Bukannya aku melupakanmu sayang……Tapi jujur aku sedikit lupa raut wajahmu. Entah kenapa? Bahkan guratan-guratan matamu yang melekat erat pada otakku sedikit demi sedikit sudah hilang dari memoriku. Tapi jangan kau salahkan aku karena sedikit lupa pada rautmu. Karena waktu yang jarang menemukan kita, walaupun hanya sekedar ucap selamat pagi cinta
Setelah kau hanya singgah di sebuah tempat yang kita sebut rumah. Ya…sebuah rumah walaupun kecil tapi kita tinggal disana.
“ Agar aku bisa membeli rumah yang lebih besar untukmu sayangku?”
“Agar aku bisa membelikan tumpukan buku yang tak akan pernah tamat kau baca, tentu saja dengan pemutar musik yang kau idam-idamkan agar kau bisa mendengarkan lagu-lagu favoritmu. Atau mungkin kau ingin membeli seperangkat alat karoeke untuk membunuh waktumu”
“ Kau maih suka fotografi kan? Nanti aku akan bawakan kamera terbagus untukmu dengan notebook yang bisakau gunakan selama 24 jam penuh jika kau sudah mulai jenuh”
Tapi maaf….jika aku sedikit melupakan raut wajahmu. Saat malam-malam kau pulang bersamaan dengan mentari.
“Aku lelah”
Dan kau tetap membiarkanku terdiam dan asyik dengan catatan-catatan kecilku. Dan kita saling tak peduli. Kita bukan seorang anak autis yang hanya bisa hidup dengan dunia kita sendiri sayang………
Pernahkah kau tau? Jika aku selalu sedikit…yang sedikit saja meneteskan air mata di antara catatan-catatan kecilku. Membolak-balik kertas dari sebuah buku tanpa pernah ku tau alur ceritanya atau bahkan menitipkan sedikit rindu genggaman tanganmu saat aku merasa lemah. Atau hanya sekedar menikmati makan malam dengan cerita ringan tentang senja yang sangat aku cintai.
Jangan salahkan aku sayang…..jika aku sedikit melupakan raut wajahmu. Sedang kau sendiri tak pernah ingat keberadaanku,
“ Ini untuk kehidupan masa depan kita berdua, Raa”
Aku terpana. Kehidupan kita berdua? Bukankah kehidupanmu apa pernah kau menanyakan arti sebuah kebahagian jika malam-malam aku hanya sebagi penjaga pintu?. Apa aku hanya bisa bahagia dengan mimpi-mimpi yang kau inginkan ? ya….mimpi yang kau inginkan bukan mimpiku.
Dan wajahmu semakin lama semakin aku lupakan saat malam-malam itu semakin membawamu jauh dariku. Menghempaskanku dalam sebuah kesendirian. Sebuah dilemma, kataku.
“Inlah caraku mencintaimu sayang, bukan dengan puisi ataupun lagu”
Aku kembali terdiam. Aku tak butuh puisi, aku tak butuh lagu. Aku hanya ingin seorang teman.
Dan kau pun kembali berlalu menerobos gelap malam dan meninggalkan ku yang kembali sibuk menata raut wajahmu.
Maaf sayang…..jujur aku sedikit lupa raut wajahmu. Karena banyaknya waktu yang hancurkan rautmu dari ingatanku.
kupersembahkan catatan ini kepada
perempuan-perempuan yang selalu menunggu
atas nama cinta, kesetiaan dan sebuah ikatan
17 komentar:
Perlunya waktu untuk keluarga, tanggalkan kegiatan sejenak, refreshing berdua untuk kebahagiaan sebuah keluarga!
Ehm, kebutuhan Istri ternyata bukan hanya lahiri saja yak.....
tapi batinpun sangat penting...
harus seimbang dan memahami satu sama lain...
semoga semua pencinta merasakan kebahagiaan
parah tuh kalau mulai lupa wajah
aduuuuuuuuuh,,,
jangan lupa dunk...
Esok Mentari kan Kembali Bersinar...
Salam ...
Aku juga udah mulai lupa...
gmana kita sebenarnya...
dan ke mana?
hufh... no comment dah, nendang banget nih ke aku. hehehehe
jaga cintanya saja say... meskipun lupa rautnya. selma masih ada cinta ikatan itu masih ada, tapi kalo ketidakberadaan dia disisi kita juga melunturkan cinta kita... itu lebih berbahaya lagi.
Lebih baik lupa raut wajah tapi jujur ketimbang ingat tapi bohong...
waduh...
no comment dah..
met malam ya
uhmmmm speachless...kalimat penutup mbak sangat nendang :((
tak bisa kah dikatakan apa yang menjadi mau kitaa???
apa bisa melupakan raut wajah mba?
Ternyata memang frekwensi pertemuan dibutuhkan dalam sebuah hubungan :)
Atau memang amnesia ya k jadi lupa :p
Just kidding k'
yakini saja, esok akan lebih indah!
Ya mbak.., hanya waktu dan kebersamaan yang membantu kita untuk mengingat raut wajahnya...
Tumpukan buku, peralatan fotografi, notebook yg canggih... akan menjauhkan kita dari mengingat seraut wajah.
Tulisannya oke banget nih...!
kebutuhan materi memang diperlukan...namun kebutuhan batin dan jiwa lebih utama....
Posting Komentar