“Kau suka bersandiwara Raa”
Aku selalu terpojok jika kau selalu mengucapkan kalimat-kalimat padaku. Mempertanyakan diri sendiri? Apakah aku benar-benar bersandiwara? Aku diam dan berpikir. Dan aku mengingatmu Bu
Aku mencintai dunia seni. Dunia teater, dunia panggung. Walaupun bukan seorang intertainer, ada sebuah perasaan lega setelah melampiaskan adrenalin di atas panggung. Berteriak-teriak menjadi orang lain. Melepas semua keakuan ku menjelma menjadi sosok lain dalam kilatan lampu panggung walaupun itu hanya berasal dari satu lampu pelita. Di panggung aku bisa menjadi seorang ratu bahkan bisa menjadi seorang lonte. Di panggung, aku bisa menjadi wanita bercadar atau bahkan menjadi seorang koruptor. Diatas panggung aku bisa mejadi wanita yang paling bahagia, atau menjadi perempuan yang tertekan dan menjadi pembunuh berdarah dingin.
Lalu apa bedanya panggung dan dunia?
Ibuku adalah seorang wanita yang selalu tersenyum. Mulai aku membuka mata hingga aku tertidur disampingnya, aku hanya menemukan senyum ibuku. Pernah suatu kali saat aku terbangun dan melihat ibuku menangis. Aku mengucek mataku, dan menyakinkan diriku bahwa perempuan di depanku bukanlah ibuku. Karena ibuku tidak pernah menangis didepanku.
Aku mendekati ia dan memegang tangannya, “Apakah ibu sedang menangis?”. Dia menggeleng dan kembali tersenyum sambil berkata, “Ibu sedang main teater”. Dan aku baru yakin bahwa ia adalah ibuku setelah ia tersenyum dan mengajakku tertawa sambil bernyanyi di tengah malam itu. Dan aku kembali lagi tidur dalam peluknya. Dan besok saat aku terbangun aku masih menemukan ibuku dengan senyum manisnya. Aku meyakinkan diri, bahwa perempuan menangis yang tadi malam aku lihat hanyalah dalam mimpiku. Karena ibuku tetap tersenyum padaku.
Bertahun tahun kemudia. Pernah suatu sore, aku dan ibuku menikmati secangkir kopi untukku dan secangkir susu untuknya.
“Ibu Bahagia.....?”
“Bahagia atau tidak, bagaimana hatimu memikirkannya,Raa. Banyak orang bahagia di luarnya ternyata sangat menderita di dalamnya ada juga yang begitu terlihat menderita tetapi sangat bahagia di hatinya”
Ibuku tersenyum sambil memetik melati dan menyelipkannya di rambutku.
“Menurut kamu Raa. Ibu masuk dalam kategori mana?”
Aku menggelengkan kepala.
“Aku tidak tahu Bu……aku tidak bisa menjawab. Tapi menurutku ibu adalah orang yang bahagia luar dalam”
Tawa ibu lepas sambil menikmati segelas susunya.
“Semua orang pasti menginginkan dirinya bahagia dari tampilan luar ia ingin semua orang mengetahui bahwa ia sedang gembira dan hatinya penuh dengan kebahagiaan, iya kan?. Tetapi dunia ini tidak ada yang sempurna, terkadang kita harus bersandiwara untuk menutupi kekurangan dan kesedihan kita, dan kadang kala dengan sandiwara itu, banyak hal yang kita bisa dapatkan yang akhirnya menghibur dan menjawab persoalan hidup kita"
“Maksud ibu? Aku nggk paham”
“Inilah yang banyak orang kurang pahami tentang arti lain dari ‘DUNIA INI PANGGUNG SANDIWARA’, semua orang berpikir bersandiwara itu tidak baik, semuanya negative. Padahal pada saat kita sedih dan orang lain tidak tahu kesedihan kita. tidak akan ada orang yang sakit hati, tidak akan ada orang yang patah hati, tidak ada perselisihan kemudiannya dan sebaliknya semua terhibur, karena melihat kita begitu gembira, padahal hanya tampak luarnya saja . Kita tidak merepotkan orang lain dan akibatnya tanpa disadari semua orang menghibur kita dengan senyumannya yang terindah dengan canda tawanya yang menutupi semua lubang luka di hati. Bahkan kadang-kadang kita memiliki teman-teman yang begitu luar biasa, menemani kita karena mereka bahagia bersama kita. Padahal mereka sama sekali tidak tahu perasaanmu yang sesungguhnya tetapi kebahagiaan itu sudah ada disana bukan?.
Coba kamu bayangkan, seandainya kita sedang marah, jengkel, kesel, dan semua ditunjukan dengan jelas kepada semua orang, agar satu dunia dapat mengetahui isi hati kamu apakah mereka masih bisa tersenyum padamu? mungkin untuk bercanda saja sudah takut. Tanpa kamu sadari mereka akan menjauhimu. Apakah beban hidupmu akan berkurang atau malah menambah beban baru lagi?”
Aku diam dan terus menikmati segelas kopiku. Menutupi kegugupanku. Aku yang sangat temperamental. Selalu menujukkan perasaanku secar ekspresif. Jika aku marah, aku akan berteriak-teriak seperti orang gila. Jika sedih aku akan menangis sehingga satu kampung tahu. Aku malu!
“Kenapa kamu Raa”
Ibu menghampiriku dan aku terbenam dalam pelukannya. “Dalam hidup kita boleh bersandiwara Raa. Jangan biarkan orang lain tau bagaimana perasanmu. Biar mereka tahu, bahwa kamu sedang bahagia”.
“Ibu sudah tua, sudah banyak pengalaman. Kamu tau apa yang membuat ibu bertahan. Cinta raa. Cinta Ibu pada almarhum Ayahmu. Cinta ibu pada kamu, cinta ibu pada pekerjaan ibu, cinta pada murid-murid ibu, Dan cinta pada hidup ibu yang sekarang. Itulah yang membuat ibu terus betahan hingga saat ini. Cinta Raa. Karena cinta selalu mengisi bagian hati Ibu yang kosong. Karena perasaan cinta tidka akan membuat kamu bersedih terus-terusan. Cinta pula, yang membuat ibu bisa mentasai semua permasalahn hidup. Yang pasti Cinta yang paling utama adalah Cinta pada pencipta kita, Allah”
Dan aku semakin memeluk erat tubuh ibuku. Cinta ibuku hangat menjalar dalam tubuhku.
Dan kembali aku tulis catatan sederhanaku ini. Saat kuterus memojokkan ku dengan kemampuan sandiwaraku “tingkat tinggi”
Bu…ajarkan aku bisa bersandiwara sepertimu!
“Raa…biarlah orang lain tahu kalau sedang bahagia”
Bisikan itu......membuatku menunduk! dan aku turun dari panggung saat malam membayang.
Aku adalah perempuan.......dalam sebuah sandiwara! entah apa katamu!
7 komentar:
Jadi ingat sosok ibuku, sekarang beliau sudah meninggal! Berbahagialah yang masih didampingi seorang ibu ... kita tidak dapat menyembunyikan perasaan kita kepada ibu! Kebahagiaan seorang ibu adalah melihat dengan mata hati bahwa anaknya benar-benar bahagia.
iya, hidup ini nggak seperti kelihatannya. nggak semua bisa kita ekspos. jadi cukuplah orang-orang tahu kita bahagia.
ada sebagian orang yang pandai menyembunyikan perasaannya. bisa kelihatan bahagia disaat sedih, begitu pula sebaliknya. tapi banyak juga yang nggak bisa nyembunyiin perasaannya mbak :)
orang yg pandai menyembunyikn perasaanx it, slalu trlihat bhagia...,
snang skali rasany brada d dkat org spt itu...
beliau itu... hebatnyaaaa :)
mbak Ira, saya terus terang suka dengan tulisan2 mbak. postingan ini bagus banget mbak. bahasanya itu lhooo bikin saya nggak bisa berkedip. bagus bagus bagus mbak, dicerpenkan saja mbak keburu dibajak oknum yang nggak bertanggung jawab.. :))
salam hangat, ica :))
Judulnya menarik, isinya bagus ... nda mudah menulis hal yang indah dengan cara yang mbak lakukan
Posting Komentar