(ketika kenyataan berkata aku harus menulis sejarahku sendiri)
Panggil kami Banyuwangi. Saat tubuh-tubuh kami lahir perlahan dari tanah Blambangan Dan suara-suara tangisan kami bersahutan dengan gending lirih, "Dalu...dalu....suarane gemericike banyu"
Lamat-lamat suara itu merasuk dan mengalir dalam darah kami. Mengalir perlahan membuat darah kami bergolak. Kaki dan tangan kami bergerak perlahan. Kami belajar merangkak. Dan saat menghisap air susu, ibu-ibu kami mendongengkan kisah-kisah heroik tentang Minak Jinggo! Tentang sebuah penagihan janji pada majapahit! Jangan pernah mempertanyakan sebuah harga diri pada kami! Karena dongeng Minakjinggo adalah dongeng kami menjelang tidur
Ibu-ibu kami berkata, "hang arane wong wadhon kudu setia koyo Sri Tanjung! Kadung wong Lanang kudu nepati janji koyo Sidopekso" Ketika mitos kesetian Sritanjung dan Sidopekso menjadi lagu lagu rindu yang di dendangkan pada pagi hari
(kita buktikan bahwa kita perempuan-perempuan hebat)
Dan panggil kami Banyuwangi
Kami merangkak dengan kaki kaki kecil. Menjumputi sejarah dengan tangan tangan kecil kami yang masih belum sempurna menggenggam. Kalian tau? Kami melewati jalan jalan setapak menuju macan putih Sebuah sisa kejayaan tanah Blambangan Mengelilingi rowo bayu! Membuka kembali sebuah masa lalu penuh pekik perjuangan Kami menemui Jogopati dan Sayu wiwit Perjuangan mereka berdesir dalam jiwa kami Dan panggil kami Banyuwangi!
Tak sungkan kami menata satu persatu langkah kami menuju ompak songo Dan disana ada sebuah sejarah yang mampu membuat kami sdikit bisa menegakkan kepala karena kami punya masa lalu. Karena kami adalah Banyuwangi
(Prof Sri Margana dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas)
Kami terbuai angin cacalan, kami terbang diantara reranting alas puwo, kami meluncur diantara ombak-ombak G Land Kami mencari emas telung gelung di puncak ijen Kami adalah mata air di Baluran Kami adalah ombak ombak selat Bali, ombak-ombak pulau merah, ombak ombak pantai Bilmbing sari Dan kami adalah ikan-ikan di Ulu Pang pang yang berenang renang gembira dalam euforia sejarah.
Dan panggil kami Banyuwangi!
Banyuwangi… kulon gunung wetan segara............Lor lan kidul alas angker.........keliwat-liwat
Blambangan..... Blambangan........Aja takon seneng susah kang disangga
Tanah endah… gemelar ring taman sari nusantara
Blambangan..... Blambangan........Aja takon seneng susah kang disangga
Tanah endah… gemelar ring taman sari nusantara
Dan tangan-tangan kami akan mengacung melambaikan umbil umbul Blambangan di hati kami. Dan kami bangga, saat mereka panggil kami Banyuwangi!!!
Ganda arume getih Sritanjung yong magih semebrung
Amuke satria Menakjingga magih murub ring dhadha
Magih kandel kesaktenane Tawang Alun lan Agung Wilis
Magih murub tekade Sayuwiwit
Lan pahlawan petang puluh lima
Amuke satria Menakjingga magih murub ring dhadha
Magih kandel kesaktenane Tawang Alun lan Agung Wilis
Magih murub tekade Sayuwiwit
Lan pahlawan petang puluh lima
Ya.....harum darah Sritanjung masih menyeruak, kemarahan ksatria Minak Jinggo masih hidup di dada kami. Masih kuat kesaktian Tawang Alun dan Agung Wilis.....masih ada kekuatan Sayuwiwit dan semangat prajurit Blambangan
(bersama kalian keluh kesahku hilang, dan saat ini aku butuh kalian kawan)
Seperti kebanggan kami! Pasukan dari ufuk timur tanah Blambangan! mengumpulkan sebuah potongan -potongan kejayaan masa lalu! Dan panggil kami Banyuwangi
catatan ini aku persembahkan pada kawan-kawan KOSEBA~! Saat kita berhasil satu langkah Workshop Penulisan Sejarah Banyuwangi Viva Historia kawan!
catatan yang aku tulis dengan penuh kerindaun pada tanah Blambanganku saat aku benar-benar merasa sendiri
Aku ingin kembali dalam pelukan kalian kawan!
5 komentar:
Terlihat sekali bahwa mbak Raa benar2 mencintai Banyuwangi dan sangat bangga akan tanah kelahirannya. Pasti Banyuwangi pun bangga pada mbak Raa... satu dari perempuan2 hebat dari Banyuwangi.
hampir terlupa cerita sejarah Banyuwangi. Posting ini memang mengingatkan saya pada Sri Tanjung...
hanya pernah sekalii ke banyuwangi hehe itupun pas mau ke bali numpang lewat aja
workshop penulisan sejarah..?
hmm... great idea...
sip mbak.. memcintai tanah kelahiran dengan menyusun sezarahnya..he.he.he..
Posting Komentar