, yang dipersiapkan untuk melahirkan lelaki suci para PAndawaKunti melahirkan anak dari hubugan gelapnya dengan sang Surya dari telinga! yang kelak diberi nama Karna. Tidak ada yang sempurna kan di dunia ini?

Catatan kecilku ini juga terinspirasi dari sahabat ku Ninneta  perempuan kuat yang membuat aku berdecak kagum atas kejujurannya mengungkap jika ia adalah korban dari kehamilan di luar nikah, walaupun akhirnya menikah dan bermuara pada perceraian. Kenapa aku sebut korban? Karena sebuah permasalahn kompleks yang memposisikan ia menjadi korban. Ia juga memasang foto buah hatinya, dan aku bisa merasakan Ninn sangat mencintai anaknya. Aku yakin, kejujurannya membuat ia menjadi sorotan dalam dunia nyata maupun dunia maya. Termasuk saat sebuah email menyudutkan karena kejujuran seorang Ninn. Tak ada yang salah dalam diri Ninn. Dia perempuan kuat, perempuan tegar. Dia juga tidak memerlukan dukungan, dalam bentuk petisi atau catatan kecil seperti yang aku buat ini. Ninn! Dan perempuan-perempuan kuat di luar sana adalah korban dan keadaan dan tak layak kita menghujatnya, dengan mengatakan mereka adalah perempuan yang tak tau malu! mereka punya kehidupan, mereka telah punya pilihan, dan kita berhak menghargai kehdupan dan pilihan mereka. Dengan menghujat bukan berarti kita bisa mengembalikan mereka pada kehidupan yang normal. Dan terkadang kita tidak pernah menyadari jika perempuan itu mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa, bahkan kekuatan itu bisa membuat mereka hidup kembali. 

Ini bukan rajukanku atau sebuah pembelaan untuk menghentikan hujatan pada Nin dan kawan-kawannya. Apakah mereka sangat ringkih hingga harus dibela? Jika mereka ringkih tak mungkin mereka mampu berdiri tegak sendiri dengan perut membuncit seorang diri dengan pandangan miring dari masyarakat. Mereka pernah salah, tapi kesalahan mereka selayaknya menjadi sebuah pembelajaran. Mereka pernah terpuruk, tapi tak seharusnya membuat hidup mereka tersudut. 

Dari pada mencari kesalahan, lebih baik kita bersama-sama melihat dalam keluarga kita. Adakah yang salah? Sempurnakah kasih sayang nya? Menyempatkan sedikit waktu untuk mendengar keluh kesah mereka? Dan mendampingi mereka saat membaca catatan kecilku ini, sambil berkata, “Nak….mereka pernah salah, tapi jangan salahkan mereka. Dan kamu harus belajar banyak dari kesalahan mereka, agar kau tak mengulang kesalahan seperti mereka”.

Hhhmmm…..catatan ini aku buat setelah seorang ibu datang ke rumahku sambil menangis. “Tante Ira….anakku hamil empat bulan, padahal ia masih ujian nasional. Saya yang salah…..terlalu memanja dia”. Aku tertegun dan langsung memeluknya, “Mbak nggak salah, anak mbak juga nggak salah. Lebih baik dinikahkan segera setelah ujiannya selesai. Jangan terlalu didengar omongan orang”.  Aku berusaha menghibur walaupun mungkin ia tak terasa terhibur. Terbayang dalam benakku, saat mbak yang sekarang dalam pelukanku ini bekerja siang malam sebagai seorang pembantu di rumahku untuk biaya sekolah anak gadisnya.

Memang…..hidup tak pernah ada yang sempurna! Dan itu adalah pilihan hidup mereka

(Untuk sahabat yang tak sepakat! tak apalah! karena ini adalah catatan kecil pikiran seorang Ira)


Catatan ini aku persembahkan pada Ninneta
Dan perempuan-perempuan kuat yang masih bisa berdiri d keterpurukan
Kau tau...kita punya kekuatan jauh dari sebuah bayangan
Will Be A Great Mom!

15 komentar:

ceritatugu mengatakan...

terlalu yakin/percaya pada kata cinta, terlalu mudah untuk menyerahkan diri, ini salah satu dari kelemahan wanita

etikush mengatakan...

sebagian orang menganggap bahwa zina itu HAM, terserah dunkzx, suka-suka,
asal mau sama mau.

cuma masalahnya dosa zina tuh dibagi-bagi juga ke para tetangga nya, padahal tetangganya tuh gak ikutan ngerasa-in enaknya zina...

saya sendiri sering merasa bahwa hanya petunjuk ALLAH SWT-lah yang menghindarkan saya dari perbuatan zina.

tapi saya sering dongkol ama anak2 smp ataw sma ataw kuliahan sekalipun, yang sok mesra2an ama cowoknya.

di angkot, di jalanan, di bis, di kebon, di warnet, apalagi di kereta, muak banget liatnya.

giliran uda tekdung aja, pengen disebut korban. tapi klo diingetin pacarannya gak usah di tempat sepi, gak usah dikamar kostan, gak usah berduaan, malah nyebut gw sok suci.
gimana gak bete gw...

udah dikasih tau klo tuh cowok bejat, makanya tuh cowok gw tinggalin.
eh, tuh cewek malah musuhin gw...
giliran uda tekdung, nyokapnya nangis2...
capek dehh gw...

cewek tuh susah dikasih tau...
tapi herannya cewek tuh gampang ditipu cowok...

(maaf ngamuk2 di blog orang)

etikush mengatakan...

(nyambung ngamuknya)

bukan sekali dua kali saya negur secara halus, terutama cewek SMA kerudung yang peluk2an ama cowoknya di angkot, kereta, jalanan, ataw dimanapun.
malah pernah tuh ada anak smp cipokan didepan saya di warnet.

tapi yach gtu deh,
emang ceweknya aja pengen dibeg*in cowok.
karena walau bagaimanapun cowok hanya akan menipu cewek yang cukup bodoh untuk ditipu.

sekarang sih tinggal ceweknya,
akankah cewek menempatkan diri sebagai manusia yang cukup b*go untuk ditipu cowok?

sebagian cowok adalah binatang,
dan sebagian cewek memang menyukai binatang...

jika ML dilakukan suka sama suka, cewek tuh bukan korban,
dia pun pelaku dan bahkan dia pun ikut terengah-engah menikmati zina bersama pacarnya...

yang korban tuh anak hasil ML nya...

adapun jika ditanya siapa yang salah jika terjadi perzinaan, maka yang salah adalah semua pihak, termasuk saya, karena walaupun saya beberapa kali mengingatkan orang pacaran, tapi saya tidak selalu dan tidak setiap saat mengingatkan orang yang pacaran.

saya terlalu pengecut untuk mengingatkan orang dari mendekati zina.
takut disebut sok suci.
takut gak punya temen.
dan akhirnya saya pun hanya pura-pura tidak tahu jika di kosan sekitar kampus saya sering dijadikan tempat perzinaan.

saya pensiun dari kewajiban saya "mengingatkan saudara seiman".

sibaho way mengatakan...

terpana dengan komentar etikush :D

jadikan anak sahabat, agar dia bisa terbuka dalam segala hal....

etikush mengatakan...

*sibaho way

abisnya suka kesel ama tuh orang2 (para pelaku)...

waktu lagi enak2an, mereka tuh diem2 aja (gak minta saya buat empati)...
giliran uda jadi anak kok malah jadi bikin geger (pengen dikasih empati)...

Latifah hizboel mengatakan...

Bila kita saling menuding siapa yang salah, disini...tidak ada yang salah, semua telah menjadi garis hidup masing2 yang telah digariskan pada ruh ditiupkan pada rahim, pilihan mereka adalah takdir mereka.

Ninda Rahadi mengatakan...

hidup pada akhirnya adalah pilihan... serusak atau sebaik apa itu tergantung kita. tengs for share ya mbak ira..

Thariq mengatakan...

masya Allah....
karena sudah terlanjur...ayo semangat untuk teru memperbaiki diri....hidup belum berakhir kok....masih banyak ladang amal dan waktu permohonan ampun atas dosa dosa di depan kita....semangaaatttt

Ninneta - MissPlum mengatakan...

Makasih ya mba Ira... Sangat menyentuh sekali... Sangat menguatkan aku.

@ Etikush,

aku, dengan segala keiklasan dan kerendahan hatiku dan ketulusanku, aku berdoa, semoga engkau, dan keturunanmu, dan sepupumu wanita, dan keponakanmu wanita, dan sahabatmu wanita, nggak akan pernah mengalami apa yang aku dan mungkin perempuan-perempuan lain seperti aku alami.

aku berdoa semoga engkau dan keturunanmu perempuan, keponakanmu perempuan dan sepupumu perempuan, dan sahabatmu perempuan, mendapat hidup yang bahagia dan nggak harus berurusan dengan segala jenis perjinahan berdasarkan penipuan (seperti kisah yg diangkat mba Ira) ataupun perkosaan oleh pasangan (seperti kisahku).

aku berdoa semoga engkau selalu bahagia.

Dalam nama Tuhanku aku bersumpah, bahwa aku mengasihimu dan telah memaafkan atas apa yang kau tulis di blogku, walaupun kau tidak mengetahui setitik pun tentang kehidupanku. aku memaafkanmu.

Ninneta

etikush mengatakan...

buat ninneta,

saya minta maaf pada ninneta, soalnya uda sok tau.
maaf ya, saya gak tau klo ayah mu pacaran ama cewek yang umurnya 2 tahun di bawah kamu.
maaf juga karena saya udah menuduh kamu terangah-engah dalam kenikmatan.
dan saya juga minta maaf karena saya gak tau klo kmu tuh korban perkosaan pacar kamu sendiri.

soal pacar mu yang merayu, dan mengajak minum-minum, trus memperkosa, kayaknya harus dibawa ke polisi tuh.
karna walau gimana pun perkosaan adalah kriminal.

supaya supaya cowok2 yang punya hobi menipu dan memperdaya cewek pun paham bahwa kehormatan cewek dilindungi oleh hukum.

saya jadi inget waktu saya masih sma, saya hampir ketawa tapi sesungguhnya salut, sebab waktu itu ada berita anak sma yang melaporkan cowoknya k polisi, karena pacarnya tersebut telah mencipoknya. mencipok gtu...

dan supaya jadi pembelajaran buat cewek2 yg punya cowok, supaya lebih hati2 sama cowoknya masing2.

jangan deket2 cowok klo lagi punya masalah, apalagi deket2 ama cowok yang pandai merayu, ngegombal, muji2, bikin cewek sering GR, suka ngajak minum.


moga2 pengungkapan kisah nyata hidup mu bisa membuat cewek2 berpikir dengan otaknya, bukan berpikir dengan perasaannya...

Angin mengatakan...

living in the end is a choice ... or how well it depends on us. thanks for share, mbak ira ..

catatan kecilku mengatakan...

Wah.., seru juga komentar2 yang masuk.
Menurutku, tak seorangpun ingin terperosok, dan jika itu terjadi hanya orang-2 yg beranilah yang sanggup mempertanggungjawabkan kesalahannya sendiri (tanpa menyalahkan orang lain) dan utk mereka aku tetap merasa salut.

the others mengatakan...

Sebuah kejadian pasti akan memberikan hikmah, tidak hanya bagi pelaku tapi juga bagi orang lain.
Bagaimanapun pengalaman adalah guru yang terbaik.

duniaira.blogspot mengatakan...

hhmmmmmmmmmmmmmmm........aku bahagia saat semuanya saling bisa menghargai sebuah keputusan! terimakasih kawan atas diskusi yang menyenangkan ini

annie mengatakan...

selalu ada dua sisi dalam kehidupan, dan alangkah indahnya bila kedua sisi itu tak saling menjatuhkan melainkan bersisian dalam penghargaan.

Kesalahan yang telah terjadi, apapun, tak bisa dikembalikan ke titik awal, tapi selalu ada waktu untuk memperbaiki.

Allah selalu membuka pintu tobat bagi mereka yang benar-benar mau memasukinya.