Cukup lama juga aku telah melakukan perjalanan ke Bedul. Sekitar Mei 2010. Perjalanan yang indah bersama para kawan. Dan aku menulis catatan ini sambil membayangkan mereka. Sahabat-sahabat yang tak kan tergantikan. Yang mengajarkan aku untuk tetap tersenyum dan mensyukuri kehidupupan yang di berikan Tuhan. Perjalanan yang berbeda. Menuju ke Mangrobe Bedul, sebuah ekowisata. Perjalanan yang berbeda. Perjalanan menuju alam eksotik Banyuwangi bersama kawan-kawan (seperjuangan).
Wisata Mangrove, masih sangat baru ditelingaku walaupun aku sudah menjejah hampir semua wilayah Banyuwangi. Tidak ada salahnya mencoba bukan?
Wisata Mangrove Bedul berada di wilayah Desa Sumber Sari Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi di wilayah selatan. Wisata ini masih satu wilayah dengan Segoro Anakan yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Alas Purwo. Dari wilayah kota Banyuwangi, kami menggunakan sepeda motor dan menempuh perjalanan sekitar satu jam atau 50 kilo meter ke wilayah Banyuwangi selatan. Walaupun masuk dan keluar hutan serta perkebunan, akses jalan cukup bagus. Hotmix. Bahkan untuk kendaraan roda empat juga cukup mudah untuk menuju wilayah Wisata Mangrove Bedul.
Bedul ? namanya sama sekali tidak menjual. Terkesan ndeso. Jadul. Nama Bedul sendiri diambil dari nama ikan yang banyak hidup diwilayah hutan Mangrove. Ikan Bedul merupakan sejenis ikan gabus yang memiliki sirip di punggungnya.
Menurut sejarah. Ide awal pengembangan Blok Bedul sebagai wahana Wisata Alam Laut dan Hutan muncul pada awal tahun 2003. Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2007 Desa Sumberasri Purwoharjo ditetapkan menjadi Desa Model Konservasi. Pada tahun yang sama juga ditandatangai MoU mengenai kerjasama antara Balai Taman Nasional Alas Purwo dengan Pemerintah Desa Sumberasri dalam pengembangan Wisata Alam Laut dan Hutan Mangrove terbatas Blok Bedul. Wisata Alat Laut dan Hutan Mangrove Blok Bedul juga bekerjasama dengan LSM dari Jepang JICA (Japan International Cooporation Agency) dan BHPM (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove) wilayah I yang ada di Bali yang membantu pelatihan berupa pengetahuan Flora dan Fauna Mangrove. Luas wilayah Hutan Mangrove 1200 Ha yang membentang sejauh 18 KM dengan ketebalan Mangrove rata-rata 350 m dari bibir Segoro Anakan Bedul.
Wisata Bedul mempunyai dermaga pandang dengan panjang 225 meter. Dengan tarif Rp. 7000, pengunjung bisa mengelilingi segara anakan hingga ke bibir selatan Segara Anakan dan dapat melanjutkan ke wilayah Pantai selatan, Atau dengan menyewa perahu Rp 150.000, pengunjung bisa menuju kawasan Pantai Kere (perjalanan satu jam). Atau ke Pantai Cungur dengan biaya Rp 200.000. Masing-masing perahu berisi maksimal 15 orang.
Dan paling jauh adalah ke Pantai Ngagelan dengan perjalanan hampir 2 jam untuk keberangkatan. Total berangkat hingga kembali ke dermaga hampir membutuhkan waktu setengah hari. Niat awal adalah menelusuri Wisata Bedul hingga sampai ke Pantai Ngagelan untuk melihat penangkaran penyu. Dengan menyewa sebuah perahu yang telah dimodifikasi (masyarakat banyak menyebutnya perahu gondang gandung) dengan tariff Rp 300.000 perjalanan pun dimulai. Menelusuri hampir 8 kilometer untuk mencapai pintu masuk ke Pantai Ngagelan.Dan aku hanya bisa berkata. Kereeeennnnnnn. Merasa di bagian dunia lain dan itu bukan di Banyuwangi. Pemandangan yang aku lihat seperti fim Box Office Anaconda. Menelusuri sungai dengan riak-riak kecil. Menikmati biota mangrove bahkan hingga elang laut perut putih. Benar-benar seperti di surga.
Petualangan belum berakhir. Setelah kurang lebih 2 jam mengarungi Segara Anakan, akhirnya tiba di pelabuhan kecil menuju Pantai Ngagelan. Dan perjalanan di lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak masuk ke dalam hutan lindung yang masuk dalam kawasan Alas Purwo. Ada satu pesan pemandu wisata yang wajib di laksanakan. Gunakan lotion anti nyamuk. Dan aku rasa pesan ini wajib dilaksanakan. Pasalnya nyamuk hutan benar-benar super ganas!!!. Sekitar 1 kilo atau mungkin 2 kilometer menyusuri hutan yang masih perawan, dan akhirnya sampai juga di wilayah Pantai Ngagelan. Sumpah!!! Viewnya Keeerrrreeennnn. Lautan lepas dan langsung berbatasan dengan samudra Hindia. Dan disini terdapat penangkaran penyu, dan setiap pengunjung bisa memegang langsung Sang Penyu. Pengalaman yang sangat menyenangkan.
Puas….akhirnya harus kembali. Ya…kembali menelusuri jalan-jalan yang menembus tengah hutan. Kembali mengarungi segoro anakan menuju Wisata Bedul. Dan akhirnya harus kembali ke sebuah rutinitas yang membosankan.
Ah…ternyata! Perjalanan bersama kawan lebih mengasyikkan dari pada melakukan perjalanan sendirian. Seperti perjalananku kala itu. Perjalanan ke Eko Wisata Bedul. Perjalanan penuh persahabatan. Bersama rekan-rekan wartawanku. Aku bena-benar ingin mengulang perjalanan itu kembali kawan.
Ssssstttttttttt : Di Wilayah Bedul ada sebuah mata air yang konon bertuah mengobati penyakit. Ada sebuah rahasia disana. Rahasia di balik ber "tuah" nya mata air itu. Tapi sepertinya cukup menjadi rahasia, karena jika di bongkar disini bisa-bisa di "intimidasi" teman-teman. Pissss...sahabat! cukup menjadi rahasi kita kan
ki-ka : Ase', mbak surti, Rully, Fikri, Iraa, Ika. Ndko, Dedy, Ochid
Aku pasti akan kembali dalam kebersamaan ini
Catatan kecil ku persembahkan pada sebuah persahabatan
Pada sebuah kenangan yang pasti ingin kita ulang
Pada Banyuwangi
Aku akan kembali ke pelukan kotaku
(menulis dengan segenap rindu pada tanah Blambang)
6 komentar:
seru juga jalan2nya ya, tapi hati2 lain kali di hutan bakau.. banyak buaya muaranya..
Indahnya kebersamaan..kebersamaan janganlah cepat berlalu...
Nice sharing :)
Perjalanan sruuu yg mengasyikkan. Aq bru tau ttang wisata Mangrove.
Salam sobat, skalian izin follow :)
huhuhuhuhu :),,mauuuu ^^,,, seru bener dah kalo jalan2 kek beginian,,^^,,, thnks yah dah sharing,, happy b loging :)
Seru juga perjalanan ke hutan mangrovenya
Never Ending Mbedul...
Posting Komentar