4 Apr 2010

KATAKAN......SEBELUM SEMUANYA HILANG

Aku terhenyak saat membaca surat itu. Yah....sebuah surat cinta yang terlambat di sampaikan pada yang tersayang. Surat yang aku temukan pada blog Yogie’z
 



suamiku kini tlah tiada dan penyesalanku yg terus ada
30 Maret 2010 jam 14:05

Ini adalah kisah nyata di kehidupanku
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.
Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.
Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah.dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.
Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.
Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.
Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang.” Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”
Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku,aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan,dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, “ perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”
Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai?istirahat dulu saja”
Dengan kasar kukatakan, “ ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak,ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.”
Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.
“pak kenapa cari klinik yang termurah?saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”
Dan suamiku menjawab, “ tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”
Tuhan..Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.
Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.

Istrimu
Rina

Silahkan berbagi tulisan ini kepada saudara,teman,kerabat anda. Saya berharap pengalaman yg saya miliki dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Facebook : Rina Amalina

Aku menyelesaikan membaca surat cinta itu dengan sedikit genangan di mataku. Merasa ada penyesalan dengan beberapa keputusan yang menganggap hidupku tak pernah bahagia. Kehidupan yang penuh kesendirian. 

Aku bisa merasakan jika surat itu di buat dari hati, dengan penuh kejujuran, Ada jiwa dalam surat cinta yang tak akan pernah di balas oleh suami mbak Rina. Aku menyesal dengan keluhan-keluhanku yang selalu merasa kesepian. Merasa terabaikan. 

Dan aku masih ingat saat ia mengatakan, "Beginilah caraku mencintaimu. bukan dengan lagu atau puisi. Cintaku ada dalam hati".
Ah.....tiba-tiba aku sangat merindukannya. Lelaki yang telah membawaku pada sebuah dunia baru. Aku akan katakan bahwa aku mencintainya, sebelum masa-masa indah ini akan hilang.
"Aku akan mencintaimu dengan caraku sendiri" 


Aku berpikir pada siapa aku persembahkan catatan ini
Entahlah..........
aku persembahkan catatan kecil ini untuk engkau yang punya cinta

22 komentar:

rika riyanti mengatakan...

wow...memang ya, trkadang kita baru akan merasa memiliki sesuatu setelah sesuatu hilang... perasaan memiliki dan kehilangan itu trnyata sangat tipis jaraknya.. (^_^)

De mengatakan...

Tercekat kerongkongan membacanya..
Hiks...mengharukan

nuansa pena mengatakan...

Semoga tulisan hati ini membawa perubahan pada semua keluarga menjadi saling menghargai dan penuh kasih sayang! Amin!

rika riyanti mengatakan...

mba, tukeran link boleh? hehe

Ivan Kavalera mengatakan...

Tulisanmu semakin membuatku ingin bertemu dan bertukar tangkap dengan lepas bersama ide-idemu,mbak.

REYGHA's mum mengatakan...

"Aku akan mencintaimu dengan caraku sendiri"
kadang karena tdk bisa mendeskripsikan caranya mencintai kita....kita jadi salah pengertian.....biar bagaimanapun pasangan hidup kita adalah seseorang yang sudah dipilih Tuhan untuk berbagi cinta dengan berbagai cara.

Unknown mengatakan...

sedih sekali kisahnya,terharu saya...


"i was born to tell you i love you" kaya lagunya secondhand serenade nih...

achen mengatakan...

ya alloh gusti pengeran... :-|

buwel mengatakan...

memang seyogyanya istri kudu nurut ama suami... :-)

enny mengatakan...

terharu bacanya, mb... kadang qta kurang sadar betapa berhargany seseorang (ato sesuatu) sampe kehilanganny..
btw, salam kenal y mb.. :)

Thariq mengatakan...

haru biru....sedih mbacanya

Hendriawanz mengatakan...

Sangat mengharukan..sangat berharga..untunglah aku bisa membacanya dalam sekali kesempatan. Karena kalau tidak, berarti aku akan membacanya dalam 2 kali kesempatan. Setengah-setengah.

catatan kecilku mengatakan...

*menghapus air mata*
Mbak.., aku dapat merasakan emosi dlm surat itu... penuh dg sesal yg tak berkesudahan.
Aku sungguh terharu membacanya. Terimakasih mbak.

the others... mengatakan...

Alhamdulillah.., Rina menyadari kesalahannya meskipun tak dapat menebusnya.
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi yang membaca, termasuk aku.. ^_^

Unknown mengatakan...

Tulisannya keren mbak
semoga bisa jadi bahan renungan pagi semuanya..

Ninda Rahadi mengatakan...

sediiihhhh T_T

annie mengatakan...

seringkali kita baru menyadari sesuatu itu berharga, justru setelah ia tiada.
Kisah ini menyentuh hingga ke dasar hati, mbak. Kita harus selalu bersyukur tentang apapun yang kita miliki saat ini.

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

Aku jadi terenyuh membacanya Raa...

btw,.. koq jarang mampir sih?
atau aku yang jarang mampir disini yah?

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

terkadang kita memang baru bisa merasakan betapa berartinya seseorang ketika dia sudah tidak bersama kita lagi.

etikush mengatakan...

malang nian nasib sang suami,
mengalami KDRT secara mental sampai meninggal,
seandainya aja ada komnas laki-laki,
moga2 tidak ada lagi suami yang mengalami KDRT.

etikush mengatakan...

pesan moral dari surat tersebut sangat mulia.

dan sangat informatif, karena dari kisah hidup mba rina, saya jadi tahu bahwa di dunia ini ada pimpinan CV yang gak punya pembantu rumah tangga di rumahnya, sampai2 istrinya capai karena mengerjakan semua pekerjaan rumah, dan capai karena ngurus cucian.

Mulyani Adini mengatakan...

Salam kenal...
Memang menyesal selalu datangnya terlambat...
Dan tidak begitu menyadari kalau orang didekat kita sangat kita butuhkan...
Pelajaran buatku juga...