11 Jan 2010

SUSTER KERAMAS…..??????? TERNYATA!!!


Saat pertama kali kabar datangnya Miyabi ke Indonesia untuk membuat film, aku sudah berniat dan mengatakan ”wajib” untuk menontonnya. Eits….bukan karena aku pecinta “Miyabi” atau film sejenis itu tapi karena ingin menguji antara kehebohan dan kualitas dari film tersebut tentu saja dari mata pengamatanku sendiri. Sayangnya….”kewajibanku” menonton film itu hilang karena kontroversi “Sang Miyabi”.



Namun beberapa minggu terakhir ini, muncul film Suster Keramas. Dari judulnya saja aku langsung Ilfeel. Kenapa harus suster keramas? Bukannya suster senam, suster jalan-jalan, suster sakit, suster sehat, suster cantik atau suster-suster yang lain. Keramas.....? dari segi semiotik dapat diartikan keramas berarti mandi besar setelah melakukan ”sesuatu” (aku paling sulit memilih kata-kata untuk menggambarkan sesuatu yang sensitif. Fuich.....maaf!). Dari media aku tahu kalau film ”Suster Keramas” ini adalah film pengganti ”Menculik Miyabi” yang gagal di produksi. Dan ada kesamanaan yaitu memasang bintang porno dari Jepang. Porno......? Iya bintang porno Jepang, Rin Sakuragi, yang menduduki peringkat 2 chart Japanese AV (aku tidak paham maksudnya) serta telah membuat sekitar 20 film porno sejak umur belasan tahun. Tentunya Rin Sakuragi ”lebih hebat” dari pada  Sang Miyabi.

Hingga suatu siang menjelang sore di sebuah bioskop aku terdampar. Jujur.....aku tidak pernah tertarik untuk menonton film yang menjual pornorafi dan tentunya tubuh perempuan. Aku sangat anti! Tapi entahlah! Ada dorongan yang memaksaku untuk menonton film itu paling tidak untuk menambah referensiku. Dan iseng aku membeli tiket film ”Suster Keramas” lima menit sebelum film itu di putar. Dan wow.......yang membuat aku agak kaget puluhan kursi yang disediakan terisi full hanya tersedia dua bangku kosong itu pun berada persis di depan layar. Tak apalah....dari pada penasaran. Dan tiket langsung ada di tangan tanpa ada pemeriksaan KTP padahal jelas sekali film itu untuk 17 tahun keatas. Atau mungkin karena memang mukaku sudah terlihat di atas 25 tahun? Hehehehehe.....Wow yang kedua membuat aku sedikit terkaget-kaget setelah memasuki studio adalah banyak muka-muka yang aku rasa usianya masih sangat muda dan aku yakin mereka di bawah 17 tahun. Entahlah.....Apakah mereka diperiksa KTP atau tidak?

Film ”Suster Keramas” sebenarnya idenya sangat......sangat sederhana. Dan menurutku sangat jauh berbeda dengan film-film berkualitas yang pernah aku tonton. Film ini berkisah tentang 3 orang sahabat, Kay , dan dua laki-laki yang menyukai film-film bokep. Untuk menyelesaikan tugas kuliah mereka menginap di sebuah villa milik sang kay. (aku heran...kenapa ya untuk menyelesaikan tugas kuliah harus menyepi ke villa. Bagiku, alasan ini terlalu dipaksakan). Di Villa ini mereka bertemu dengan Michiko, gadis jepang yang diperankan Rin Sakuragi, yang mencari seorang Suster bernama Karmila atas perintah Tuan Tanaka, ayahnya yang baru saja meninggal. Menurut Michiko, Karmila ada seorang Suster yang pernah merawat Ayahnya, yang memiliki sebagian besar perkebunan di wilayah tersebut. Dandanannya?.....jangan ditanyakan lagi!!! Super mini! Michiko di temani oleh laki-laki keturunan arab. Michiko dan temannya akhirnya tinggal bersama dengan Kay dan kedua sahabatnya untuk mencari keberadaan Suster Karmila. Setelah mengalami banyak kejadian aneh (yang bagiku sangat dipaksakan) akhirnya baru diketahui bahwa, Tuan Tanaka menjalin cinta dengan Suster Karmila. Hingga akhirnya Tuan Tanaka di usir dan meninggalkan Suster Karmila yang ternyata telah hamil. Oleh kakak-kakak Suster Karmila, bayi perempuan diletakkan di depan sebuah Villa milik orang kaya. Dan bayi itu ternyata adalah Kay. Jadi Michiko dan Kay ternyata masih sedarah karena satu Ayah, yaitu Tuan Tanaka. Sedangkan nasib Suster Karmila sangat tragis. Dia di hukum rajam hingga tewas dan di kubur ditengah hutan. Suster Karmila disebut juga Suster Keramas. Karena sejak merawat Tuan Tanaka, setiap pagi Suster Karmila keramas sehingga rambutnya basah. Nah lo.......tidak perlu aku jelaskan kenapa Suster Karmila keramas tiap pagi. Karena aku yakin tanpa dijelaskan pun, sobat semua pasti sudah tau. Upss....ada lagi yang tertinggal. Di Villa itu Kay bertetangga dengan Konak, seorang pembuat film porno dan Linda sang istri yang telah membintangi banyak film bokep. Konak dan istrinya tewas dibunuh hantu Suster Keramas. Ternyata Konak, saat masih kecil sering mengintip Tuan Tanaka dan Suster Karmila saat berhubungan intim sehingga saat dewasa terobsesi menjadi sutradara film Bokep. Dari Konak juga, masyarakat tahu tentang affair antara Tuan Tanaka dan Suster Karmila.

Jujur! Aku tak pernah melihat bokep. Dan selama melihat film ini aku langsung eneg, muak dan sedikit risih. Jika di media massa banyak tokoh masyarakat meng”haram”kan film ini, dan aku adalah orng pertama yang berteriak setuju Dan ada beberapa alasan kenapa aku setuju dengan fatwa ”haram”. Dan jika ada yang mengatakan film itu tidak berbau porno tapi mengutamakan kemampuan akting dan mengatasnamakan seni, bagiku itu nonsen!

Akting? Akting keren mereka tertutup gerakan-gerakan “sensual”. Walaupun dikatakan film Suster Keramas merupakan film yang bergenre Komedi Horor, tapi jujur lebih banyak adegan bokep dibandingkan adegan horornya. Ada adegan saat kedua laki-laki membayangkan berhubungan intim dengan Sang Michiko. Oh My God! Michiko berbusana sangat.....dan sangat....... minim. Bahkan melepas satu persatu pakaian dalamnya dan melemparnya dimuka kedua mahasiswa. Terlihat jelas punggungnya tanpa selembar benang pun dan wajah kedua mahasiswa “bokep” tersebut bener-bener “mupeng”(waduh.....sekali lagi maaf jika aku tak punya cukup kosa kata yang tepat). Termasuk saat adegan Michiko mandi dengan menggunakan shower. Bisa anda bayangkan cara mandi yang lebay (kata Ruben Onsu). Bahkan disini enggambarkan jelas adegan sepasang lesbian! Aku semakin geleng-geleng kepala. Terus yang membuat aku agak membuang muka adalah saat, Michiko sedang tidur dan hanya menggunakan gaun tidur sangaaaaaatttttttt tipis sehingga terlihat jelas pakaian dalam berwarna hitam. Dan kenapa juga yang shoot harus bagian bawah yang paling intim dari wanita. Belum lagi pemeran film porno tetangga Kay, yang hanya menggunakan pakain dalam hitam berenda berlenggak lenggok seperti penari streptis bahkan berkali-kali melakukan gerakan seperti gerakan berhubungan intim bersama suaminyadan juga bersama salah satu mahasiswa. Bener-bener gila.....Aku jadi bertanya-tanya dimana sisi seninya? Dikatakan horor hantunya malah terlihat lucu karena terkesan dipaksakan. Dikatakan komedi, dimana lucunya ? lucu yang ironis. Dan lebih cocok dikategorikan film porno yang di kemas dalam bentuk Horor.

Waduh....seandainya adegan-adegan yang aku ceritakan di atas di hapus, sebenarnya sama sekali tidak berpengaruh dari alur cerita. Dan aku lihat durasi adegan-adagen yang menurutku tidak penting lebih lama dibandingkan inti cerita, seperti cerita flasback yang hanya berbentuk slide-slide adegan cepat yang aku yakin akan sangat mudah dilupakan oleh penonton atau yang lebih ekstrim mereka tidak bisa membaca makna slide-lide itu. Kenapa aku berani mengatakan itu, karena pasangan muda disebelah ku sempat mengeluarkan suara, ”maksudnya apa sih...kok aku nggak paham abis cepet banget gambarnya”. Bagian terpenting dari alur cerita terkesan harus dipercepat untuk memberikan durasi yang berlebihan pada gerakan-gerakan vulgar dan erotis. Halah.....
Apalagi endingnya yang membuat aku semakin ilfeel. Diceritakan Konak dan Linda, istrinya mati dibunuh oleh Suster Keramas. Tapi polisi hanya menemukan jasad Konak. Dan saat kedua mahasiswa bokep itu mempertanyakan keberadaan jasad istri Konak, tiba-tiba saja muncul Linda, istri Konak dengan menggunakan pakaian suster dan telah menjadi hantu sambil mengatakan, ”aku sekarang yang menggantikan suster keramas”. Kurang lebih seperti itulah. Ending yang tidak masuk akal.

Tapi ada juga sih pelajaran yang bisa diambil dari film itu (jika penontonnya tidak hanya berniat melihat adegan syur), yaitu melihat film bokep akan berefek buruk bagi keseimbangan psikis seseorang. (sepertinya aku terlalu memaksakan untuk membuat kalimat ini. Maaf)


Aku berusaha search yang berkaitan tentang Film Suster Keramas tapi ternyata hampir semua komentar hanya berisi tentang keberadaan Rin Sakuragi. Padahal aku berusaha mencari pemeran-pemeran tokoh lain, seperti tokoh Kay, Konak, dan Linda (tokoh yang satu ini sangat membuat aku bertanya-tanya karena keberaniannya tampil sangat ”berani” dengan pakaian yang sangat minim). Dan dari semua tulisan tentang Suster Keramas, tidak ada satu pun yang menceritakan tokoh Linda, padahal erotisnya tidak kalah dari Rin Sakuragi. Dan tokoh Linda ini adalah hasul produk dalam negeri). Dan hasilnya NIHIL!!! jadi aku hanya mengandalkan ingatanku untuk menulis catatan kecil ini.

Aku buat catatan ini bukan untuk memojokkan sebuah film, karena aku tetap menghargai apapun jenis film karena itu merupakan hasil budaya (cipta, rasa dan karya) dari manusia termasuk film Suster Keramas. Yang amat sangat aku sayangkan, kenapa film seperti ini harus di pertontonkan di bioskop secara luas dan hanya dengan tiket 15 ribu rupiah. Lalu bagaimana mental remaja yang melihat film ini?. Apalagi aku sempat temukan sudah ada bajakannya?Ampun.....jika seorang anak membeli hanya dengan 10 ribu lalu menontonya dirumah lalu apa yang terjadi? fuich

Aku jadi miris saat penonton film Identitas, Film Jamilah dan Sang President, Film Emak Ingin Naik Haji dan flm-film sejenisnya hanya ditonton oleh segelintir orang dan jauh berbeda dengan Film Suster Keramas yang full penonton setiap pemutaran. Jadi bertanya-tanya kenapa film yang banyak mengandung ke”vulgar”an ini bisa lulus sensor sedangkan Film Balibo langsung dilarang pemutarannya di JIFESST?. Ah....entahlah! aku yakin para petugas sensor mempunyai alasan tersendiri! Apakah keberadaan mereka perlu dipertanyakan sebagai "hakim" untuk menentukan layak sensor atau tidaknya sebuah film.
Sumpah.....!!! cukup sekali saja aku melihat film sejenis ini! Dan tidak akan pernah melihat lagi melihat film sejenis.
Dan buat kamu yang selalu berpikir Konak dan pengkoleksi film bokep, kamu wajib nonton film ini. Dan kamu akan merasakan perbedaan dengan koleksi film bokepmu. Tapi kamu harus masih punya iman, kalau tidak jangan heran ada berita tentang pemerkosaan di wilayahmu.
Temanku sms, ”Raa mending liat film bokep sekalian soalnya nggak nanggung kayak Suster Keramas”
Aku tersenyum miris sendiri. Suster Keramas? Ternyata ! Whatever.........





27 komentar:

yans'dalamjeda' mengatakan...

Suster keramas?! Rin Sakuragi?!
Jadi beneran pingin keramas nich! hahaha.....*kidding

Yusnita Febri mengatakan...

belom nonton, gak minat telih milih nonton sang Pemimpi atau animasi disney.. :)

bandit™perantau mengatakan...

pake sampo apaan?

hehehehehe

Nyunz mengatakan...

aku liat trailernya, emng bener bener menggairahkan weheheheh..

judulnya aja wes aneh gtu, hikz.., suster keramas, nyebur aja di GOT, kok ngga disensor si, heran dech !

semoga para "pecinta seni itu" bisa bener bener memberikan seni yang sesungguhnya :),

sang Pemimpi jauh jauh jauh lebih berkualitas!!

Anonim mengatakan...

hahaha..setuju sekali!
Film yang aneh dan gak jelas alurnya..

duniaira.blogspot mengatakan...

Memang sih.....Film Suster Keramas tidak bisa di sejajarkan dengan Sang Pemimpi yang mmepunyai nilai 100 jempol bagiku
Dan aku memang sengaja tidak mereview film Sang Pemimpi karena aku yakin semunya sudah mengikui alur ceritanya.
Dan alasanku mereview Film Suster Keramas ini hanyalah member sedikit gambaran tentang "hebatnya" badan sensor film yang bisa meloloskan film "bokep" untk dilihat di bioskop
Seperti katka terakhirku
Whatever......

mocca_chi mengatakan...

hahaha... ada dua jenis filem, filem berbobot dan filem dibobotin ut komersil, kukira ini jenis filem kedua. tujuannya hanya ut komersil, cri keuntungan walaupun caranya dg vulgar.

tpi anehnya, pemainnya bintang panas nomer dua setelah miyabi, kok ga ada yang koar koar kek miyabhi ya?

Kabasaran Soultan mengatakan...

suster keramat
ulasannya panjang amat


he-he-he

hari Lazuardi mengatakan...

judulnya saja sudah bercerita..

Alil mengatakan...

begitulah film sampah...
alil kasihan sama generasi abg kita yang ikut menonton film ini...

*Japanese AV = Adult Video.

REYGHA's mum mengatakan...

Thanks reviewnya yang lengkap sulengkap mantap surantap bisa mengajakku ikut eneg...aku setuju film itu "haram'..Mba ira hebat...

ateh75 mengatakan...

Miyabi ditolak,diam2 nyari gantinya ya...ampun deh.

sibaho way mengatakan...

nungguin avatar di kotaku :D

catatan kecilku mengatakan...

Makin gak tertarik nonton setelah baca ulasannya mbak... hehehe
Mending nonton Sang Pemimpi aja deh..

the others.... mengatakan...

Mbak Ira nontonnya sama siapa..?
Hehehe.... makasih udah berbagi info ttg film ini.

Unknown mengatakan...

dari judulnya aja aku udah gak tertarik.

nuansa pena mengatakan...

Yang sensor ketutup uang setan!

nuansa pena mengatakan...

Kalau ada film ginian lagi jangan diulas mbak, terus terang barusan aku neg berat!~

Jhoni20 mengatakan...

kali bener ya ra kata temennya mending nonton bokep sekalian.....dari pada nonton pilem nanggung kayak gitu!!!

yg saya heran kok bisa tayang di bioskop ya?!?!?!?

duniaira.blogspot mengatakan...

tenkyu buat temen-temen yang sudah berapresiasi
dan sory banget kalo seandainya ada yang merasa "risih" dengan ulasanku
Aku hanya ingin belajar jujur karena banyak fakta yang ditutupi dan mungkin sangat jarang yang mau mereview film sejenis ini dengan alasan "nggak pantas"
Dan aku ingin juga membuka mata kita bersama inilah kenyataan hidup yang ada di sekitar kita
Semoga!! kita semakin dewasa menghadapi permasalahn moral

Ninneta - MissPlum mengatakan...

ohhh gitu ya... tapi emang sekarang kan sering gitu... akting pas pas an yang penting mau adegan syuuurrr...

Ninda Rahadi mengatakan...

gimana juga sama film2nya dewi persik? euhh ya sejenis itu semua lah mbak...


he em, padahal aku pengen nonton balibo

H mengatakan...

kentang yaa.. mendingan bokep mbak :D

tapi aku lom lihat ini di bioskop sini.

jc mengatakan...

Benernya dari judulnya aja aku udh kerasa aneh, memangnya kenapa kalo keramas? Aneh gitu? Mungkin karena udh bosen ngesot2an terus kali ya makanya jadi diganti keramas. Dan bener tuh kalo jalan ceritanya kayak gitu pasti banyak yang konfliknya dipaksakan. Tapi nice review, Ir.. membuka wawasan juga. I would never blew my money up for that kind of movie myself ;(

Chan mengatakan...

Buat Film juga ah...

"Gue ga pernah Keramas"

Ceritanya apa ya? Mmmm..apaya... ada usul?

iwan mengatakan...

Dari ceritanya Ira, aku justru penasaran pengen nonton...padahal sebelumnya nggak ada niat...

Annur Shah mengatakan...

dari judulnya saja sudah tidak indah menurutku, aku jadi gak penasaran lagi karena sudah diringkas ceritanya dan menurutku film2 sprti ini maksiat sekali.

yah hukum menonton film/ sinetron itu baik apabila tidak memakan waktu berlebihan.
Aku rasa ini film yg sangat menjijikan dari ku lihat iklan yg kontroversi di berita juga wah parah....