13 Jul 2011

SECANGKIR MIMPI

Saya punya banyak mimpi-mimpi sederhana. Menikmati secangkir kopi sore hari berdua. Berjalan beriringan di pinggir pantai di pagi hari. Menikmati sarapan di rumah tanpa diburu waktu. Berdiskusi sampai tengah malam sambil menceritakan semua yang terjadi hari ini. atau sekedar membaca buku di atas pangkuanmu? dan kau bersenandung tentang lagu-lagu cinta kita.

"Aku akan mewujudkannya sayang", aku ingat janjimu malam itu. Saat sinar dari lampu temaram membayang tepat diwajahmu. Dan aku memejamkan mata. Menikmati setiap puisi yang aku tulis tentangmu malam itu. Apakah kau masih ingat airmata kebahagian ku malam itu? ketika ku sampirkan keegoisanku di bahumu. Aku perempuanmu........dan kau lelakiku

Apakah sebuah kesalahan jika saat ini aku bermanja padamu? meletakkan kepalaku di pangkuanmu hanya sekedar untuk berkeluh kesah tentang perasaanku saat ini? andai kau tau apa yang terjadi semalam! tentang mimpi burukku yang aku harap hanya sekedar bunga tidurku. Apakah sebuah kesalahan jika aku ingin bercerita tentang anak-anak yang masih belum pernah aku lahirkan? tentang namanya? tentang panggilan mereka kepada mu dan kepadaku? apakah sebuah kesalahan jika aku menyorongkan kepalaku dalam pelukkumu? dan kau akan berkisah kepadaku tentang epos masa lalu yang membuat kita masih bisa bertahan?
"Terlalu banyak yang aku pikirkan Raa! aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku lakukan"
Aku terhenyak! lalu aku? apakah kau tak berpikir keberadaanku? tentang mimpiku. tentang mimpimu. tentang mimpi kita. tentang anak-anak yang belum aku lahirkan?
Aku menjadi sangat kerdil. menjadi bukan siapa-sapa. ketika aku hanya ingin memposisikan diri sebagai perempuan. Kamu tau sayang.......dadaku terlalu hebat bergetar. Menahan emosi. Ketika aku merasa diriku hanya menjadi bebanmu saja. 
Ya.....aku hanya mempunyai secangkir mimpi. Sederhana bukan?  ketika aku harus berpikir bahwa aku harus mewujudkan mimpiku. Dengan atau tanpa kamu! ah....jangan merajuk! karena namamu tetap selalu ada dalam doa yang ku panjatkan tiap malam.
Ketika aku belajar untuk memposisikan diri dalam keegoisanku. Membuatmu tersenyum cukup buatku bahagia. Walau tanpa kamu genggam jemariku.
Tiba-tiba aku ingat catatan seorang kawan.

Dan bukankah jodoh ,rezeki,kematian dan takdir kami telah dicatatkan di Lauhul Mahfudz Allah. Dan pada saat itu aku pun teringat akan sebuah kata yang pernah aku kirimkan kepada temanku,"Mencintai seseorang adalah hak kita, namun memiliki seseorang yang kita cintai itu bukan hak kita. Jangan pernah takut melepaskan seseatu yang belum berhak kita miliki. Dia akan kembali andainya Allah menjadikan ia untuk kita miliki atau Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari sekarang yang kita cintai. Jangan pernah takut kehilangan seseatu yang belum menjadi hak kita dan jangan kau tangisi apa yang bukan menjadi milikmu" (Akhirnya Kau pun Lelah Dalam Penantianmu - Aqila Asa Zahira)
ya...aku mencintaimu dengan kehidupanku. ketika belajar untuk tidak egois dan tidak menuntut. Berdoa pada Tuhan ku....paling tidak aku bisa mewujudkan secangkir mimpi ku....
sayang....mau kah kau temani aku menemani minum sambil menikmati senja di Batam saat ini? karena dia juga membutuhkan dan ingin mengenal kamu sebagai lelakiku!
Batam : 12 Juni 2011
05.21 pm

2 komentar:

Inversi mengatakan...

Menata masa depan dan kebahagiaan di mulai dari mimpi. tapi harapan yang tak terjawab harus pula kita terima dengan lapang dada hingga tak berbuah derita.

ROe Salampessy mengatakan...

Dan bukankah jodoh ,rezeki,kematian dan takdir kami telah dicatatkan di Lauhul Mahfudz Allah. Dan pada saat itu aku pun teringat akan sebuah kata yang pernah aku kirimkan kepada temanku,"Mencintai seseorang adalah hak kita, namun memiliki seseorang yang kita cintai itu bukan hak kita. Jangan pernah takut melepaskan seseatu yang belum berhak kita miliki. Dia akan kembali andainya Allah menjadikan ia untuk kita miliki atau Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari sekarang yang kita cintai. Jangan pernah takut kehilangan seseatu yang belum menjadi hak kita dan jangan kau tangisi apa yang bukan menjadi milikmu" (Akhirnya Kau pun Lelah Dalam Penantianmu - Aqila Asa Zahira)


ada motivasi dalam kata2nya.. thanks, senang sekali bisa menemukan kalimat diatas.